icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

A Picture of Me

Bab 10 Bincang Malam

Jumlah Kata:1033    |    Dirilis Pada: 11/12/2022

uaskan diri dulu bersama Sabil. Nanti kalau sudah tiba waktunya, aku akan berterus terang. Terserah, dia mau m

serah Mbak Sonya." Minah tersenyum, tetapi j

e mal atau di kamar atas. Mau tidak mau. Aku juga belum tentu serius sama Sabil. Mung

el di kamar atas, Mbak? Bisa saja dia nangis min

aku bilang saja itu keponakan lagi dititipin. Terus, Sabil ak

Minah masih t

ata sih? Mema

. Pasti bisa," j

dia erat. Entah mengapa, k

...." Minah menepuk-n

i?" Aku mele

baiknya ... Mbak Sonya nyari pacar yang sebaya atau malah lebih tua

siapkan di pergelangan kanan. Mungkin berfungsi juga sebagai aksesoris karena tidak hany

ku. Bukan aku menganggap Sabil sebagai pelampiasan. Sama sekali tidak. Hanya saja, aku m

nya lho ini. Kan, hati Mas Sabil juga perlu dijaga. Apa Mbak Sonya nggak kepikiran soal itu?" N

mungkin serius dengan perasaan, apalag

lho, Mbak. Yang sudah tua, tapi nggak bisa seri

jalin hubungan denganku. Dia hanya memanfaatkanku. Sekarang, apa salah kalau aku ganti memanfaatk

uda yang hilang ... bersama Sabil. Aku ingin merasakan pacaran tanpa beban

ya, aku langsung daftarkan dia. Kalau tidak suka, kita coba cari sekolah lain." Lebih baik aku alihkan p

dangan lain. Siapa tahu ada bapak-bapak ganteng jem

ledekku, lalu m

" Perempuan desa yang sudah melalang buana itu coba mengelak. Kalau saja ada kesempatan un

amu belum ngantuk, toh?" Aku beranjak da

luh menit

ika tidak ada pembantu, Tanya terpaksa ti

n dia sangat cekatan. Semua pekerjaan rumah beres, bahkan taman kecil di depan juga dia

adis kecilku itu terlihat makin membulat. Itu menandakan kalau d

empurna. Selain berukuran lebih pendek, juga agak bengkok. Kedua kaki membentuk

a potensi kecerdasan yang sama dengan anak-anak lainnya. Daya saing dia h

kan di masa depan. Bukan demi diriku, tetapi untuk Tanya sendiri agar dia punya kepercayaan

terus menguatkan diri. Berpros

ah, beberapa hari setelah aku melahirkan. Entah karena benar-benar peduli atau sebatas perasaan tidak enak kalau tidak datang sama sekali. Bagaimanapun, Pap

r kalau anakku tidak normal. Di depanku mereka seolah-olah peduli dengan keadaan Tanya. Padahal,

mil duluan, kan? Pasti sambil mabok atau malah teler karena obat-obatan. T

ngar sendiri kalimat itu, terlontar dari mulut adik kandung Papa, Tant

a sesuatu, sih." Kali

uara Tante Ina terde

ggak normal

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka