Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Aku mencintai mu,"
"Kita akan menikah!"
"Kita harus tetap bersama!"
"Kita sudah menikah dan punya anak, kenapa kau tinggalkan aku!"
"Aakk....," Aku terbangun dari tidurku dengan keringat bercucuran, lagi! Mimpi itu datang lagi, dan setiap kali aku bermimpi paati seperti ini. Separuh hatiku seperti hilang. Aku merasakan sangat kehilangan dan kesedihan dalam hatiku.
Ku tatap suamiku yang tertidur pulas disampingku, aku usap pipinya perlahan. Dia menggeliat dan menatapku.
"Kenapa? Kamu mimpi buruk lagi?" Ucapnya bertanya.
Aku mengangguk dan membenamkan diriku dalam pelukannya, seperti itu lah yang aku lakukan setiap kali mimpi itu datang. Sudah hampir dua tahun belakangan ini aku sering kali bermimpi orang yang sama, mimpi yang selalu sama. Apa yang sebenarnya terjadi, akupun tidak tahu. Tepatnya sejak usia pernikahan kami tiga tahun, entah sebab apa mimpi itu mulai datang. Dan tiap kali bermimpi, seolah-olah hatiku ikut merasakannya seperti benar-benar terjadi.
Aku selalu mengatakan pada suamiku mas Arkan, jika aku bermimpi buruk. Sebenarnya aku bermimpi bersama dengan mantan pacarku, cinta pertamaku dulu di masa kuliah. Dalam mimpiku dia selalu mengatakan hal yang sama, cinta, pernikahan dan anak. Ini benar-benar gila! Kami tidak pernah menikah, apa lagi punya anak. Kami tidak pernah melakukan hal diluar batas saat berpacaran dulu, hanya sekali dia mencium pipiku, hanya sekali tidak lebih.
Kami berpisah bukan aku yang mencampakkan nya, tapi dialah yang mencampakkan aku. Entah sebab apa, akupun tidak tahu. Saat itu menjelang sidang skripsi, tiba-tiba dia mengajakku bertemu dan mengucapkan perpisahan, aku hanya mengatakan 'YA' tanpa bertanya sebabnya.
Meskipun hatiku sakit, aku tidak pernah memperlihatkan pada dirinya. Semua berjalan normal sampai wisuda dan kami benar-benar berpisah tanpa komunikasi.
Aku memang menikah lebih dahulu dan dia pun datang pada acara pernikahanku, semua tampak biasa pada saat kami bertemu. Akupun sudah melupakan jika kami pernah punya hubungan, aku sudah menikah dan suamikulah yang ada dalam pikiranku.
Waktu berlalu, dua tahun aku dan mas Arkan bersama semua berjalan tanpa hambatan, aku mengikutinya bekerja keluar dari kota, tepat dua bulan setelah pernikahan mas Arkan di terima sebagai Pegawai Negri Sipil dan ditugaskan kepelosok.
Di tahun ketiga, mimpi itu datang menghantuiku. Dan saat ini, diusia pernikahan kami yang ke lima dimana aku dan mas Arkan kembali ke kota kami mimpi itu kian sering hadir, jadi sudah sekitar dua tahun aku dihantui mimpi ini. Mimpi itu tidak setiap malam datang, akupun tidak bisa tahu kapan datangnya tapi tiap kali bermimpi hatiku merasakan sakitnya seolah-olah nyata.
Dan yang aku lakukan adalah memeluk suamiku, bukan hal yang benar jika aku memikirkan laki-laki lain padahal aku sudah menikah. Pernah sempat terpikirkan untuk sekedar mengirim pesan pada mantanku itu, menanyakan kabar, berbasi-basi kemudian menceritakan apa yang aku alami. Tapi kemudian akalku mengatakan jika itu salah. Dia sudah berkeluarga akupun begitu, jika aku melakukan maka bisa saja terjadi hal yang bisa merusak rumah tangga kami.
Sejak teknologi semakin canggih, orang-orang yang terpisah jarak disatukan dalam sebuah group alumni, oleh sebab itulah aku bisa mengetahui nomor telepon dan stalking akun media sosialnya.
Terakhir kali aku melihatnya, dia masih sempat memposting fotonya dengan sang istri. Ah, seperti dia hidup bahagia. Hanya aku disini yang dihantui dirinya dalam mimpi. Ini tidak adil! Setelah itu aku tidak berniat lagi melihat media sosialnya, untuk apa juga. Aku juga bahagia bersama suamiku jika tidak bermimpi aneh itu.
****
Beberapa waktu lalu, di group chat alumni diumumkan akan mengadakan reuni bersama yang dilakukan disebuah tempat wisata, kami memilih pantai sebagai tempat reuni. Acara akan dilaksanakan menjelang sore hari hingga pukul delapan malam.