/0/24927/coverorgin.jpg?v=09a6b4ac3c49d9c142eca1406092c220&imageMogr2/format/webp)
Baru kali ini Frans merasa terlambat menyesali jalan yang telah ia pilih. Anjani benar. Laki-laki seperti dirinya memang tidak pantas menjadi seorang ayah. Jemarinya bergerak cekatan melepas pakaian Lea . Ia harus tampak bergairah dan luar biasa menginginkan Lea , meski sedang meratapi keadaan. Frans berjuang menyingkirkan sedihnya sejenak, demi menjelma pelayan seks bagi Lea .
Lea begitu menggilai Kontol besar Frans yang sungguh bisa membuat nya kecanduan luar biasa.
Di usianya 46 tahun Lea seolah menemukan surganya.
Frans berlutut di sisi sofa dan merentangkan kedua paha Lea . Namun, kecupannya malah mampir di atas perut wanita itu.
Frans memejamkan mata sejenak, saat gagal mengusir sedih yang sedari tadi merajai hatinya.
Bibirnya menempel di atas rahim Lea , tetapi yang ia bayangkan adalah rahim Anjani . Di dalam perut itu, hidup janin yang tidak lain adalah anaknya.
Tetapi mereka berdua tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan olehnya, anak istrinya membutuhkan dirinya.
Frans sadar, ia sungguh tidak pantas berada di dalam kehidupan Anjani dan mengambil tanggung jawab itu, namun saat ini hanya ini yang bisa ia lakukan untuk menafkahi keluarga kecilnya.
“Frans ...” Lea mengusap kepalanya dan membuat Frans tersadar. Bibir Frans kembali bergerak meski pikirannya tidak bisa beranjak dari seorang wanita di gedung sebelah yang sedang mengandung anaknya.
Lea menarik kepala Frans, membenarkan di selangkangan nya.
Lidah Frans segera menari.
Hanya satu tujuannya,ingin cepat selesai.
Selesaikan melakukan tugasnya dan mendapatkan uang untuk anak dan istrinya.
Lea sadar akhir-akhir ini ia menjadi wanita yang memiliki gairah tinggi. Semenjak mengenal Frans , keinginan bercinta itu kerap datang. Padahal baru kemarin siang mereka bercinta dan sejak semalam ia sudah menginginkannya lagi. Frans terlanjur memberikan rasa yang berbeda. Lea yakin ini bukan perkara kebutuhan biologis semata, melainkan juga kebutuhan hatinya akan cinta.
Lea melirik Frans yang tidur di sampingnya dengan memeluk guling. Tidak pernah bosan menikmati keindahan kulit kuning langsat yang terbungkus selimut. Akhirnya ia menemukan Frans , setelah sekian tahun mencari-cari perasaan seperti ini, yang membuatnya hanyut dalam lautan gelora.
Lea mengusap sayang kepala Frans . Jemarinya memainkan helaian-helaian rambut Frans yang terasa lembut di permukaan jemarinya. Frans , selalu indah ditatap dari sudut mana pun akan tetapi mampu menjelma teramat sangat maskulin di ranjangnya.
Seumur hidup, baru kali ini Lea merasa begitu tergila-gila dengan seorang laki-laki. Tidak ada satu pun di dalam diri Frans yang membuatnya harus menelan kekecewaan.
Frans bagai mengembalikan masa mudanya yang telah hilang. Ia adalah satu-satunya anak perempuan di keluarganya, dari empat bersaudara. Anak urutan nomor tiga, yang diperlakukan bagai putri raja. Ia tidak pernah punya kesempatan untuk mengencani laki-laki yang ia inginkan. Pilihan yang datang kepadanya, hanya deretan laki-laki yang dijamin sudah bermasa depan cerah.
Dan saat ini berhadapan dengan Frans yang begitu tampan dan sangat nikmat.
Lea meraih penis Frans yang mulai terkulai.
Jemari lentik Lea menggesekkan kepala penis Frans ke lobang kewanitaannya.
" Aaaahk Frans... Kok bisa gede dan enak gini sih....? Padahal masih tidur. Uhk Frans.... Aaaahk.... Gini enak banget Frans ..." Ceracau Lea sambil terus menggesek kepala penis Frans yang besar dimulut kewanitaan nya.
Frans segera meremas payudara Lea yang masih kencang,menjilati dan menghisap putingnya.
" Aih sayang... Iya begitu sayang...jilati sayang... Uh uh aaaaargh.. sambil dimasukin pelan enak Frans... Masukin Frans... Aaaahkkkk....nah gitu Frans..." Lea menarik bokong Frans agar menekan.
" Tarik sayang sampai lepas...,masukin lagi...!" Frans menuruti semua keinginan Lea.
" Enaaaaak anjiiiiiing gila enak banget...."
“Kalau miskin dan jual diri, tolong tahu diri.” Ucap Lea sambil menatap tajam wajah Frans, berusaha menangkap tatapan malu pemuda yang kini mati kutu di hadapannya.
“Jangan berlagak selama kamu terikat kontrak. Sesuai perjanjian kamu masih punya Tante. Ngerti?” ujar Lea yang kesal dengan Frans yang berniat memutuskan kontrak.
Frans bertahan membisu.
“Ngerti?” tanya Lea dengan nada lebih tinggi.
“Ngerti,” jawab Frans pelan.
/0/18566/coverorgin.jpg?v=505e6d3992f1928d8b457588f11609a0&imageMogr2/format/webp)