Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
“Woyyy! Kembaliin nggak buku gue!”
“Aldo lo emang minta digetok sandal swallow emak gue ya! Sini nggak lo!” gadis dengan sepatu putihnya itu berlari mengejar siswa yang berlari lebih dulu di banding dengan dirinya. Matanya melotot, menyiratkan bahwa saat ini ia tengah marah. Tangannya terkepal kuat seolah sudah siap memukul teman sekelasnya yang kini sedang tertawa melihatnya marah.
Remaja laki-laki itu tertawa puas, bahkan kini ia tertawa dengan mata yang tertutup karena kedua matanya yang minimalis. Orang bilang, ia merupakan keturunan cina sehingga ia memiliki mata yang minimalis.
“Kay jangan marah-marah napa, lo kalau marah udah mirip genderuwo tahu nggak!” ejeknya yang semakin membuat tanduk Kayla muncul di kepalanya.
Kayla menghentikan langkahnya, kemudian ia menggulung lengan seragamnya ke atas. Tak lupa ia juga tersenyum miring, “Lo lupa gue anak karate? Gue bisa aja bikin semua tulang lo remuk dalam satu bogeman!” ancamnya yang membuat Aldo si mata minimalis meneguk liurnya susah payah.
“Nggak takut tuh gue!” jawabnya yang semakin membuat Kayla mendengus kesal.
Gadis itu lantas melepaskan salah satu sepatu putihnya dan melemparkan ke arah teman laknatnya itu. Namun dengan cepat, Aldo segera menghindari lemparan sepatu milik Kayla sehingga sepatu itu tidak mengenai sasaran. Yang lebih mengejutkannya lagi, sepatu itu justru mengenai kepala laki-laki yang Kayla sendirii tidak tau itu siapa.
“Awww,” rintih cowok itu sambil mengusap bagian belakang kepalanya.
Gadis dengan rambut di kuncir kuda itu lanatas menutup mulutnya tak percaya, bagaimana bisa lemparan sepatunya malah meleset? Dengan sigap, Kayla membalikkan badan dan berjalan menjauh dari tempatnya dengan posisi menggunakan satu sepatunya.
Aldo yang masih syok dengan apa yang ia lihat hanya tertegunn di tempatnya, sebelum kemudian sebuah suara berhasil membuyarkan lamunannya.
“Woyy!” panggil cowok yang merupakan korban dari pelemparan sepatu itu.
Aldo yang masih terkejut itu kemudian langsung menghampiri cowok berbadan tinggi itu, “Iya Kak? Ada apa ya?” tanyanya dengan nada yang takut.
Kedua matanya menatap Aldo dengan tatapan kesal, “Lo yang udah lempar sepatu ini?” tanyanya sambil mengangkat sepatu putih itu.
Aldo lantas melambaikan kedua tangannya seolah mengatakan bahwa ia bukan meruupakan pelaku dari pemeparan sepatu itu, “Bukan gue kalik kak! Lo liat deh, sepatu gue aja masih utuh gini! Lagian tuh sepatu juga nggak bakalan cukup di gue, orang sepatunya aja kayak sepatu kurcaci gitu!”
Cowok yang merupakan kakak kelasnya itu berdecak kesal, “Ck, gue serius deh anjirr!”
“Udah sih Gar, Cuma masalah sepatu doang kalik nggak usah marah-marah juga.” Cowok di sampingnya itu kini sedang menahan tawanya.
“Nggak bisa gitu dong Ram, lo tahu kan gara-gara nih sepatu sialan kepala gue jadi sakit. Yang lempar sepatu butut ini harusnnya tanggung jawab dong!” kesalnya.
Rama memberikan isyarat pada Aldo untuk segera pergi dari hadapan Edgar sebelum laki-laki itu akan berbuat lebih padanya.
Aldo pun segera meninggalkan mereka berdua sebelum Edgar menyadari kepergiannya, sedangkan Rama hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengarkan omelan sahabatnya itu.
Edgar langsung menyadari bahwa kini Aldo sudah tidak ada di hadapannya, “Mana tuh anak? Lo yang usir dia Ram?” tanya Edgar dengan kesal.
“Iya gue yang usir sebelum lo makin gila nantinya, udahlah Gar lagian gue yakin tuh orang yang lempar sepatu nggak sengaja juga.”
Edgar berdecih pelan, “Nggak sengaja ataupun sengaja seenggaknya dia minta maaf ke gue dong, kalau gini kan mood gue jadinya jelek.”
“Heh nyadar kalik, emangnya kalau dia minta maaf sama lo, lo bakalan maafin dia gitu? Gue tahu banget ya sama lo, lo nggak akan semudah itu maafin orang!” cibir Rama.
“Udah ah, yuk buruan balik! Lo emangnya mau di hukum sama Bu Astrid gara-gara telat masuk kelas?”
“Bodo amat ahh gue mau bolos aja! Lo sono dah kalau mau masuk kelas, guenya males!” ucapnya sambil melambaikan tangannya pada Rama.