Kumpulan cerita dewasa 21++
gaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada p
engobrol mulai update politik, ka
nya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat, akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipaka
kit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langk
n. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ru
tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, "Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum ma
obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beb
embersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari keja
apunya dan masuk
mandi, sesampai di depan kamar Dina
masturbasi untuk memuaskan
ina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, di
i sekelilingnya. Dikocok-kocoknya me**k Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak
letingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut
tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti, Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan p
ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandang
iku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make
nya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina mema
pintu rumahku diketuk
a?",tanyaku. "Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas",jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuma
danya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. "Ah jadi ngrepotin om, makasih ya", Dita meminum seteguk dan kami pun n
Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap da
ggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu ka
menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tanga
ita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuang
kan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongn
a semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya k
dian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai keseta
n kehangatan me**k Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan j
perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin
lamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluk
ja hanya sedikit menutup va****nya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehi
menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, pe***ku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang pe***ku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sl
kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik pe***ku dan kumasukkan dari arah atas memeknya,
rasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut pen**ku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekk
k membersihkan sisa-sisa
erahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsan