SENYUM MARISSA
o
SSA
sangat istimewa, tentu saja aku bilang istimewa, karena suamiku sendiri yang memasak semua hidangan untuk acara makan malamnya, tanpa dibantu oleh siapa pun. Aku ha
berjibaku dengan berbagai macam peral
ah masih layak untuk dimakan. Semua hidangan itu tetap terasa nikmat, karena ak
monis. Istri yang cantik dipadu suami yang tampan dan juga rupawan. Awalnya, aku merasa sangat tersanjung dengan pujian keluarga harmonis yang mere
lau kamu sudah punya anak, boro-boro mau mesra-mesraan ... kemana-mana juga udah repot duluan sama anak!" aku hanya tersenyum kecut, saat se
n setiap dokter yang aku temui, memberikan jawaban
, Ibu menanyakan hal yang kurang lebih selalu sama. Hingga aku hafal, unt
ja yang terbaik untuk kami, ya. " Ibu lantas mengusap-usap tanganku, "Doa Ibu tentu selalu yang terbaik buatmu. Kamu nggak usah minta didoakan, Ibu jug
as doa dan dukungannya bu
ggak ikut ke sini?" Tanya Ibu sambil
aktu mau jemput Marissa, mendadak kliennya telepon minta ketemua
i. Males ketemu Ibu yang bawel." Ibu me
baru saja ikut duduk di teras belakang langsung menimpali. "Meskipun kenyataan
dra memang sengaja tidak mengantarku ke rumah Ibu dan Bapak. Bukan atas kemauan Mas Hendra sendiri. Justru akulah ya
jadi, karena kecapekan lho, makanya sampai sekarang ini kamu s
jika sudah selesai dan bosan menyalahkan Mas Hen
ama Ibu bapaknya! Bukan untuk kamu salah salahin!" Nada suara bapak sedikit naik. Membuat Ibu hanya mencebik kesal. "D
yang tiap hari pamer cucunya ke aku. Aku kan juga kepingin bisa gendong cucu sambil jalan pagi keliling kom
ongan ibumu memang kadang begitu ... suka kelewatan. Nggak usah kamu masukkan hait dan
Pak." Ucap
n oleh Ibu. Karena aku sendiri juga kurang lebih merasakan hal itu. Merasa i
okter menjelaskan bahwa aku tidak bermasalah, sehat dan normal. Seperti kata dokter-dokter yang pern
engalami Oligospermia. Yang menurut penjelasan dokter adalah jumlah sp erma yang rend
padaku. Padahal buatku, hal itu sama sekali tidak menjadi masalah. Sayangnya, tidak demikian denga
⚜️