WIBU VS KPOPER
pi. Nara Aksana boleh jadi sudah menjadi satu dengan rutinitas yang menjadi denyut dalam nadi kehidupannya, semacam embusan n
n malam. Rumah tidak pernah tampak terlalu nyaman akhir-akhir ini ketimbang kantor yang penuh pembicaraan; rok kependekan yang jadi gosip anak-anak baru,
bil satu gelas air, wanita itu sudah menagih jawaban dengan wajah memelas yang -demi Tuhan- sangat memuakkan. Lagi-lagi, pertanyaan ya
ng mama atau berhenti sejenak untuk putar balik dan berpura-pura tidak mendengar sesuatu. Namun, tampaknya kedua opsi tersebut tidak ada yang lebih baik untuk dip
pas untuk menelurkan sebuah tanya, "Mama sebegitu ing
diam, seolah tengah berpikir keras. Geraknya mendadak terhenti dan Nara berusaha keras untuk tida
a dia butuh siraman air dingin untuk mendinginkan kepalanya sejenak, setidaknya jika ditodong sang mama begini, mau tak mau dia tidak bisa meninggikan suara sama sekali. Ke
lakangnya kembali buka suara, "Setidaknya, kali in
erkara mudah jika seseorang paling berharga di hidupmu mengajukan hal yang setengah mustahil untuk dijalankan dengan wajah mem
k ibu satu-sa
bukan anak tunggal, apa Mama tidak aka
ang sama, pembicaraan ini sudah habis tempo, tapi mamanya tetap gencar menagih tanpa lelah. Seakan masih menaruh harapan bahwa anak tunggalnya akan melirik, barangkali bet
san, Nara berusaha keras untuk tidak memutar bola mata dengan sorot bosan saat sang mama
an rambut coklat bergelompang yang disanggul rendah tersebut hanya mengangguk, berpura-pura
nggigit bagian dalam pipi sejenak sebelum kembali men
nya. Lantas, tangannya memaksa Nara menerima berapa lembar cetak polaroid tersebut dengan maksud membuatnya lebih tertarik membuka hati. Mamanya masih terlalu berharap,
" tukas sang mama, sorotnya dipenuhi keyakinan saat melanju
suka sejauh ini, jadi dia tidak begitu kaget jika foto yang disodorkan tahu-tahu adalah pria tua yang pantasnya sudah punya cucu dua. Tapi,
ena usia mereka yang tidak terlampau jauh, boleh jadi pula karena tatan
ya pun sama sederhananya; hanya sebuah kemeja gelap bergaris-garis kecil. Posisinya menghadap kamera, tampak seperti foto 3x4 yang digunakan untuk melamar pekerjaan
hanya Joon Eun Ho-seorang pria blasteran Jepang-Korea yang baru-baru ini sedang naik daun dalam karirnya sebagai lea
ka pada figur dalam foto kecil di genggaman, tapi tidak boleh samp
ut buat tidur menjemput hari esok. Biarkan hari ini berakhir begini saja. Untuk urusan besok, Nara sera