Love Psycho
a memakai syal tipis untuk menutupi bekas merah di lehe
ini." Sambut Mia dengan heboh membuat hampir
tanya coach yang bertang
r-benar membuat tubuhku pulih seketika. Aku sudah rindu te
juga, Miss," ujar
membubarkan perkumpulan itu karen
udah banyak sekali. Beberapa dari mereka adalah penjadwalan ulang karena tidak mau diterapi
ekarang dia hanya menunggu kedatangan pasienny
erjaannya dulu dan berencana untuk makan siang. Tiba-t
a?" tan
ng lagi,"
aget. Datang lagi? "Siapa?
Pak Eric!" jawab Mia sam
ak terjadi. "Biar aku urus dia dulu." Laura berja
Dan tempat itu biasanya dihuni oleh VIP. Laura m
sa saya bantu?" tanya
sehat?" Pria itu tidak m
a, Pak. Ada keperlu
toran sehat di sekitar ini. Sepertinya makanan China coco
an dengan melihat pria itu saja. Tapi mau bagaimana
aa
R
gi dan tampan muncul bersama beberapa orang di belakangnya. Kali ini,
l Laura dengan
ucapnya dengan suara penuh penekanan.
u bukan 'sayang'm
arin dia juga datang
akan mengajak istriku makan siang." Tia
istri? Aku bukan istrimu
Eric bertanya sambil
R
il Laura. Wanita itu terkejut bukan main. Dia ingin menghindarinya, tapi c
Aku tidak perca
ri hadapanku!" perintah Tia
mu lakukan?"
akan siang?" tanya Tian pada Mia
ergi makan siang bersamanya dan membahas beberapa masalah." Laura akhirny
emandang di tempat itu. Cengkraman itu benar-benar
Tian!" bi
nya dengan waja
jadi lepaskan tanganmu dari pinggangku!
melemparkan senyum tipisnya. Disaat seperti ini, pria itu benar-ben
sangat jauh dari Tian, rapat sekali dengan pintu
il Tian dengan
ian yang rendah seperti ini sangat menggetarkan
i," pi
ab Laura berusah
mar
R
h, l
lagi dan menyeretnya sampa
riak Laura sambil berusa
lari dariku
tajam itu. "A-aku tidak l
menunduk dan meraih bibir La
ntuk mendorong tubuh Tian. Gila! Ini gila! Pria gila in
cengkram jas hitam pria itu kuat-kuat karena permainan mulut
bibir bawahnya dan menghisap darahnya sampai terasa peri
kan apa-apa lagi. Tubuhnya terasa lemas. Diam-diam dia membalas kecupan itu.
ng tubuh Tian untuk menjauh
membuatnya lemah. Tian menyentuh ujung bibirnya dan ada darah yang terlihat di jari Tian. Ternyata bibirnya memang be
anya Tian saat menyadari La
i melemparkan pandangan ke lua
epas di dalam mobil itu. "Jadi
Laura. Dia sudah
ang!" perintahnya pada bawahan
k, P
ersenyum penuh pengertian pada Laura. Laura yakin kalau secara tidak langsung pria itu memi
Be