Cinderella's Heart
lelapnya, ia berdecak kesal begitu melihat sosok kecil berdiri di atas
ndekati ranjang tempat dirinya terbaring. Menepuk sisian ranjang denga
a riang, masih menepuk-nepuk sisian ranjang dengan semangat, seol
a berusia lima tahun itu perlahan naik ke tempat tidur, duduk di hadapan Isabel dan menatapnya, mengecup sekilas pipi ti
-senanglah hari ini, karena aku
g, mengusap wajahnya untuk menyadarkan diri. Namun, baru
k membawakan sepotong roti gan
gan
n tertutup, matanya kembali terpejam meregangkan otot tubuhnya sebe
-
ala pelayan dengan sopan meletakkan surat d
erah muda dengan tanda tangan kecil di sudut amplo
, ke mana per
ta, dan berkata akan kembali sebelum jam makan siang
an itu mengangguk sebelum keluar dari kamar Isabe
ulai membuka perlahan amplop merah muda di tangannya, sebuah kertas coklat dengan goresan pen
m teh, besok pagi di
era terlaksana dengan batalnya jamuan kali ini. Namun, sekelebat pikiran membuat senyum cantik itu meredup mengingat sang puja
ar kertas pada amplop pink yang tergeletak di meja, senyumnya merekah memasukkan pot
-
Vasco! Aku akan mem
," kata Vasco mengusap surai kaku gadis kecil di depannya ya
gi untuk bekerja!" Vasco mengangguk, gadis kecil bernama Puri i
r-masuk gang kumuh itu hanya diam menikmati hasil kerja dari Puri." Christoper menyeletuk, men
kain bekas dia sangat rajin sekali bahkan memanfaatkan waktu istirahatnya untuk makan dan membaca
nya
Chris, sekarang lebih baik bantu aku untuk menyusun kayu bakar di belakang, sepertinya sebentar lagi akan
getahuannya. Seperti melihat ibu Puri, setahu bocah laki-laki itu orang tua tak akan pernah membiarkan anaknya bekerja apalagi di usia muda seperti dirinya
bih banyak kayu bakar?" Christoper mendongak, menatap sosok perempuan
uh-jauh hari, Marry," jawabnya men
ering menyapa Vasco. Wanita itu pemilik kedai minuman tempat para aristokrat singgah di s
wanita bangsawan yang sudah tiga kali ini aku melihatnya memasuki toko milikmu," sindir
at beberapa kayu bakar untuk dibawanya masuk. Sedangkan Christoper yang sudah menunggu di depan pintu rumah hampir saja menyemburkan tawanya me
mbil air bersih untuk dimasukkan ke dalam cerek, menjelang malam dengan hawa dingin seperti ini b
enutup toko sederhananya tak lupa menghidupkan lentera sebaga
sun tempat beberapa keluarga yang kehilangan rumahnya tinggal, tak hanya itu perampokan biasanya akan terjadi mulai dari matahari tenggelam hingga fajar men
co lebih suka meracik sendiri gula dalam minumannya. Pria itu tidak akan segan untuk merasakan pahit di
kan satu sepatu lagi agar besok bisa menemani Mrs. Isabell menghadiri jamuan di rumah sahabatnya," kata
ali ke dapur untuk meletakan nampan kecil dan seger