Second Marriage With The Perfect Husband
, takut kalau suaraku
an itu suamiku sempat menoleh. B
" Tanya Wina
nya terdengar sangat lembut. Dia bahkan tersenyum ma
h ini nona yan
kuminta lelaki
ngannya. Setampan apa pun dia, le
ndiri dan aku akan mengurus
. Tak kusangka dia cuku
setuju, aku pun tak ingin memp
tu itu, astaga, dia benar-benar sampah, apa
dia setuju untuk tidak menggangguku, teta
mengarah ke tempat duduk mas Rahendra dan Wina. Melihat itu
taku dengan buku menu, sehingga aku tak bisa melihat
anku," ucapku seraya mengambil
k menutup mataku lagi. Tapi sudah terla
ng menyentuh tangan Wina dengan bibirnya. Bu
ingin melabrak mereka berdua. Mas Rahendra benar-benar keterlaluan. "Mas R
berdua. Setelah sampai di sana, Kata-kata menyakitkan lainnya ke
ngimu dan mencintaimu," ucapny
kitkan melihat suami yang sangat aku cintai mengkhianatiku
itu, "aaa!" Teriaknya kesak
n Wina dari cengkraman tanganku. Aku sungguh tak ingin melepaskan
Rahendra langsung mendorongku dengan keras.
h di sini? mengapa malah aku y
ngat mengkhawatirkannya, "Wina sayang, kamu t
idak apa-apa," ucap
ampiriku. Kulihat tatapan marah yang menggebu di matanya
rada tepat di hadapanku. "Jangan kira karena kamu wanita aku tidak berani! Biar
akulah yang ada di balik masker yang sudah di lepasnya dengan paksa
a," ucapku dengan air mat
ila! Apa kau ma
ak
piku. Jujur aku terkejut, aku tak menyangk
u terjatuh. Bukannya permintaan maaf yang k
jahat dan kasar! Pikir dengan otakmu itu, apa yang kau lak
u pelan. Rasanya aku tak puny
ang kamu lakukan sekarang mas?
tak bisa menjawab per
ingin. Aku bagai gelas yang hancur berkeping-keping, tak mungkin bisa
bahaya! Mulai hari ini aku talak kamu!
apa katamu, mas!" Aku mencoba menggapai mas Rahendra, teta
kau kira aku akan bersimpati, sekarang aku merasa j
ini kepadaku. Orang-orang menatap kami dengan beragam tata
, "bukankah kau keterlaluan," ucapnya pada mas Rahendra. Lelaki i
dan menjengkelkan, sekarang malah membelaku di hadapan semua ora
p mas Rahendra seraya menunjuk-nunjuk
itu terlibat dalam masalahku, namun entah mengapa aku
u memegang erat tangan mas Rahend
intih mas Rahen
aku dengan tangan menjijikanmu itu, aku paling benci disentuh, apalagi oleh o
membuat tubuh mas Rahendra men
r
Wina seraya m
eriak Wina den
annya, dingin dan menyeramkan. Lelaki tampan yang aku lihat sebelumnya seakan berubah menjadi ma
hendak membalasnya pun Wina segera mencegahnya. Wina juga membisikkan sesuatu pana lelaki tampan itu. Matanya meng