/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
"Kenapa kamu tidak melepaskan Rendi saja Sell, kamu akan bebas dari cengkaraman dia.. Sudah cukup, nak.. sudah cukup kamu bertahan untuk laki-laki seperti dia". Ucap Bu siska, suara nya terlihat sangat lirih, sesekali ia mengusap air mata nya, berusaha kuat melihat putri nya mengalami hal seperti ini.
Sementara perempuan berambut panjang itu menatap nanar ke luar jendela rumah sakit. Tatapan nya benar-benar kosong sekaan tak ada kehidupan disana.
Flashback On..
Sah
sah..
kata itu menggema disebuah ruangan kecil. Kini seorang gadis telah resmi dipersunting oleh seorang pemilik peternakan terbesar di Bandung, Dia adalah Selly Widia.
Seorang gadis biasa, orang tua nya hanya pedagang bakso. Sangat kontras dengan keadaan Rendi Nugraha yang kini menjadi suami nya.
Rendi sendiri seorang anak yatim piatu yang di besarkan oleh paman nya, namun sang paman dan bibi kini berada di luar negeri, dia hanya tinggal berdua saja dengan sepupu nya Bima Nugraha.
Tangis bahagia mengharu biru,putri kesayangan mereka kini resmi menikah.
Setelah pernikahan, Rendi memboyong Selly untuk tinggal di Bandung, walau merasa sangat berat hati meninggal kan kedua orang tua nya, namun sebagai istri yang baik Selly harus menuruti permintaan sang suami untuk menemani di manapun suami tinggal.
Satu bulan kemudian Selly positif hamil,mereka benar-benar sangat bahagia, ucapan syukur tak henti-hentinya di ucap kan Selly atas kebahagiaan yang datang bertubi-tubi di kehidupan nya.
Suatu sore, Ia tengah duduk dengan secangkir teh di teras rumah, Ia merenung sejenak, tentang apa yang sudah ia alami , entah keberuntungan dari mana hingga ia bisa bersuamikan seorang Rendi Nugraha.
"Bumil ngelamun aja". Ucap Bima mengagetkan, ia ikut bergabung dan langsung duduk berhadapan dengan Selly.
"Gak ngelamun , bengong dikit aja" Jawab selly sembari terkekeh geli.
"Sama kali.. Mikiri apaan ?"
"Enggak sih, cuma.. kadang aku mikir.. kok bisa anak penjual bakso, ehh dapet suami yang kaya, kayak upik abu jadi cinderella loh". Ucap selly.
"Jodoh kan gak ada yang tau sell? Jangan banyak mikir.. Nikmati aja hidup biar ponakan aku di dalam sana sehat." ucap bima menimpali.
Selly menarik nafas panjang, menyandarkan sedikit badan nya dengan perut yang sudah mulai membuncit ke samping kursi.
"Takut entar jam 12 nya segera datang dan semuanya balik kayak semula Bim."
Bima tak menjawab Selly, ditatap nya gadis polos di hadapan nya kini, wajah nya ceria cantik alami ,tatapan nya menenangkan.
Sementara Bima masih bergelut dengan pikiran nya sendiri entah apa yang ada dalam pikirannya.
Malam hari Selly tengah berkutat di dapur memasak untuk makan malam mereka bertiga. Dan Nampak Rendi mulai turun.
"Masak apa sayang? bau nya enak." Tanya Rendi langsung memeluk istri nya dari belakang.
"Cumi asin mas, Ayoo kita makan dulu, Bima mana mas ?"
"Sebentar lagi mungkin dia turun.. Nah itu panjang umur dia" jawab Rendi.
Suasana hening seketika , hanya suara dentingan sendok beradu dengan piring. Baik Bima, Rendi ataupun Selly tak ada yang membuka suara mereka. Tiba-tiba dering ponsel milik Rendi berbunyi memecah keheningan di ruang makan itu.
Drrttt... drrrttt... drrtt...
Rendi melihat ponsel nya sebentar lalu melanjut kan makan nya lagi.
"Kenapa gak diangkat mas?" Tanya selly.
"Lagi makan Selly, palingan juga konsumen minta diantarkan sapi." tutur nya.
/0/21135/coverorgin.jpg?v=20250124101351&imageMogr2/format/webp)
/0/16695/coverorgin.jpg?v=20250908111435&imageMogr2/format/webp)
/0/21619/coverorgin.jpg?v=d98d1fcc20d02386b916a4afb4161777&imageMogr2/format/webp)
/0/2349/coverorgin.jpg?v=dd0a05c01c858512eced3c620181d0d4&imageMogr2/format/webp)
/0/3431/coverorgin.jpg?v=20250122112835&imageMogr2/format/webp)
/0/3583/coverorgin.jpg?v=20250122110017&imageMogr2/format/webp)
/0/8507/coverorgin.jpg?v=47c5cad4298ef62c045d02d9ea6946d5&imageMogr2/format/webp)
/0/6832/coverorgin.jpg?v=417d3b24a4bb52c9939bf3b6fe8e8859&imageMogr2/format/webp)
/0/22931/coverorgin.jpg?v=20250404185425&imageMogr2/format/webp)
/0/12993/coverorgin.jpg?v=43333b9dfd6ceffce2bb9acc88432092&imageMogr2/format/webp)
/0/3925/coverorgin.jpg?v=f35beec2a693ab20cde31366697c77fa&imageMogr2/format/webp)
/0/19941/coverorgin.jpg?v=66dd937413c31dce02d326289546be7f&imageMogr2/format/webp)
/0/13616/coverorgin.jpg?v=1959bcc47c436c490abb576b3ae3ee04&imageMogr2/format/webp)
/0/15602/coverorgin.jpg?v=303f28642fd8a2b1177aa9e018a287ac&imageMogr2/format/webp)
/0/18387/coverorgin.jpg?v=26633bed34dbbd3f548a5de2851a56b7&imageMogr2/format/webp)
/0/20433/coverorgin.jpg?v=db3f9e27a89789e456713cd4e92c1571&imageMogr2/format/webp)
/0/29100/coverorgin.jpg?v=03be4522533c953cafeb3bf578abe6ab&imageMogr2/format/webp)
/0/16833/coverorgin.jpg?v=9275bff56f375b35f68dd3f287abd01f&imageMogr2/format/webp)
/0/17923/coverorgin.jpg?v=449eb9187a70a1d7136878540e3dc684&imageMogr2/format/webp)