Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Prank!
Bunyi nyaring di tengah nikmat nya orang-orang menyantap hidangan yang kali ini sungguh menggiurkan, membuat atensi mereka tertuju pada satu sosok yang tengah tersungkur di lantai.
Ada sosok lain juga yang berdiri angkuh di hadapan sosok yang terjatuh di lantai tersebut dengan piring besi yang seluruh isinya berserakan di sana.
Seluruh mata melotot kaget. Hingga pekikan hebat menggema di seluruh ruangan setelah sosok yang berdiri melempar makanan yang dia ambil di meja dekat tempatnya berdiri dari siswi lain yang sedang melongo.
"Nikmatin semua makan siang Lo, makan semua itu." Dia berjongkok perlahan di hadapan sosok yang menangis tersedu-sedu dengan wajah dan seluruh tubuh yang berantakan.
"Mangkanya jangan macem-macem sama gue, ngerti?!" tekannya menonyor keras dahi sang lawan bicaranya yang tak berontak sekalipun disakiti dan dipermalukan di depan umum seperti sekarang itu.
Sampai waktu membuat seorang Tata yang tak tahan dengan semua sejak tadi dicegah oleh Leon untuk hanya menonton saja.
Beberapa saat lalu, Tata langsung gerak cepat meminta Leon untuk mengeluarkan handphone nya. "Pinjem ponsel Lo!"
"Buat apa. Ta, jangan ikut campur. Biar gue yang urus nanti."
"Pinjem bentar Leon."
Leon pasrah, Tata sungguh serius akan melakukan itu.
Dia berani merekam kejadian tadi hingga ujung tanduk nya sudah mulai berasap. Setelah rencana nya berhasil baru dia meminta Leon untuk menyimpan ponsel nya.
Lalu gadis itu mendekat ke arah dua orang yang menyebabkan suasana menjadi tak nyaman dan tegang di tengah kantin yang tadi lumayan ramain menjadi hening dan mencekam.
Saat si cewek yang menyakiti cewek lemah lain nya hendak menampar muka korban, Tata mendaratkan lebih dulu jambakan ke si pelaku lalu mendorong kuat tubuh kekar itu sampai terjungkal di lantai. Ia juga melempar piring besi yang diambil dari meja di dekat nya ke muka si pelaku tanpa pikir panjang.
Semua teriak histeris sekaligus takjub.
"Arrrghhhh!"
"Daebak, dia temen ketos itu, kan? Keren banget sumpah!"
Suara saling berbisik bersahutan memuji aksi berani Tata.
Leon maju dan turun tangan. Mencekal tangan kanan Tata lembut. Dia menatap manik mata Tata penuh arti dan menggeleng memberikan isyarat untuk sahabat nya itu tidak melakukan hal selanjut nya.
Tata hendak berlaku kasar, dia tak segan ingin membalas dendam korban yang masih ketakutan di lantai itu.
Sampai genggaman tangan Leon mampu membuat dirinya kembali tenang.
Tata memejamkan mata sejenak. Menghembuskan napas perlahan. Melihat ke bawah sana yang terdapat si pelaku tengah menahan amarah kesalnya menatap tajam ke arah Tata.
Pelaku hendak berdiri, namun Leon lebih dulu mencegah. "Lo lakuin hal kaya gini lagi, ada bukti yang bisa buat Lo diskors bahkan dipenjara. Kebetulan sekali bukan, Lo udah sembilan belas tahun," tegas Leon penuh peringatan.
Membuat si pelaku tak jadi memberikan pelajaran pada Tata yang menunggu sejak tadi.
Tata terkekeh kecil. Menyeringai pada si pelaku. Kemudian dia berbalik badan dan membiarkan korban menjadi urusan Leon untuk selanjut nya.
Tata berjongkok pelan. Membantu si korban untuk berdiri dan menyeka seluruh kotoran makanan yang menempel di wajah serta baju gadis itu.
"Kita ke toilet ya." Tata menggandeng pelan si korban dan membawa nya ke toilet.
Ia tak peduli tatapan orang-orang yang menjadikan mereka pusat perhatian.
Kendali emosi Tata sedang naik-turun, ia tak suka jika melihat orang tertindas seperti tadi. Mangkanya langsung nekat menyerang tanpa pikir panjang.
Mereka berjalan dari lorong ke lorong. Tata menyerahkan hukuman pelaku ke Leon yang membawa gadis itu bersama rekan nya dan dibantu Juan juga beberapa orang ke ruang kepala sekolah dan guru.
Di toilet cewek.
Tata menunggu korban pembullyan tadi yang tengah berada di bilik yang tertutup.
Sudah hampir setengah jam namun pintu tak kunjung terbuka. Hingga Tata yang berada di depan toilet memutuskan untuk masuk ke dalam.
Ia berteriak mencari si korban. "Hey kamu di mana?" Sambil membuka pintu bilik yang ternyata kosong.
Sisa di ujung sana yang tertutup rapat. Tata berjalan cepat menuju bilik tersebut.
Menggedor-gedor cukup kencang dan berusaha membuka pintu tersebut yang terkunci.
Hingga beberapa saat kemudian, sebuah cairan merah mengalir dari balik bilik mengenai lantai yang tengah Tata pijak.
Mata yang membulat dan getaran jantung yang berpacu sangat cepat membua dirinya panik.
Lekas dia berlari keluar dari area toilet menuju ke ruang guru.
Menubruk beberapa siswa dan siswi yang keheranan melihatnya berlarian.
"Maaf, maaf gue nggak sengaja." Menunduk sebagai pertanda permintaan maaf.