Perjuangan CINTA SEJATI
a tanda-tanda hamil atau tetap
merasa gugup, alias sedikit tersinggung mendengar penuturan ibu mertunya. Velin berusaha mengatur na
empat ngeluh ketika disuruh cek ke dokter. Velin mempercepat geraknya, sebab, ia ingin mendengar jawaban dari sang suami, Velin be
Pusing nih kepala dengar itu terus!" sahut Doy
aruh nampan diatas meja sofa, lalu duduk di samping suami
tentu rutin melakukannya, 'kan? Kenapa belum berhasil?" cetus ibu mertua Velin dengan mimik wajah
emaksimal mungkin, setiap ada berita promil aku tak pernah absen seharipun, kok." Kali
ncarkan oleh ibu mertuanya, membuat
angan-jangan kamu ini yang penyakitan?! Begitu?
terkejut, ia terus terang menjawab den
himku sehat, gak ada keluhan ap
nya gak hamil-hamil!" tukas sang mertua tetap tak percaya apa yang dika
ang hamil!" potong Doy karena sudah pusing mendengar lontaran d
terdengar, eh gembel ini belum juga hamil rupanya!" kilah sang Mama dengan mata yang sengaja dipelototkan. Ia berkata demikian e
ditengahnya gak ada anak! Bisa menyesal kamu kalau gak ada anak! Mendingan nikah lagi aja! Ge
kata-kata itu. Sungguh ia belum siap untuk dimadu
kan menantu idamanku!" tantang sang mertua tanpa memikirkan betapa remu
lin menjerit. Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca atas hina
sebenarnya Doy menginginkan hal ini, namun ia tak ada keberanian sama sekali. Namun,
juga berpikir jika Velin lebay. Ucapan sang Mama tentu saja membuat moodnya naik, ni
wanita gembel kaya dia ini! Bisanya menyusahkan saja!" kata sang Mama dengan raut muka yang sang
Doy akan melepaskannya begitu saja," sambung Doy dengan senyuman yang merekah le
eratuan negara." Doy mengusap pundak Velin dengan senyum tipis, meski ia tak tega melihat Ve
g. Berusaha semaksimal mungkin agar tangis da
y
t? Apa kamu tidak bisa membedakan garam dengan gula?!" semprot ibu mertua sambil menyerka
lagi Velin terkejut. Bagaiamana bisa ia melakukan hal itu? Padahal yang ia in
t sedikit untuk memastikan rasa yang ada pada teh itu gun
an ibu, kalau dihadapan tamu yang lain? Mau ditaruh dimana mukaku?!" seru Doy menimpali. Lalu mena
ang bergetar. Kesalahan selalu saja menghampiri dirinya jika dihadapan sang mertua. Entah setan mana yang merasuki tangannya sehingga salah ambil toples. Apalagi tadi teli
r menjengkelkan sekali bertamu di sini!" simpul ibu mertua Velin sambil beran
ngkah lebih jauh dari tempat duduk. Sengaja ia menaw
esti ditanya!" sahut beliau dengan garang.
gepul di depan rumah pertanda mobil sudah melaju meninggalkan perkarangan tatkala
dak beku seperti patung, hanya bahunya saja yang bergetar karena t
sap mukanya dengan kasar. Muka yang sudah basah oleh air mata ia
anita yang berguna," lirih Velin pada dirinya sendiri. Satu-satunya penyemangat diri adalah