Cinta di Jalur Cepat
Patah Hati Mendatangkan Pria yang Tepat
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Setelah Ditinggalkan, Aku Menjadi Spesialis Andrologi
Bekas Luka Ikatan yang Hancur
Sang Istri Pengganti: Menikahi CEO Miliarder
Bos, Istri Anda Minta Cerai
Plakkk
"Dasar wanita j*lang."
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Silvi Ananda. Seorang gadis berusia 19 tahun yang merupakan istri dari adik ipar Nadia Antika. Amarah Nadia tidak bisa dibendung saat melihat kelakuan adik ipar dan suaminya di kamar tamu sedang bercumbu.
Amarah Nadia tidak bisa ditahan lagi. Kepercayaannya selama ini dipatahkan begitu saja oleh Askara. Kesetiaan yang selama ini Nadia jaga, dibalas dengan pengkhianatan yang sangat menyakitkan.
"Aww, sakit Mbak," pekik Silvi sambil memegangi pipinya yang merah.
"Sakit? Lebih sakit terkhianati atau sakit karena ditampar?" tanya Nadia masih dengan napas terengah-engah karena emosi.
"Sudah lah Nadia, ayo sekarang kita keluar," ajak Askara dengan lembut.
"Mas," ucap Silvi manja.
"Apa Alden kurang membuatmu puas, sehingga kamu juga bermain dengan suamiku?" tanya Nadia geram.
"Nadia sudah. Ayo kita keluar," ajak Askara menuntun Nadia.
Nadia Antika, wanita pekerja keras berusia 20 tahun. Setiap hari, bekerja pergi pagi pulang malam untuk menutup mulut ibu mertua yang sering menghina karena miskin dan yatim piatu. Saking sibuknya Nadia, sampai-sampai tidak tahu jika suaminya berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Perselingkuhan terungkap saat Nadia baru saja pulang dari kantor hingga larut malam.
Rasa lelahnya seharian bekerja, dibayar tunai dengan melihat suaminya bermesraan dengan adik iparnya sendiri. Rasa kecewa, hancur, marah, dan sakit hati melebur menjadi satu. Ternyata lelaki yang diperjuangkan selama ini menggoreskan luka yang amat dalam di lubuk hatinya.
"Yang tidak puas itu pelayananmu Mbak," ejek Silvi membuat Nadia kembali melayangkan tamparan untuk Silvi. Tidak hanya tamparan, tetapi Nadia juga menarik rambut Silvi dengan kuat.
Askara berusaha melepaskan tangan Nadia yang menjambak rambut Silvi. Semakin Silvi meringis kesakitan, semakin kuat Nadia menjambaknya. Askara sedikit kewalahan mencegah Nadia. Silvi merengek agar Nadia berhenti menyiksanya. Setelah Nadia puas membuat Silvi kesakitan. Barulah Nadia mendorong Silvi hingga jatuh.
"Kita bicarakan baik-baik." Askara menarik lengan Nadia untuk keluar dari kamar itu.
"Lepaskan!" Nadia berusaha melepaskan tangannya.
"Ini tidak seperti yang kamu lihat Nadia, aku hanya ...."
"Hanya mencumbui adik iparmu sendiri. Begitu, 'kan maksudnya! Dasar b*jing*n!" Nadia menampar Askara dengan keras.
"Dengarkan penjelasan aku dulu Nadia," pinta Askara dengan wajah melasnya.
"Semuanya sudah jelas, Mas. Aku tidak habis pikir jika kamu akan setega ini. Bahkan, kamu menancapkan belati dalam rumah tangga kita," ucap Nadia begitu kecewa.
Askara Brahma pria berusia 25 tahun. Askara menikahi Nadia Antika sejak dua tahun yang lalu. Kedatangan Silvi setengah tahun belakangan ini, mampu membuat Askara yang butuh perhatian dan pelayan dari seorang istri. Silvi mampu memenuhinya, hingga Askara jatuh hati pada Silvi.
Tidak hanya pelayanan Silvi saja. Namun, kemolekan tubuh Silvi mampu menggoda iman Askara untuk menggaulinya. Perselingkuhan mereka tidak diketahui oleh siapa pun selama ini. Perselingkuhan mereka benar-benar tertutup rapat.
"Ini semua bukan hanya salahku Mbak. Tetapi Mbak ikut andil dalam hal ini," ucap Silvi saat dia sudah keluar dari kamar.
"Diam kamu!" teriak Nadia, "harusnya kamu itu sadar diri Silvi, dia ini kakak ipar kamu." Nadia menunjuk ke arah Askara.
"Aku tahu itu Mbak, tapi aku nyaman saat bersama dengannya," jawab Silvi terang-terangan.
Tangan Nadia kembali mulai mengepal mendengar pernyataan Silvi. Saat tangan Nadia mulai terangkat dan akan menampar Silvi kembali. Askara segera mencegahnya.