/0/23058/coverorgin.jpg?v=4c0ec1f46fbfddc72bcf6894813f78e9&imageMogr2/format/webp)
Seorang pria berparas tampan, tinggi, berpenampilan rapi dan segar menghampiri seorang gadis yang sedang duduk di taman, menikmati pemandangan alam yang hijau di bawah naungan pohon yang rindang.
Pria itu membungkuk mendekatkan wajahnya. Ia tersenyum dan menarik tangan gadis itu lalu mendorongnya ke pohon.
"Jadilah pacarku!" bisik pria itu di telinga si gadis.
Gadis itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia begitu terpesona dengan ketampanan pria di depannya. Pria itu membelai rambutnya dengan lembut dan menyentuh wajah gadis itu.
Gadis itu menutup mata merasakan belaian di wajahnya. Lalu ia membuka mata, pria itu mendekat untuk menciumnya. Gadis itu kembali menutup mata dan tersenyum.
*****
(Rumah Miya Tamama)
~Kringggggg~
Suara alarm berbunyi.
Miya yang sedang tidur tersenyum-senyum sambil berguling ke kanan lalu ke kiri, hingga akhirnya ia terjatuh dari tempat tidur.
Ah, teriak Miya kesakitan. Miya berdiri di depan cermin. "Ternyata hanya mimpi untunglah," ucap Miya merasa lega.
(Perkenalkan aku Miya Tamama. Mahasiswa Universitas Indonesia, jurusan Ilmu Ekonomi semester dua)
Miya bersiap-siap berangkat ke kampus dengan memakai pakaian berwarna hitam.
(Semua orang bertanya padaku, kenapa selalu memakai warna hitam? Dan aku menjawab karena warna hitam adalah warna kesukaanku. Tapi sebenarnya, aku buta warna. Jadi apa yang kupakai sudah tidak penting lagi)
Miya berlari turun dari tangga. "Kakak, ayo berangkat!" teriaknya.
"Tunggu, aku sebentar lagi selesai!" balas Koko dari dalam kamar sebelah Miya.
"Cepatlah, Kak! Nanti aku terlambat," teriak Miya sambil menatap jam di tangannya.
Miya mendekati sebuah pintu. 'Kamar Ayah & Ibu' tulisan di pintu. Miya menyentuh gagang pintu, ia menutup mata, lalu Koko memegang tangannya.
"Ayo, kita masuk bersama," ucap Koko mengangguk pada Miya.
Miya tersenyum dan mereka membuka pintu bersama. Di dalam ruangan, banyak foto yang terpajang di dinding.
"Ibu, Ayah. Bagaimana kabar kalian disana? Aku dan kakak, kami baik-baik saja disini. Kuharap Ibu dan Ayah juga baik-baik saja dan selalu mencintai selamanya." - Miya.
"Ayah, Ibu. Jangan khawatirkan kami, kami baik-baik saja. Aku akan selalu menjaga adik dengan baik. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya. Percayalah padaku." - Koko.
Miya dan Koko saling bertatapan bertukar tersenyum. Koko mengulurkan tangannya. Miya menerimanya.
"Kita berangkat!" ucap Koko.
Em, Miya mengangguk.
***
(Universitas Indonesia)
Gedung-gedung bergaya campuran tradisional dan modern.
UI terdapat beberapa kampus. Pertama, Kampus UI Cikini, digunakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Administrasi dan Kedokteran komunitas. Kedua, Kampus UI Salemba. Ketiga, Kampus Depok atau kampus utama dari UI.
UI memiliki berbagai fasilitas seperti, Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, Gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia dan juga Perpustakaan Pusat UI.
(Fakultas Ekonomi UI Depok)
Miya menyandarkan kepalanya di meja. "Kenapa aku melewatkan adegan pentingnya? Harusnya aku kembali tidur saja tadi!" Miya kecewa mengingat mimpi tadi.
Seorang gadis datang dan dia mengendap-endap menghampirinya.
"Little Spongebob?" teriak gadis itu mengejutkan Miya.
"Nana? Beraninya kamu ..."
Miya menarik telinganya, dan menyuruh tidak memanggilnya seperti itu apalagi saat mereka berada di sekolah.
Nana mengangguk. "Bisakah sekarang kamu melepaskan aku? Telingaku sakit, sakit, sakit," rengek Nana dengan mata berkaca-kaca.
Miya menyuruh Nana duduk. Dan membantu Nana meniup daun telinganya yang memerah. Miya minta maaf lalu memukul tangannya yang menyakiti Nana.
"Berhenti, jangan menyakitinya! Tangan ini sangat berharga tauk."
Nana memegang tangan Miya, "Mulai hari ini, tangan ini adalah milikku, apa kamu mengerti?"
Miya mengangguk dan memberikan tangannya. Mereka tertawa.
Dosen masuk dan memulai kelasnya.
Beberapa jam kemudian, kelas akhirnya selesai. Nana berdiri sambil merenggangkan tubuhnya.
"Yuk," ajak Nana menarik tangan Miya.
"Kemana?" Miya memandang bingung.
"Love Cafe," ucap mereka bersamaan dengan senyuman di bibir mereka.
***
(Kantin Love Cafe - FEB)
Nana bertanya hari ini Miya mau pesan apa. Emm, Nasi Ayam Real Madrid, jawab Miya.
Nana menggeleng.
"Selama 6 bulan, makananmu tidak pernah berubah. Bagaimana jika mencoba menu yang lain?" tawar Nana.
Miya menolak lalu ia pamit ke toilet. Nana mendesah melihat Miya pergi.
"Baiklah, biarkan aku yang pesan. Kamu cepat pergi sana!" gumam Nana.
Beberapa menit kemudian, Nana selesai memesan. "Di mana Miya?" Nana mengedarkan pandangannya mencari Miya yang belum juga kembali dari toilet.
"Miya," panggil Nana yang duduk di tempat no. 10.
/0/18757/coverorgin.jpg?v=45534e54ad36109b6f207435dbe4052f&imageMogr2/format/webp)
/0/13543/coverorgin.jpg?v=8846bdb9db5d18cdda9060516855f9c1&imageMogr2/format/webp)