Perjuangan CINTA SEJATI
al dirinya bekerja. Ya, Velin juga bekerja disalah satu restoran terkenal, meski hanya tamatan SMA, restoran tersebut tet
rja, ia ingin menabung dengan uangnya sendiri tanpa harus meminta atau menyisihkan uang belanja. Mengingat bahan pokok sekarang menjulang tinggi
, Doy? Omaygat!
buatkan satu rumah lebih bagus lagi dari ya
sedia kok. Kapa
ti berbeda jenis, karena Velin dapat mengetahui dari suara itu dnegan.jelas meskipun keberadaannya sekarang di dalam
ak dari kasur berusaha untuk tidak berpesangka buruk. Velin segera k
hu ak
e
wa seorang wanita asing berpakaian kurang bahan. Melihat tingkah gila mereka, Velin menjadi muak, ia merasa Doy sudah menghianatinya. Padahal ia sudah berharap jika Doy tidak akan menuruti kata-kata mamanya
r
a lemas hingga tak bisa menopang badannya. Merosot ke bawah dengan posisi berjongkok dan menenggelamkan wajah diantara kaki itulah keadaannya sekarang. Han
jut juga menunda cumbuan mereka. Netra mereka sempat teralih pad
ng ia bawa, lalu melanjutkan hal tidak senonoh yang sempat tertunda tadi. Ia tahu bet
elin mendekat dengan mata merah d
ri mana yang kamu
a yang sempat fokus kini beralih menatap Velin yang meman
rgilah!" berang Doy sambil berdecak pinggang mengubah pos
dilengan kekar milik Doy. Betapa murahnya wanita itu, bukan? Bahkan sikapnya sepert
. bar?" duga Velin dengan sorot mata memicing. Seolah tengah menyelidik
Doy. Suara lelaki itu benar-benar tinggi, Velin tak menyangka begitu marahnya Doy kala Velin mengatakan wanita yang ia bawa ad
pannya. Selama berumah tangga, Velin belum pernah mendengar kata b
kan wajah. Seolah-olah berani berhadapan dengan wanita
h urat malunya sudah putus atau memang dari lahir tidak ada urat malu. Sehingga terang-terangan
ang!" bentak Velin tak terima. Ia memajukan langkah hendak meng
ambil diatas rak sepatu ke dalam mulut wanita tersebut. Meski tidak masuk, dapat melukai mulut wanita itu sudah cukup baginya. Namun, penghalang besa
kembali. Kali ini suaranya s
aikan seperti seorang pembantu. Hal itu membuatnya harus menahan kesal dan kecewa setengah mati. Entah mengapa ia jadi ingin membawa lelaki lai
ke sembarang arah, hingga tanpa diduga sasar
epala yang sempat terkena telapak
licik, seolah puas dan senang kala lemparan sendal yang tidak ia duga tepat pada sasaran, tanpa diketahui oleh manusia manapun. Lalu mengubah
di sini," lirih wanita berrambut merah sebata
l kondangan," batin Velin sambil berdecih pelan. Meskipun ia ta
tak terkira. Lalu berbalik badan dengan gaya bert
Seolah tak tahu menahu tentang apa yang di
n lagi Doy mengeluarkan suara bentakannya. Tangan lelaki itu tampak mengep
at mata," sahut Velin sambil melipatkan tangannya didada, lalu bersandar didinding siap menghadapi lelaki
lalu merangkul kembali pundak wanitanya, tak lupa pula sendal yang sempat ia genggam sudah terbang ke arah Velin. La
enghindar, hingga sendal yang melayang