Satu Malam Bersama CEO Duda
gun tadi, berhadapan dengan orang tua Zia. Sedangkan Zia berd
dirinya akan berada di posisi seperti ini, disidang ole
Bram, dan meminum minuman yang diberikan oleh teman lama saya. Setelah itu, kepala saya menjadi pusing, dan mulai mengantuk. Enta
ur katanya yang lancar, dan raut wajahnya yang tampak te
kalau sudah hamilin anak gadis orang," cibir wanita paruh ba
asanya seorang ibu akan menyangkal habis-habisan anaknya yang terpergok bersama laki-l
sama-sama mabuk, dan tidur nggak inget apa pun. Bangun-b
nya bisa jadi kalian berhubungan badan deng
gaimana pun menjelaskan, ibunya itu mem
an masih sama-sama mengenakan pa
ata tuan Azka, Ma
saya perlu bukti. Saya akan membawa Zia ke rumah sakit un
ntuk melakukan visum, karena memang dirinya semalam merasa tidak melakuk
h baik, Pak,
tiba-tiba menghilang, sebelum hasil visum itu keluar, dan dia tidak mau bertanggung jawab. Mau ditaruh di mana
ah, bahkan membayangkannya pun tidak sanggup, tapi ibu yang satu in
ggak melakukan apa-apa sama tuan Azka i
n keadaan nggak sadar karena sama-sama mabuk. Temenku pernah punya pengalaman seperti Kak Zia, yang berhubunga
ti temen kamu, Gea!" e
mpuannya, pun dengan istrinya yang masih yakin, Zia ta
Bukannya percaya pada anak, dan kakak mereka, tapi mereka justru terus
jebak, Pak," ucap Azka pada Zoni, yang sontak
jeb
an saya itu memesankan kamar ini untuk saya, kenapa bisa adiknya Zia memesankan kamar ini juga untuk Zia? Tidak mungkin petugas hotel menyewaka
mata, dan ibu Zia yang tampaknya menatap aneh pada Gea. Be
ebak kakak aku sendiri. Lagian pas aku nganterin kak
an Zia ke kamar ini, terus karena Zia yang lagi dalam keadaan mabuk, jadinya Zia lupa mengun
barangan. Sudah saya jelaskan tadi, saya tadi malam pingsan setelah meminum minuman dari t
sekarang, dan entah m
menyalahkan tuan Azka. Kalau Mamah sama Papah perlu bukti, ayo kita
di lorong hotel semal
ada Zia, sebaiknya kita ambil langkah lain lebih dulu. Suruh laki-laki ini untuk
uat nikahi kak Zia, karena bagaimanapun j
aimana lagi untuk membela diri, sedangkan Az
Zia tadi malam, Bu!" tegas Azka, lalu beralih menatap Gea deng
Zia. "Udahlah, Pah, nikahkan saja mereka, daripada keluarga k
, Mah!" teriak Zia. Kesabarannya sudah mulai
, lalu seperti membisikka
lum akhirnya berbicara. "Azka, sepertinya se
u pun sontak memb