Menantu Yang Tak Diinginkan
a, yakinlah bahwa Tuhan lebih tahu yang
*
an Ibu dan Mira?" Aku menger
aat ini pun sering membuatku frustrasi. Pernikahan yang bar
lain. Pantas saja, di malam pertama pernikahan, ia tak menyentuhku dan segera bergegas keluar dengan alasan
, apakah diriku tak menarik di matanya? Sebagai wanita aku merasa tidak jelek, tinggi semampai, kulit kuning langsat, dan
ka," sahutnya lagi sambil melep
tu pada mereka. Aku tak pernah keras pada mereka, malah
n." Aku mendengus kesal, bagaimana bisa di
bagaimana perlakuan mereka padaku? Tolong jangan menutup mata hanya karena Mas ngg
pa aku menikahimu jika aku tak mencintaim
p mata lawan bicaranya. Meski usia pernikahan kami yang baru seumur jagung, te
tkan perdebatan ini lagi." Aku segera keluar dari kamar. Ru
ti membuatku merasa nyaman. Bau buku yang selalu menjadi obat penenang kala rasa marah m
akang rumah. Bangunan kecil yang terpisah dari rumah utama. Mertua dan iparku tak pernah berkunjung,
dan Mira menindasku. Karena beliau pulalah, sehingga Mas Agung memilihku
kali kami bertemu. Ya, kami sering bertemu karena berada di kompleks perumahan yang sama. Ya
enutup kemungkinan, bahwa ia akan bertemu dengan Lidya di hari ke
p wanita gampang jatuh hati jika telah menetap bersama? Ataukah hanya hatiku yang terla
itanya lagi, mengapa aku masih bertahan? Jawabannya mungkin terdengar bahwa aku hanya mencintai uang. Memang betul,
u terpaksa menerima perjodohan ini. Perjodohan yang telah disepakat
idikan yang kini berada di semester akhir. Meski memilih jurusan yang tak kusukai, tapi aku berkuliah denga
gung tempo hari yang membuat Mira ketar ketir. Sehingga ia segera merengek ke ibunya agar dibelikan ponsel yang lebih mahal. Al
miku. Jelas itu hanyalah sebuah formali
asan untuk pesannya dan segera mematikan ponselku. Aku tak peduli deng
cintaku padanya tertutupi dengan sejuta kekecewaan yang ia ciptakan untukku. Istri mana yang tak marah jika suaminya tertangkap basah bergan
buatku makin over thingking. Mas Agung tak melihatku, tapi aku juga berusaha agar tak terlihat olehnya. Untung saja para sahabatku
terbuka. Kulebarkan bola mata ketika melihat Mas Agung berada
u?" Ia menghampiriku d
erlihat lesu. Berharap bahwa laki-laki itu akan khawatir padaku,
rusaha mengelak. Aku berdiri m
?" Matanya menelusuri s
la di atas meja. "Tuh, buat skripsi,
i informasi yang kubutuhkan. Jantungku berdegup kencang, menjelaskan bahwa aku sedang tidak baik-b
in mendekat ke arahku. Ia menarik kursi yang berada di sampingku dan duduk
ama, bedanya, dia di New York sedangkan aku di Depok. Namun, lagi-lagi egoku menolak menerima bantuannya. "Mengap
api, mulutku seperti memiliki
skah seorang istri mengabaikan suami?"
erdiri. "Oh iya, aku lupa kalau kita sudah me
apa, Nara?" ucapnya penuh penekanan, berusaha menekan suaranya agar terdengar tetap
ini?" ujarku santai, lalu mem
pindah besok, kema
, terkejut deng
tapi sayang, bukan itu maksudku." Kula
al
ra berbalik. "Aku ingin bercerai.
pernah bercerai denganku," berangny