Teacher and Her Rental Lover
k?" tanya Pak Sudib saat ia me
ak Sudib. Pak Sudib terlihat mondar mandir sambil memegangi ponselnya. En
jarin,saya cuma minta tolong pastikan semua mengisi absen dan latihan." Pak Sudib terdengar menghela napas. "Anak saya jatuh, istri
m. Ia lalu meminta absen dan memba
a. Namun, saat kakinya melangkah keluar kantor guru ia tahu, s
k ke kiri setelah melewati UKS. Di sana selang dua kelas dari UKS ada
wa. Ia mengetuk pintu beberapa kali, lalu membukanya sedikit. Airin pikir
iswa yang bernama Doni. Airin
jawab sambil me
Pak Sudib. Ibu
n. Jadi, Ibu yang akan menggant
.. be
ena Airin justru tidak
a mah nggak p
nap
kanya Pak Sudib nge
pa me
. Beuuh ... b
edemikan rupa. Dia juga tidak peduli alasannya. Namun, P
irin lakukan sekarang?
an benar. Dia juga tidak mau repot mencari-cari yang tidak ada. Anggap saja dia t
. Jangan kabur kalau mau
mereka mengiyakan apa
nit menunggu, ia mendengar samar-samar mereka sedang memainkan musik. Airin bangkit, saat akan melangkah
e
ar barumu ke re
Dia pikir Airin mau menuruti permainanya itu. Ia ju
alan menuju kantor. Itu niat sebelumnya, tetapi
u?" tanya Airin sambil
ke
ma Ibu. Kamu h
manut saja saat Airin mendorongny
memandang Dewa tidak percaya. Dewa pun yang salah tingkah jus
Airin masih terdiam membeku. Dia mundur ke belakang, mendekati gagang pintu. Niatny
yang entah kenapa Airin merasa Dewa sedang melihatnya. Anggap saja dia terlalu
emua yang
kan k
jika kau
la kum
erti menyihir semua orang yang di da
engkau cob
ah aku
h jika ak
h tuk m
olah ini ada bintang yang redup, tetapi setelah suaranya
un Airin jarang melihat kesehariannya, tetapi kali ini seolah
*
dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya di ruang guru. Saat jam Pak Sudib sudah akan selesai, dia ke studio
ewa yang sedang merapikan kabel. Dia tidak
?" tanya Airin setelah m
i, bel pulang sekolah berbunyi. Airin juga sudah memastikan semua rapi dan bersih dia āawaqka
anya Airin
mu nanti." Dewa menga
pikir ngapain Dewa datang ke rumahnya.
a mau tahu
id
auh dari temp
nselnya. Dia bahkan tidak lagi mendengarkan
e
rja aku m
hat layar ponsel dan Dewa bergantian. Mungkin ini aka
a saat membacanya. Ia tersenyum, kemudian berlenggang pergi meninggalkan Airin yang merapatkan matanya kuat-kuat. Sungguh, harusnya ia t