/0/24873/coverorgin.jpg?v=3bb5d9f52074eb9898689abd6ad7c196&imageMogr2/format/webp)
Zhea terlentang diatas tempat tidur dalam keadaan tanpa memakai busana apapun. Kedua kakinya dilebarkan dan kedua tangannya diletakkan diatas kasur dengan posisi sejajar dengan kepala. Matanya sendu, penuh birahi dan hasrat yang menanti untuk dipuaskan oleh seorang laki-laki bertubuh kekar dan berwajah tampan, Muchlis, yang hanya mampu menggesek-gesekkan penisnya diatas vagina Zhea yang benar benar telah basah.
"Masukin kak... Aahhh... Aku sudah gak tahan..." Zhea mengerang. Kedua tangannya telah berpindah ke atas kedua payudaranya yang berukuran 34B dengan puting berwarna merah muda yang nampak menggemaskan ditambah dengan kulitnya yang putih mulus. Kedua tangan Zhea meremas-remas payudaranya menantikan vaginanya diterobos oleh penis milik suaminya tersebut.
Permintaan tersebut tak juga digubris oleh pria yang berstatus sebagai suami dari seorang wanita yang sedang terlentang pasrah menunggu hujaman penis 10cm nya. Pria itu tetap sibuk menggesekkan penisnya yang tak kunjung berdiri sedangkan vagina milik istrinya telah sangat menantikan hujaman dari penis miliknya.
"Gak berdiri lagi ya kak?" Tanya Zhea.
"Gak tau nih, kok gak bisa berdiri sih" jawab Muchlis.
"Ya sudah, gesek gesek saja kak.. yang penting kakak puas" ujar Zhea kepada pria berusia 34 tahun itu.
Tanpa menjawab, Muchlis memposisikan penisnya tepat diatas klitoris milik Zhea yang timbul seperti kacang. Zhea hanya bisa mengerang, nikmat, namun bukan kenikmatan seperti ini yang ia harapkan. Akan tetapi, sebagai seorang istri yang baik dan berwajah polos, ia tahu bahwa ia harus berpura-pura menikmati kenikmatan yang nanggung seperti ini. Sehingga ia hanya terus mendesah sambil meremasi kedua payudaranya yang berukuran 34B seiring gesekan-gesekan antara vaginanya dan penis suaminya.
"Aku mau keluar... Aaahhhhhhhh" Muchlis melenguh bersamaan dengan tiga semburan sperma mengenai perut istrinya.
Pinggulnya berhenti bergerak, nafasnya pun terengah-engah, ia merasakan kepuasan namun tidak dengan istrinya yang memperlihatkan senyuman palsu seakan ikut merasakan kepuasan yang sama.
Muchlis berbaring disamping kiri Zhea, nafasnya masih belum stabil. Sedangkan Zhea menoleh kearahnya memperlihatkan senyuman manis dari wajahnya yang tanpa diketahui oleh Muchlis bahwa itu adalah senyuman yang menyembunyikan kekecewaan. Diusianya yang menginjak angka 26 tahun, kebutuhan pemuas syahwat adalah salah satu hal yang amat ia inginkan.
Muchlis tak berkata apapun, ia pun menoleh kearah Zhea dan membalas senyuman nya dengan senyuman juga tanpa merasa bersalah atas ketidakmampuannya dalam memberikan kepuasan seksual kepada istrinya. Kemudian dengan segera ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamar tidur mereka.
Zhea menghela nafas, kecewa dan sedih selalu ia rasakan tiap berhubungan intim selama satu tahun ini. Di usia pernikahan nya yang baru menginjak usia dua tahun ini ia hampir tidak pernah mendapatkan kepuasan batin yang selayaknya, kecuali hanya saat malam pertama dimana selaput daranya pertama kali diterobos oleh penis milik suaminya.
Dering notifikasi ponsel yang singkat terdengar membuat matanya yang semula menatap kearah langit-langit rumah tertuju kepada ponselnya yang ia letakkan disebelah kotak tisu yang terbuat dari manik manik berwarna biru dan putih, warna kesukaannya. Zhea meraih kotak tisu dan mengabaikan HP nya lalu mengambil beberapa lembar tisu kemudian membersihkan sperma suaminya yang berserakan diatas perutnya yang rata dan terawat.
Zhea memiringkan badannya kearah kanan. Masih dalam keadaan tak berbusana. Ia meraih ponselnya dan melihat sebuah notifikasi dari aplikasi Facebook yang memberitahu bahwa seseorang ingin menambahkannya sebagai teman. Mata Zhea terbelalak dan tubuhnya terasa bergidik melihat akun tersebut menggunakan foto profil sebuah penis yang berdiri tegak dengan gagah perkasa yang sangat berbeda jauh dengan milik suaminya yang tak pernah lagi ia melihatnya berdiri selama hampir dua tahun ini.
Zhea menoleh kearah kamar mandi dan masih terdengar suara guyuran shower. Zhea kembali menatap foto profil dari akun Facebook tersebut. Nafasnya terasa berat dan ia merasa vaginanya berkedut membuat tangan Zhea mulai menyentuh ujung klitorisnya yang seakan menciptakan aliran listrik yang membuat tubuhnya bergetar. Namun secepat itu Zhea menyadari bahwa ia sedang melakukan sebuah kesalahan bagi seorang istri. Zhea akhirnya memblokir akun tersebut dan kembali meletakkan HP nya diatas meja kecil disamping tempat tidurnya.
*****
Zhea dan Muchlis telah berencana untuk berjalan jalan ke sebuah taman wisata yang sedang jadi pembicaraan oleh banyak masyarakat disana. Zhea mengajak Muchlis pergi ke taman tersebut setelah ia mendengar pembicaraan dari ibu ibu di kompleknya saat mereka sedang belanja sayur dari gerobak Mang Bejo, si penjual sayur keliling.
/0/24872/coverorgin.jpg?v=032e324468bb6285672c751841582adb&imageMogr2/format/webp)
/0/10760/coverorgin.jpg?v=d889c5707dfa6983bfd76d75e6104822&imageMogr2/format/webp)
/0/6613/coverorgin.jpg?v=f9a5cfff9b5fc80bc6a65a8d6b5f5c77&imageMogr2/format/webp)
/0/6715/coverorgin.jpg?v=17cb27d8f6b2bed7165645b85523623f&imageMogr2/format/webp)
/0/10328/coverorgin.jpg?v=285cb73fd438350480124be261fee44d&imageMogr2/format/webp)
/0/12626/coverorgin.jpg?v=feb13b1300e4221467f17e6271b97f27&imageMogr2/format/webp)
/0/4281/coverorgin.jpg?v=573c4bb3004e5090eb933fcd51559117&imageMogr2/format/webp)
/0/3939/coverorgin.jpg?v=941fdc8b2225acf82e284984594fa01d&imageMogr2/format/webp)
/0/3490/coverorgin.jpg?v=b5edca869de86ef256eadbf2aab416b7&imageMogr2/format/webp)