SENYUM MARISSA
k bergegas menuju ke rumah orangtua Marissa. Aku memac
ke ruang tengah, aku duduk dengan tegang di hadapan Bapak. Ibu mertuak
atu yang tidak biasa yang a
u kamu mencintainya, ceraikan dia!" kata-kata yang keluar dari mulut Bapak, seperti pisau yang menusuk tepat menghunus ke jantungku. Aku
numnya perlahan-lahan. Aku masih saja diam tak menjawab. Berharap jika yang
alani enam tahun pernikahan tanpa memiliki anak. Kalau memang Marissa sehat dan tidak ada masalah, itu sudah pasti kamulah yang menjadi penyebab Marissa tidak kunju
memang kamu benar-benar sangat mencintai Marissa. Kamu harus rela melep
ak bicara. Aku bahkan tidak meneguk sedikit pun teh di dalam cangkir
n, Marissa nampak kebingungan melihat perubahan sikapku. Aku berpura-pura, a
Aku terus merenungkan kata-kata Bapak. Memang kenyataannya, akulah yang me
ka nyawaku yang menjadi taruhannya, akan kuberikan, demi untuk tetap
ng dialami Ibu ku. Seandainya memang aku harus berpisah dengan Marissa, aku hanya ingin Tuhan lah yang memisahkan kami. Aku ingin Mar
sa menangis. Senyum Maris
angannya meraih piring kosong bekas nasi goreng bu
pura-pura bicara de
apa hari terakhir ini ka
Mar?" Aku tersenyum, "pasti b
aku serius mas. Aku yakin sekal
ssa, "bukannya kamu ya, yang aneh.
uru mengalihka
rhemat, mas." Marissa mencebik, "mulai
aja sayangku." Aku mengekorinya
ta mesti siap-siap untuk berangkat ke kan
h tak ingin melepaskan nya, aroma wangi shampoo dari rambut Marissa memen
⚜️
i berdua. Aku menatap wajah cantik Marissa yang sudah sedari tadi terlelap. Wajahnya
anpa harus membuatnya tersakiti. Aku tidak ingin membuat istriku bersedih, aku tidak ingin membuatnya menan
antis. Marissa sebenarnya ingin kami merayakannya di rumah, seperti saat kami berdua merayakan ulang tahunny
ang, aku mesti ke kantor Marissa untuk menjemputnya. Saat bersiap menuju tempat p
aku pulang naik taksi. Aku mau beli hadiah buat Div
sudah beres beli hadiahnya. Hati-hati, ya
berterus terang padanya. Tentang pembicaraanku dengan Bapak, aku ingin mende
daraan, yang aku yakin sama seperti ku juga. Baru selesai deng
saat kulihat dari arah depan sebuah truk yang berlawanan arah tiba-tiba melaju kencang ke ar
urasakan hanya dingi
ku sudah terkabul? Kumohon, jika ini memang yang terbaik bagi kami, aku ikhlas. Aku tidak ingin Mar
⚜️