icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Gadis Biasa

Bab 2 .

Jumlah Kata:1025    |    Dirilis Pada: 14/05/2023

apa kali, aku hanya menggeleng-gelengkan kep

uat seseorang sebegitu terobsesinya denganku?" g

a satu persatu

mualaik

i ng

p kamu ng

h kamu

dak ingin mener

anya ingin mengut

aku seperti ini, karena baru kali ini aku merasa yak

ar

angkat t

ss R

ri mengingat sesuatu yang mungkin terl

emang benar-benar cowok yang aneh." celotehku panjang

k bergabung dengan teman-temanku y

m dan meninggalkan ponselku di dalam laci

enghindari cowok aneh yang tidak jelas tersebut, kemudian mengabaikan

nampakkan rasa sukanya, aku akan terus menghindar darinya sa

berprinsip, bahwa jika memang aku harus pacaran, maka aku ingin pacarku tersebut menjad

ka aku akan langsung menerimanya. Ya, aku tidak peduli siapapun orang

enjak aku masih remaja, kurang lebih saat usiaku sekitar 14 tahun. A

saat itu aku tidak ingin lagi mengurusi yang namanya percintaan dan tetap fokus de

n sifatku tersebut. Bahkan dari sekian orang yang pernah men

apa remaja laki-laki dan perempuan yang

an ponselnya, ada yang sedang bernyanyi, dan ada

kemudian meminjam gitar dari salah

ia laki-laki, perempuan, masih remaja atau sudah dewasa, b

agiaan diantara kami. Meskipun begitu, aku orang yang sangat tertutup jika

mi, jika ada yang berani menyindir atau memercikka

al yang lain sebagainya. Mungkin karena hal it

a penampilanku tomboy karena setiap hari aku akan mengenakan celana dengan potongan tiga perempat yang dipadukan dengan kaos o

percaya sepenuhnya kepadaku. Buktinya sangat jelas, sampai sa

i desa kami, hanya ada 3 orang yang sempat mengenyam bangku kuliah, salah satunya aku sendiri, kakak

aan, dan kakak kelasku yang bernama Taufik sudah bekerja

reka, aku sarjana Administrasi Negara, dimana te

tan saja, kurang lebih baru dua Minggu aku mendapatkan gelar it

am, ayahku memberikan sebuah kode dengan menutup sebag

asa sangat mengantuk dan memilih untuk

.

u sembari memanggil namaku. Orang tuaku sudah mengetahui kebiasaan mereka yan

mengajakku ke rumahnya setelah kami melakukan aktifitas

t akrab, bahkan kami terbiasa makan sepiring berdua, tidur

malam ada seseorang yang telah 'Menembaknya', "Waah... Be

k," jawabn

aa

atku sendiri. Aku menyukainya bukan karena kita memiliki gelar yang sama, tapi karena sikap tanggung ja

tersenyum di hadapannya

terlalu menyukainya,

nap

u yang lalu se

n menerimanya se

tahu bahwa aku bis

kamu terla

ohon rahasiakan hal

saat itu menyetujui pe

eka akan saling mencintai mes

odoh nggak akan kema

aku berpamitan un

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka