Satu Malam Bersama CEO Duda
Ia pun lantas duduk, dan memeriksa pakaiannya. Napas lega ia hembuskan saat melihat pakaian di tubuhnya masih utuh. K
ang tengah memperhatikannya. Sama dengan perempuan itu tadi, Azka pun lantas memeriksa tubuhnya, d
?" tanya Az
s perempuan itu dengan ketus, tetapi matan
ng. Ia bingung, kenapa bisa berada di sini, dan tiba-tiba bangun dengan mendeng
ritahu saya, di man
gat-ingat, sebelum aku kehilangan kesadaran, aku sempat mengha
st
bahwa dirinya pun sempat
ngat apa yang telah terjadi, sebelu
lalu bertemu dengan seorang teman lama. Temannya itu menyodorkan sebuah minuman. Tadinya Azka menolak, karena mengira jika minuman
berat. Entah apa yang terjadi setelah itu, hingga akhirnya pagi ini Azka
n menyebutkan nama orang yang mengadakan pesta tadi malam. Perempuan yang sedari
ya sih," jawa
luas, dan mewah. Entah siapa yang membawanya ke mari tadi
um sesuatu saat pesta tadi malam," u
i mengingat apa ya
, hingga membuatku pusing. Lalu, adikku datang, memapah, d
ali apa yang terjadi sebelum ia pingsan
ka jadi bertanya-tanya, apa motif dari temannya itu. Sengaja menjebaknya
zka yang rupawan khas orang Asia timur, dengan warna kulit yang putih bers
mong, namaku Zia, Tu
uan itu yang kini sudah men
tidak habis pikir, di situasi seperti ini,
khirnya menurunkan tangannya. "Ah, tidak apa-apa kalau Tuan tidak mau menyebutkan nama Tuan
ya yang memberikan minuman, minuman itu
"Zaman sekarang, mana ada laki-laki yang nggak m
. "Nyatanya memang
alkohol atau sejenis obat yang ditaruh di minumannya, tapi
itu. Namun, sebrengsek-brengseknya Azka, ia ta
jibannya yang seorang muslim, sering tidak ikut puasa Ramadhan, dan sering mengabaikan ke
di sini, dan tidur di ranjang
dibalik, kenapa kamu bisa berada di sini?
nin kamar ini buatku yang udah mabuk berat, dan tidak
an saya tadi malam yang
tau temennya Anda mesenin kamar, tidak mungkin sengaja mesenin kam
Keduanya lantas tenggelam dalam pikiran masing-ma
a terbuka dari luar, dan
ejut. Di belakangnya ada seorang wanita paruh baya, dan seorang gadis yang umurnya tidak jauh dar
ati laki-laki paruh baya itu. "Pah, ini tidak
mpal Azka. Dirinya tentu tidak
ma pula, masih berani-beraninya ngaku dijebak. Apa kalian tidak tahu malu?" Wanita
yang memapah aku, dan juga yang bawa aku ke sini," ucap Z
arah gadis yang bernama Gea
an, yang tadi ngasih tau Papah sama Mamah kalau kak Zia nginep di sini? Tapi
lih menatap Azka dengan tajam. "Jelaskan pada sa