Faith, Hope, and, Love
dak akan kuterima," ujar Pak Putra sambil menepuk-nepuk ujung penggaris di telapak tangannya d
perebutkan tempat parkir. Jika Pak Putra sampai tahu, dia mungkin akan langsung
nyesalinya begitu perhatian gurunya yang sinis itu langsung tertuju padanya. Gama bisa melihat dari tatapa
mendapatkan hukuman dariku, ya? Apa menyikat di
bencana. Tapi selalu ada saja kejadian yang tidak bisa diprediksi yang membuatku t
g konyol, tapi Gama tidak berani mengucapkannya karena sudah cukup Pak Putra saja yang menatapnya seolah ingin memasukkannya ke ak
tidak luas. Saya tidak pernah menyukai murid yang membawa kendaraan ke sekolah. Gara-gara mereka, lapangan yang
gizinkan para siswa untuk membawa kendaraan adalah kepala sekolah. Tara yang belum tahu apa-apa
saja, Pak Putra dapat mengetahui jika keduanya habis berselisih, sehingga dia mengernyitkan dahi
buh dan berujar ya
ncingkan mata. "Kalau be
senta
l paling menarik di dunia langsung menatap Pak Putra yang menunggu mereka
jalan pikirnya, tapi Alan tidak mungkin meme
bawa motor lagi ke sekolah selama satu bulan dibandingkan haru
at karena ribut dulu? Kalian itu mau ke sekolah atau berante
ndingkan melihat murid yang pakai baju dikeluarkan atau tidak memaka
n terpaksa akhirnya berpelukan daripada diberi hukuman membersih
kamnya, dia pasti akan melakukannya dan menunjuk
senyum saat melihat Atan bermuka merah karen
h berpelukan seperti teletubbies. Pelukan itu hanya berlangsung sepersekian
maksud, segera melepas jaket dan mengambil dasinya di tas. Selagi Atan berusaha memakai dasinya, Pak
annya tadi, celaka. Dia
a senyum. Alan dan Atan mendengkus. Tara tidak lepas dari sasaran amukan Pak Putra
embant
eminta
sinis. "Biarkan saja dia berusaha untuk dirinya sendiri. Apa
ru diketahuinya itu tidak menyinggung perihal hari pertamanya ini,
elihatmu sebelumnya
nya diam saja karena itu membuat pria berkemeja abu-abu itu makin mara
rtamamu?" ta
lah gadis itu membuka suaranya yang terdengar pasrah. "Ya,
i mendengar nada suaranya saja, Tara bisa mengetahui j
Tara segera mengeluarkan suaranya. "Maksudnya, saya mengetahui k
peraturan. Apa lagi jika sudah lama masuk sekolah di sini? Mungkin kau hanya a
bah, Pak, saya dapat menunjukkan pada And
sangat percaya diri seperti itu? Kau satu-satunya perempuan di ant
tinya percuma saja membela diri, itu hany
itu dengan tajam. "Dengar, aku akan memberi kalian hukuman. Jan
Hukumannya apa
gu dengan was-was, Pak Putra sen
jang, barulah suaranya yang tan
anku. Jika kalian tidak menjalani hukuman itu dengan jujur dan serius, huku
k pergi meninggalkan lapangan, menyisakan