Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Midori, kamu tidak takut 'kan tidur sendirian? Kamu dan Posei soalnya sudah besar, jadi tidak boleh tidur berdua lagi," ujar Deasy pada puteri cantiknya yang sudah beranjak dewasa.
Tahun ini Midori dan saudara kembarnya Poseidon berusia 18 tahun menuju 19 tahun. Deasy melahirkan kembar fraternal seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Keduanya bermata biru dan berambut cokelat seperti dirinya. Genetik keluarga Carson memang sangat kuat, moyang Deasy berasal asli dari Australia, berambut cokelat kemerahan dan bermata biru.
Deasy menikah dengan Leeray, orang Indonesia berdarah oriental yang berasal dari klan Indrajaya, konglomerat di bidang properti yang berpusat di Jakarta.
Asal-usul nama kedua anak kembar itu sebenarnya karena kegemaran orang tuanya yang saling memuja satu sama lain. Leeray menganggap Deasy sebagai Aphrodite-nya sementara Deasy menganggap Leeray sebagai Poseidon-nya. Jadilah kedua anak kembar itu mendapat kedua nama dewa-dewi Yunani itu.
"Tenanglah, Mam. Midori sudah gede, mana mungkin takut tidur sendiri. Lagipula Posei nyebelin, dia kalau bobo suka mengigau ... berisik banget!" ujar Midori sambil memakai yukata warna hijau muda bergambar bunga sakura yang cantik.
"Cantiknya anak mami," puji Deasy ketika melihat anak gadisnya mengenakan yukata.
Midori mencepol rambut panjang bergelombangnya yang berwarna coklat kemerahan itu dengan sekenanya. Mereka sekeluarga akan berendam siang menjelang sore ini di onsen, pemandian air panas yang ada di hotel tempat mereka bermalam.
"Anak siapa dulu dong ...," sahut Midori sembari meringis ke cermin menatap maminya dari bayangan cermin.
Deasy pun merangkul puterinya yang cantik itu dan mengamati wajahnya dan juga puterinya di cermin. Begitu mirip, batinnya. Poseidon juga mirip dengannya. Sepertinya genetiknya telah mengalahkan genetik suaminya dan mendominasi dalam tampilan fisik kedua anak mereka.
Ngomong-ngomong mengenai mengalahkan, sejak berpacaran dengan Leeray memang Deasy selalu bandel dan membuat suaminya itu kerepotan. Untungnya suaminya penyabar dan memang usia mereka terpaut 15 tahun, jadi suaminya benar-benar 'ngemong' pada dirinya.
"Yuk kita berangkat sekarang ke onsen, Mam," ajak Midori sambil membawa handuk dan sling bag-nya yang berisi ponsel, dompet, dan earphone bluetooth.
Mereka berdua berpapasan dengan Papi Leeray dan Poseidon yang juga mengenakan yukata.
"Hey, Posei, kau tidur di kamar nomor berapa?" tanya Midori seraya merangkul saudara kembarnya itu.
"Di kamar nomor 5, samping kamar papi mami. Kamarmu terpisah sendiri, Mi. Beneran nggak mau tukeran kamar? Kan serem tuh sendirian bobo malem, siapa tahu ada hantu Sadako lewat. Hiiiiyyy ...," jawab Poseidon sembari menakut-nakuti Midori.
Midori pun menjewer telinga kembarannya itu. "Bandel ya, malah nakut-nakutin aku!" seru Midori gemas.
Poseidon pun mencebik sambil mengusap-usap telinganya yang pedih karena dijewer oleh Midori. "Aahh selera humormu payah, Mi!" tukasnya.
"Habisnya kamu yang mulai duluan!" balas Midori tidak mau kalah.
Leeray pun merangkul kedua anaknya sembari berjalan di antara Midori dan Poseidon. "Udah jangan kelahi melulu kayak Tom and Jery aja kalian. Libur dong kelahinya ...," ucap Leeray.
"Hubby, kenapa aku ditinggalin sendiri!" protes Deasy di belakang mereka bertiga.
"Uups ada yang ngambek, Kidds. Papi nemenin mami kalian ya, seram kalau ngambek soalnya. Kalian berhenti kelahi, oke?" ujar Leeray kemudian merangkul bahu Deasy sembari melepas senyum manisnya pada istri kecilnya itu.
Wajah Deasy pun merona, efek senyuman suaminya itu masih sama selama belasan tahun tidak berubah, membuat jantungnya aritmia. 'Poseidon-nya' itu sangat tampan mirip artis Korea, Song Seung Heon.
Onsen di penginapan Togetsutei, tempat mereka bermalam cukup ramai. Biasanya onsen pukul 12.00-15.00 memang dibuka untuk umum.
Tempat berendam pria dan wanita terpisah, jadi mereka berempat terpisah menjadi 2 rombongan.
***
Dari seberang onsen, Kenzo Watanabe berendam sembari mengamati seorang gadis berkebangsaan asing yang sedang berendam bersama ibunya sepertinya karena wajah mereka mirip hanya saja berbeda usia.
Uap air panas onsen itu membuat pipi gadis itu merona seperti bunga cherry, membuat wajah gadis itu tampak begitu manis. Kenzo tak bosan-bosan memandanginya dari kejauhan. Sesekali senyum manis dan tawa ceria terlepas dari bibir si gadis ketika berbincang dengan ibunya.