Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Gairah Liar Pembantu Lugu
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
"Ki, kamu sudah pembagian kelas?" Fanny, wanita paruh baya yang merupakan mama dari seorang gadis cantik berponi yang sedang menikmati nasi goreng di tempat duduknya bertanya mengenai perkembangan di sekolah. Kianna sendiri hanya mengangguk untuk menyawab pertanyaan mamanya karena mulutnya tengah mengunyah.
"Jadi, kamu masuk kelas apa? IPA atau IPS?" Kianna mengunyah nasi goreng dan menelan dengan hati-hati sebelum menjawab pertanyaan dari papanya.
"XI IPA 1, Pa. Di forum sekolah, nama Kianna masuk daftar kelas itu." Andi, papa Kianna mengacungkan jempol ke arah anak gadisnya dengan wajah semringah. Pria paruh baya itu merasa senang karena anaknya berhasil masuk dalam salah satu kelas unggulan di sekolah. Hal itu membuktikan jika usaha keras Kianna fokus belajar berhasil.
"Belajar yang bener. Kamu boleh pacaran—asal pacaran sehat. Pacar kamu bisa jadi motivasi kamu buat terus rajin belajar. Satu lagi—kalau punya pacar, kenali sama papa dan mama." Papa Andi memberikan nasihat pada anak gadis yang kini sudah remaja. Kianna sendiri hanya tersenyum mendengar nasihat dari orang tuanya.
Kianna merasa sangat beruntung kedua orang tuanya memiliki pemikiran terbuka dan tidak otoriter. Papa dan mama Kianna merupakan contoh orang tua yang sangat bersahabat dengan anak-anaknya. Kedua orang tua itu tidak hanya memberikan kebebasan pada Kianna, tetapi mereka juga memberikan kebebasan pada Kinno, abang Kianna yang kini sedang berkuliah di luar kota.
*****
Kianna Augustephi, bungsu dari dua bersaudara. Kianna memiliki seorang kakak tertua bernama Kinno Augusteven yang sedang mengenyam pendidikan kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di daerah Yogyakarta semester enam. Kianna sendiri kini bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas swasta favorit yaitu SMA Jaya Bangsa dan baru saja resmi menjadi murid kelas XI (Sebelas).
Kianna di sekolah bukanlah murid populer layaknya gadis remaja di sebuah FTV atau novel. Kianna hanya seorang siswi pada umumnya. Tidak terlalu pintar, tetapi ia selalu mendapatkan peringkat sepuluh besar selama di sekolah. Teman satu sekolahnya cukup mengenal Kianna karena gadis itu sangat pendiam alias irit bicara. Kianna lebih suka menghabiskan waktu sendirian bersama dengan novel dan juga earphone dibanding bergosip. Gadis itu hanya akan berbaur dengan teman-temannya ketika ada tugas berkelompok. Kianna berkulit putih bersih, bermata sipit, pipi cukup chubby, ciri khasnya adalah poni yang tidak pernah memperlihatkan dahinya. Kianna merupakan gadis cantik perpaduan Indonesia dan Thailand.
Kianna memiliki rahasia yang ia simpan begitu rapat sehingga tidak ada satu pun orang yang tahu, kecuali dirinya sendiri. Bahkan keluarganya pun tidak tahu tentang rahasia Kianna. Rahasia yang tidak tahu kapan akan Kianna bongkar atau dibongkar oleh orang lain. Kianna berharap bisa terus merahasiakan sampai dirinya benar-benar siap.
Gawai Kianna yang berada di atas meja bergetar. Di layar, muncul nama pemanggil dan juga foto seseorang yang cukup tampan.
-MyK❤-
Kianna tampak antusias menggeser tombol hijau pada gawainya.
"Hallo. Kangen yah, pagi-pagi udah telpon Kia?" sapa gadis cantik itu dengan suara riang dan nada menggoda. Mendengar sapaan Kianna yang tidak biasanya, baik papa Andi dan mama Fanny mengerutkan dahi penuh rasa penasaran pada si penelepon itu.
"Siapa, Ki?" Mama Fanny bertanya tanpa suara dan hanya menggunakan gerakan bibir yang sangat mudah dipahami oleh Kianna.
Dengan mencebikkan bibir dan sedikit menggerutu Kianna merespon balasan dari lawan bicaranya di telepon itu. "Huh, apaan deh. Ya udah, tunggu sebentar." Kianna menyodorkan gawainya pada papa Andi.
Papa Andi menerima gawai tersebut dan mulai mendengarkan suara di seberang sana.
"Kinno yah?" tanya mama Fanny pada Kianna.
Kianna hanya mengangguk. "Siapa lagi yang kalo bukan—abang. Abang tadi nyoba nelpon ke hp papa, tapi katanya gak aktif." Kianna memberikan penjelasan pada mamanya secara singkat dan ringkas.
"Oalah—abang. Kirain pacar kamu." Mama Fanny menjawil ujung dagu Kianna dan menggoda anak gadisnya itu dengan alis naik turun. Kianna sendiri hanya bisa mengembuskan napas melihat tingkah mamanya.