icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

A Picture of Me

Bab 6 Datang dan Pergi

Jumlah Kata:1018    |    Dirilis Pada: 11/12/2022

ang layak untuk ditertawakan. Menghinaku, sih, tidak masalah. Masih bisa aku maklumi. Namu

itu. Bawa kopi saja nggak becus!" Regi te

n perempuan itu. Selama ini mereka bersenang-senang dengan uang pemberianku. Aku ti

pan dia dengan Janet tetap terbuka. Ya, agar dia tahu kalau ak

un selama beberapa jen

la sama sekali. Aku hanya diam dan meluncurkan tatapan datar. Regi

nak kesayanganku. Kalau bukan aku seba

egi menyebut Tanya sebagai kaum hobbit. Tidak adakah bahan gurauan

n saja sama perempuan simpanan kamu itu. Aku masih punya milyaran rupiah di tabungan. Tidak akan habis hanya karen

ngobrol, kok." Regi terbata-bata. Aku tahu, dia masih coba merayu.

lama ini kamu punya selingkuhan di luar sana? Aku bukan orang bodoh, Regi. Aku juga tahu kalau kamu itu c

sangan, ya harus saling mendukunglah. Toh, kalau nanti aku sukse

ana morotin sama mana menduku

gagal berbisnis dan selingkuh t

ma kamu terus membual

itu?" Laki-laki

bukti masih aku simpan. Project-project yang kamu sampaikan ke aku ... bohong semua. Aku sudah cek, kok." Aku menyilangka

ihara karena masih suka. Sehebat-hebatnya anjing pemburu

dengan tubuh gemetar. Ent

aktu satu bulan untuk melunasi semua itu. Kalau ti

atau aku yang tewas duluan. Dia tahu kalau aku tidak main-main. Siapa yang tidak kenal James Andalusia, pengusaha besar di Sur

terlihat mulai memucat. Makanya, jangan main-main sama Sonya Andalusia. Aku d

Aku mengambil laptop dari tas punggung dan langsung membukanya. Setidakn

balikin dua bulan."

. Sejak kecil, aku hanya bisa menangisi pungkur gagah milik Papa yang kerap

gi sebent

umnya. Minimal tiga hari, baru dia akan kelihatan batang hidungnya. Itu pun kalau ak

u hanya bisa memandang pasrah setiap malam ketika dia pamit untuk bersen

elalu merasa nyaman, menumpahkan semua resah dengan memeluk dari belakang. Gelombang Tsunami

gis, apalagi Sabil. Pemuda itu tersenyum sekilas sembari mengacungkan ibu jari ketika aku lewat di dekatnya. Dia

daging, belum berubah jadi bongkahan batu. Wajar k

numpahkan penat selama beberapa jenak, sudah cukup ba

gsung melangkah di sebelah, mengiri

" Aku pura-pur

ereda stres. Saya sendiri yang bikin, lho." Sabil meletakkan secangkir haze

u mau kerja dulu. To

ap saja ucapan terima kasih karena sudah mau nerima saya sebagai karyawan paruh w

yang masih semester tiga ini

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka