Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Setelah lama menghilang, klan Mafia Riciteli dihapus dari Roma dan seluruh Italia. Namun, kekacauan kembali terjadi dan nama klan Mafia Riciteli kembali muncul di surat kabar kota. Apakah Tuan Mafia telah kembali?
Duar!
Duar!
Letupan peluru melesat secepat kilat dari ujung revolver dalam genggaman seorang pria.
Postur tubuh tinggi sekitar 1.9m dan dia memiliki kedua tungkai yang panjang dalam balutan celana kain yang licin.
"Katakan, di mana istri dan anakku?!"
Duar!
Duar!
Dua tembakan kembali melesat dan nyaris mengenai kepala pria kurus tanpa busana yang sedang duduk tersudut di sebuah kamar hotel.
"A-aku tidak tahu, Tuan!"
Dengan gemetaran dan nyaris mati karena hawa takut, ia menjawab dengan tergugup.
Pria jangkung berkemeja hitam yang sedang memegang pistol berdesah jengah. Manik kebiruannya memutar sesaat sebelum kembali fokus pada pria kurus di depan.
"Katakan atau aku akan meledakkan isi kepalamu sekarang juga!" gertaknya seraya menyambar rahang pria kurus dan menodong dahinya dengan pistol.
"A-aku benar-benar tidak tahu! Mereka hanya membayarku untuk menculik istri dan anak Anda. Setelah itu ..."
"Siapa mereka?!"
"Ma-Maxi!"
"Siapa dia?!"
"Mereka orang-orang AXIS!"
"AXIS?"
Pria kurus jatuh terdorong setelah ia melepaskannya dengan kasar. Dan pria itu segera mundur.
AXIS??
Dia merasa asing dengan nama organisasi tersebut. Juga pria bernama Maxi, entah ada masalah apa mereka menculik istri dan anaknya.
"Bawa dia!" perintahnya kemudian pada dua orang anak buah.
Mereka segera maju dan langsung meringkus si pria kurus bernama Ricard.
"Tuan, aku sudah memberi informasi! Tolong lepaskan aku!" teriak Ricard saat dua orang pria menyeretnya dari kamar itu dengan kasar.
Mereka datang dari Brazil, tapi bukan berasal dari sana. Tentu wajah pria jangkung itu tidak asing baginya meski lama tidak tersiar kabar tentang mereka.
Michele Lazaro Riciteli!
Ricard tidak menyangka jika wanita cantik dan anak laki-laki lima tahun yang ia culik di pusat perbelanjaan adalah istri dan anak Tuan Muda Riciteli. Habislah dia sekarang!
"Maxi, siapa cecunguk itu? Beraninya dia membangunkan singa jantan yang sedang tidur?"
"Dan AXIS! Telingaku baru mendengar nama itu. Apakah ini ulah Georgino?"
Sergio dan Paolo saling pandang lalu keduanya menatap lurus pada pria yang sedang berdiri di tepi garis jendela.
Michele memejamkan mata seraya menghirup udara pagi yang segar.
Roma, setelah tujuh tahun akhirnya ia kembali lagi ke kota asalnya.
Semuanya berjalan lancar sejak Jose mengunjungi mereka di Brazil enam tahun yang lalu.
Dia tidak mau lagi mengangkat pistolnya dan melenyapkan nyawa seseorang. Terlebih setelah kelahiran putranya, George. Hidupnya terasa lengkap dan normal layaknya manusia biasa.
Bulan depan putranya berulang tahun ke lima, tapi George dan Meghan telah hilang saat keduanya pergi ke sebuah mall.
Paolo dan Sergio bergerak cepat hingga mereka menemukan Ricard, pria kurus asal Milan yang diduga telah menculik Meghan dan George.
Malam itu juga Michele segera menemukan Ricard yang sedang berada di kamar hotel bersama seorang wanita muda.
Michele membuka kedua mata. Laut luas terbentang di depannya.
"AXIS, aku mau kalian selidiki tentang organisasi itu untukku," ucapnya tanpa memalingkan mata.
Sergio dan Paolo sedikit membungkuk.
"Baik, Bos!"
Michele hanya mengibaskan tangan kanannya. Dan kedua orang itu segera melesat pergi.
"Kurasa Bos akan kembali ke dunia Mafia!" ucap Paolo saat ia dan Sergio berjalan menyusuri lorong kastil.
Sergio menoleh, "Bukankah kau lebih suka mengangkat senjata daripada mengantar talam berisi makanan siap saji?"
Paolo terkekeh geli, "Apa pun asalkan melayani Klan Riciteli aku tak apa!"
Sergio cuma manggut-manggut sambil tersenyum. Diremasnya satu bahu Paolo, dan mereka terus berjalan tanpa perbincangan.
Tujuh tahun meninggalkan dunia hitam dan hidup layaknya orang normal, itu terdengar menggelitik. Paolo dan Sergio tidak pernah meninggalkan bos mereka dalam kondisi apa pun.
Setelah kecelakaan rekayasa di Virginia, Michele menikahi Meghan dan mereka tinggal di Brazil dengan mendirikan sebuah restoran siap saji di tepi pantai Aproador Beach.
Hingga Riciteli Junior lahir, hidup mereka terasa lengkap dan bahagia. Namun, para musuh tetap mencari cara untuk memancingnya keluar.
Italia dan semua kenangan itu, Michele menghembuskan asap rokoknya ke udara seraya berdiri di tepi pagar balkon kamar yang menghadap ke laut.
Meghan, entah ke mana para bajingan itu membawa istrinya. Siapa pun mereka, klan Mafia Riciteli tidak akan takut sedikit pun!
"Bos, kami sudah menemukan titik terang tentang Nyonya Meghan dan Tuan Muda!"
Suara Sergio membuyarkan lamunan Michele. Pria itu membuka matanya dan berkata, "Di mana mereka?"
"Mereka menyekap Nyonya Meghan dan Tuan Muda di Napoli," jawab Sergio cepat.
Michele mengepalkan buku-buku jemarinya penuh emosi. Awas saja jika para bajingan itu berani menyentuh istri dan anaknya, ia akan memotong jari mereka dan membedah isi perutnya.
"Sergio, cepat bawa orang-orangmu dan tangkap para cecunguk itu!"
"Baik, Bos!"
Malam itu juga Sergio dan dua puluh orangnya mendatangi sebuah kastil tua di tepi pantai. Menurut informasi yang ia terima dari mata-mata, di kastil itu Meghan dan putranya di sekap.
Rolls Royce Phantom hitam baru saja menepi di antara deretan mobil-mobil sekitar kastil. Kaca jendela mobil turun perlahan, dan Michele mengibaskan tangan saat Sergio mendekat.
Satu isyarat yang mematikan. Dua puluh bodyguard segera bergerak mengikuti arahan Sergio. Mereka mendekati kastil dengan tatapan siaga dan pistol di tangan.
"Tembak siapa pun yang menghadang!" perintah Sergio pada para bodyguard.
Semuanya mengangguk paham, dan mereka menyebar ke semua penjuru kastil.
"Aaaaaa!"
"Siapa kalian?!"
Seorang wanita tua menjerit kencang saat melihat banyak pria berpakaian serba hitam di lorong kastil. Terlebih senjata api yang mereka genggam. Orang-orang itu persis komplotan para Mafia!
Dengan cepat Sergio segera membungkam mulut wanita tua itu lalu menodong kepalanya dengan pistol.
"Diam atau kutembak kepalamu," desisnya.
Wanita tua mengangguk dengan gugup. Perestan dengan itu, Sergio mengibaskan tangan pada para bodyguard untuk kembali bergerak.
"Pergi dari sini dan jangan coba melapor pada polisi," bisik Sergio seraya melepaskan wanita tua itu lantas pergi.
Wanita tua bergegas mundur. Dengan gemetaran ia meraih ponsel dari dalam tasnya.
"Halo, Polisi!"
Mendengar suara itu, Sergio segera menoleh dan langsung mengangkat pistolnya.