icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

A Picture of Me

Bab 5 Pangeran Tampan

Jumlah Kata:1011    |    Dirilis Pada: 11/12/2022

da perempuan melahirkan sendirian. Kelahiran yang biasa

yedihkan soal Tanya. Buah hati yang sudah carut-marut kehidupannya sejak belum dilahirkan, masih harus ditambah beban ber

a," ucapku pada salah satu karyawan k

tersenyum lebar. Dia sering tebar pesona. Maaf, aku tidak tergoda

na? Aku perlu bange

Regi mengajak bertemu siang-siang begin

sini saja kalau

. Jangan ke

ob memotret hari ini. Aku hanya perlu

kali Sabil mengerling sembari mel

kan jadi sorotan dan digosipkan. Ketemu siapa pun, dibilang pacaran. Sering bersama laki-laki, apalagi gonta-ganti, dianggap

nya cuma satu, aku pacaran dengan dia. Mau tidur bareng, bangun bareng, terserah! Masy

ni sosok Regi mampu membungkam mulut nyinyir perempuan-perempuan itu, termasuk menghalau pikiran kotor pa

iba di kafe. Cepat sekali. Memangnya, dia d

etemu sekarang." Begitu datang, Regi langsung men

kamu lagi

hadapanku. Dia sibuk menggaruk b

ap

jakan, Sayang. Jadwal penyelesaian mundur karena ada

er

. Palingan ... dua minggu. Ya, dua minggu lagi aku kembalikan. Tolong, ya. Aku pinjam uang kamu sebentar. Nanti aku aku kasih lebihan lim

u aku pasti bisa membantu. Padahal, belum tentu. Ta

etat di bagian lengan, siapa yang tidak luluh menatapnya? Sepasang mata elang, d

h ber

us juta aja," jawab Regi sa

ung memelotot ke arahku. Tatapan penuh

hkan, aku tidak yakin kalau project Regi itu benar-benar ada. Mustahil dia kas

ni aku t

i saja uang yang dia butuhkan. Toh, bukan aku yang

n." Regi tersenyum lebar. Deretan gigi rapi dan putih bersih itu sepertinya mem

di luar, nonton, dan ... nginep di a

jawabku sambil

jian dari mulut manis Regi. Setelah melontarkan semesta puja, bibir itu akan menyuguhkan pelayanan terbaiknya di sekujur tubuhku. Gratis? Tentu tidak

a dimanipulasi laki-laki penghamba materi seperti Regi. Aku sendiri bingung. Seben

gi berteriak marah ketika Sabil m

gak sengaja." Sabil me

ung berdiri dan melang

gambil ponsel Regi dan mengulurkannya kep

caran dengan Regi, aku belum pernah membuk

r dia telepon. Cek di situ!" Sabil meletakkan po

-buru pergi. Mungkin dia tidak mau diangg

, buat apa aku periksa ponselnya? Ya, sudahlah. Demi menghargai upaya S

i bakal kasih aku uan

atmu soal aku, tidak masalah. Toh, aku juga

i sana. Sedikit penasaran dengan perbincangan mereka, aku coba scroll ke atas, lalu membaca

ketika membaca n

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka