Menantu Yang Tak Diinginkan
ewet, tapi Tuhan berkata lain. Mungkin ini bisa kuanggap sebagai karma. Karena
n hidup sebatang kara. Padahal, aku memiliki suami, masih punya seorang ayah dan bahkan mempunyai saudara perempuan. Ayah yang ikut dengan kakakku di ko
u padat. Memiliki usaha di bidang properti sekaligus dosen di kampus
mi resmi pindah ke rumah Mas Agung. Rumah yang tak terlalu besar, tapi mem
eras untuk tidur di kamar terpisah. Ia mengikuti mauku dengan terpaksa. Setelah mengetah
nciumku, apalagi meniduriku. Kami tak pernah
danya? Wanita dengan kulit putih dan halus bak porselen, memiliki body bagai gitar Spanyol. Apalah da
kepalanya di pintu kamarku. Nada bicaranya ya
rkunjung ke rumah mertuaku, Mas Agung terkenal cuek dan tak ek
sini. Rumah Mas Agung cukup bersih meski tak dihuni, sebab setiap hari Minggu ada pekerja yang selal
" Ia memotong ujung karung dan meng
seperti itu, cukup tarik benangnya saja." Aku mengambil po
pat jika dipotong atau digunting," ujar
karungnya bisa dipakai lagi
ah, Ra. Ngapain pakai karung beka
ada kata lumayan di otak Mas ya
ap heran melihat tingkah kami. Kadang seperti pasa
ena dan terbuai akan segala bentuk perhatiannya. Namun, lagi-lagi realita menamparku. Kenyataan bahwa ia sering bertemu dengan Lid
nyanya sambil memasukkan
untuk merevisi lagi," bala
si skripsimu?" Akhirnya aku menoleh
gkat, dan fokus ke sayu
nanti." Finalnya tanpa
lakku yang mendapat p
ifat otoriternya terlalu mendominasi, sehingga aku tak s
dibantah. Bukannya takut, aku hanya tak ingin berdebat panja
jah tetap awet muda, meski tanpa bantuan sk