WIBU VS KPOPER
r ponsel pasti bisa berguna di masa depan. Sebab setelah berhasil mengendalikan dirinya lebih baik lagi, dia la
ana nyaris menggigit kuku saat panggilannya berdering, di layar tersemat jelas nama Ezra Atmadja
i balik sambungan telepon satunya, nyaris membuat si gadis mengembuskan napas le
awab dengan suara tenangnya seperti biasa, "Hai, Ezra. Sebetulnya ini agak menakutkan bagaimana ka
atas tanya basa-basi barusan. "Aku tahu sesuatu barangkali memang akan terjadi, karena itu aku memberikan nomor
yang mana tentu saja tidak akan bisa dilihat oleh Ezra di sana. Tapi, dia melanjutkan di detik berikut
gnya dengan jantung yang bertalu, hal-hal seputar pernikahan entah mengapa sel
tu perempuan setiap minggu bukanlah perkara mudah untuk pria yang lebih gemar menyendiri dengan PC kesayangannya di kamar. Ezra tidak tertarik pada wan
saat mereka bersama, boleh jadi karena memang mereka tidak banyak berinteraksi saat itu, mana saja bisa, Ezra enggan membantah bahwa dia lebih m
tetap mendengarkan. "Tapi, aku ingin tahu apa yang kau rencan
agal membuat Ezra sedikit terkesan dalam diamnya, pun saat gadis berpiyama ungu itu menuka
wa dia diam-diam tertarik akan langkah apa yang nantinya
agaimana denganmu, tapi aku sudah cukup lelah dengan tuntutan pernikahan, aku banyak dikenalkan dengan pria yang datang dari berbagai kalangan, seumuran, lebi
gga dagu, meneruskan, "Lalu? Apa yang me
nnya dengan cepat, Ezra sedikit kaget
i siulan bangga, "Ak
ru-buru menyimpulkan dan kau memprediksi kebutuhanku dengan tepat, atau entah kau memang senang saja memb
rtohok, tapi te
il jalan yang menguntungkan. Ezra bukan orang yang dengan senang hati menawarkan bantuan h
au bukanlah tipe orang yang senang mencari pasangan dengan cara klise sekelas perjodohan macam ini, Maka aku ras
ang bunda akan hadirnya orang yang bisa disebut menantu. Di dunia yang luas ini, bukannya tidak mungkin untuk menemukan manusia dengan persoalan se
sisi yang tidak menguntungkan, khususnya saat i
tu s
m tipis saat pria itu menukas,
aja Nara harus percaya diri, sebab apalagi musuh terbesar yang harus dia hadapi kalau bukan yang namanya keraguan? S
maumu se
? Tentu saja saat pekerjaanmu luang dan kita bisa benar-benar bica
ebelum mengatakan, "Aku bisa akh
wal. Bagaimana kalau kita
ang sama?"
Nara. "Senang mendengarnya,
u juga,
a. Rencana sudah dibuat, tinggal meluruskan apa yang seharusnya jadi