Azeela Wijaya, wanita cantik nan manis yang harus menjalani kehidupan dengan rasa sakit yang ditimbulkan oleh keluarganya sendiri. Menjadi seseorang yang ada namun tidak terlihat atau tidak dianggap, itu rasanya sangat sakit. Beruntung, ia bertemu dengan zian. Pria tampan pemilik mata hitam pekat itu benar-benar membuat dirinya bisa merasakan sebuah kebahagiaan, walau pernikahan mereka diawali dengan sedikit dramatis.
Keluarga bisa diperumpamakan seperti sebuah rumah, dimana rumah itu menjadi tempat untuk berlindung dan menjadi tempat untuk pulang. Namun jika rumah itu rusak dan tak layak untuk ditempati lagi maka penghuninya akan merasa bingung dimana akan pergi dan dimana akan berlindung
Dan mau tak mau timbul sebuah harapan, harapan yang dimana akan ada seseorang yang mau memperbaiki rumah itu atau paling tidak, membantunya membangun rumah yang baru agar dapat berlindung
Perumpamaan ini adalah sebuah ungkapan isi hati dari wanita cantik bernama lengkap Azeela Wijaya, ini kisahnya, dan mari kita simak ;)
.
.
.
•Kediaman Wijaya
Pagi hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya dimana keluarga wijaya selalu menyambut hari dengan sebuah pertengkaran di meja makan. Yang pertengkaran itu sendiri selalu dimulai oleh nyonya besar di rumah itu yang tak lain adalah Ayana Wijaya, ibu dari 2 anak itu selalu saja memulai pertengkaran dengan putri sulungnya
"Kamu yakin mau pergi melamar kerja dengan pakaian seperti itu?" Tanya ayana pada putri sulungnya
"Memangnya kenapa dengan pakaian ku?" Tanya zeela dengan sebelah alis yang terangkat
Nyonya wijaya tampak menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan pertanyaan sang putri "Ganti sana, nanti orang-orang akan berfikir jika kamu ini mau minta sumbangan bukan mau melamar kerja" ucapnya ketus
Azeela Wijaya, putri sulung keluarga wijaya itu tampak menghela nafas panjang sambil menatap sang ibu jengah "Orang melamar kerja memang memakai baju seperti ini, memangnya menurut mama aku harus memakai baju seperti apa"
Sang ibu memutar bola mata malas "Zee, kamu ini selalu aja ngeyel dan tidak pernah mau mendengarkan perkataan mama, coba lihat adikmu asyila, banyak pekerjaan yang datang padanya tanpa harus susah payah mencari kerja karena apa?? Karena adikmu itu cantik dan penampilan nya bagus"
"Ya untuk apa dia susah cari kerja sedangkan dia itu pewaris yang akan meneruskan dan mengganti kan papa mengelola perusahaan" singgung nya
"Kamu sendiri yang menolak untuk mengganti kan papa mu jadi tidak usah pura-pura se menyedihkan itu"
Zeela terkekeh sinis mendengar penuturan sang ibu "kalau pun aku terima tidak akan merubah apapun kan? Syila akan tetap menjadi pewaris utama, jangan kira aku tidak tau bahwa dalam surat kepemilikan perusahaan papa, sudah papa ahlikan kepemilikan menjadi nama syila"
Ibu dari dua anak itu tampak salah tingkah "E ekhem, bukan nya papa mu lebih mengutamakan syila tapi syila memang lebih bisa di andalkan d-"
"Mentang-mentang dia selalu mendapatkan prestasi yang lebih dariku jadi mama meremehkan aku? Syila memang meraih prestasi yang cukup banyak tapi di bidang apa dulu? Apa mama yakin dia bisa menjalankan perusahaan sedangkan dia sama sekali tidak tertarik dengan bisnis?!" Sela zeela
"Aku bukan nya tidak percaya dengan kemampuan syila tapi itu bukan bidang syila. Aku hanya khawatir dengan perusahaan papa tapi bukan berarti aku akan maju dan mengambil hak orang lain walaupun itu adalah adik ku sendiri"
"Aku sudah selesai sarapan, aku berangkat dulu" Ucapnya lalu beranjak pergi tanpa memperdulikan wajah sang ibu yang sudah berubah masam
¶Mobil
"Non zeela. Nona tidak apa-apa?" Tanya pak sopir saat melihat zeela tampak diam melamun seperti tak biasanya. Biasanya zeela akan selalu mengajaknya bicara namun kali ini wanita cantik itu hanya diam
Zeela menengadahkan kepalanya menatap pak sopir lewat kaca mobil "iya pak, saya tidak apa-apa" ucapnya sambil tersenyum paksa
Azeela kembali diam dan mengalihkan pandangannya keluar jendela, menatap bangunan-bangunan tinggi yang ia lewati sembari membatin "Sangat menyenangkan jika memiliki seseorang yang bisa di ajak berbagi apapun dan aku sangat membutuhkan seseorang yg bisa mendengar segala keluh kesah ku selain engkau ya tuhan" batinnya sendu
.
.
Setelah beberapa menit perjalanan asha pun sampai di depan perusahaan ZM Group. Azeela menatap gedung yang menjulang tinggi itu sembari menarik sudut bibirnya
Perusahaan ZM Group adalah salah satu perusahaan impian zeela, dan hari ini adalah hari dimana ia akan menjalani interview dan ia sangat berharap akan diterima di perusahaan yang akan memberikannya sejuta pengalaman itu
"Non semangat ya! Bapak akan mendoakan nona agar di terima bekerja disini" ucap pak sopir dengan tulus
Azeela tersenyum "Aminn, terimakasih pak, kalau begitu aku masuk dulu ya" sopir itu hanya mengangguk sambil tersenyum
Ia pun bergegas masuk kedalam perusahaan itu dan bertanya pada resepsionis mengenai ruangan interview calon karyawan setelahnya azeela bergegas ke tempat tujuan, saat hendak duduk menunggu giliran bersama para calon karyawan lainnya tiba-tiba seorang anak kecil tak sengaja menabraknya
Brukk
"Astagah. Kamu gapapa kan?" Tanya azeela sembari menuntun anak kecil berusia 8 tahun itu berdiri "kakak minta maaf ya, mana yang sakit?" Tanyanya khawatir
"Tidak apa-apa kak, aku yang salah karena tidak lihat-lihat saat berjalan" ucap gadis kecil itu dengan perasaan bersalah
"Nggak apa-apa, syukurlah kalau kamu baik-baik saja"
"Selanjutnya No 17 atas nama Azeela Wijaya" Ucap panitia rekrutmen
Zeela sontak mengangkat tangan "Iya pak"
"kakak masuk dulu ya" Zeela menyempatkan mengusap rambut gadis kecil itu lalu masuk ke ruangan interview
.
.
Setelah hampir 30 menit zeela pun keluar dari ruangan interview itu sambil bernafas lega, ia merasa senang bisa menjawab semua pertanyaan dari HRD tanpa tersendat sedikit pun "Setidaknya aku sudah melakukan nya dengan baik, di terima ataupun tidak itu urusan belakang" batinnya sambil tersenyum
Zeela keluar dari perusahaan ZM Group dengan senyum yang terus mengembang. Senyuman itu perlahan-lahan menghilang di sertai kerutan di dahinya saat ia melihat anak kecil yang ia tabrak tadi sedang di marah-marahi oleh seorang wanita paruh baya
Zeeladengan cepat menghampiri anak kecil itu lalu memeluk nya "Ada apa ini kenapa ibu memarahi adik saya" Tanya nya pada wanita paruh baya itu
"Ohhh jadi anak kurang ajar ini adik kamu! ck ck ck orang rendahan seperti kalian berani-beraninya berurusan dengan keluarga ku" ketus nya
"Maaf bu, memangnya apa yang di lakukan adik saya"
"Kamu tidak lihat lutut cucu saya berdarah haa" Bentak nya
"Ini semua karena adik kamu ini yang tidak lihat-lihat saat berjalan. Apa jangan-jangan anak ini buta" Ketusnya
"Jangan asal bicara bu" Azeela menghela nafas panjang
"Maaf atas ketidaksengajaan adik saya menabrak cucu ibu" Ucapnya lalu melihat lutut cucu wanita paruh baya itu "Hanya goresan kecil" gumamnya
Zeela merogoh tasnya lalu mengeluarkan plester dan memakaikan nya di lutut anak itu
"Maaf ya" ucapnya pada cucu wanita paruh baya itu
Anak kecil itu mengangguk "ayok nek" menarik nenek nya pergi
"Dasar ibu-ibu, apa-apa selalu diperbesar. Bicara baik-baik kan bisa" Gerutunya kesal
"Kamu gapapa kan?" Gadis kecil itu hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya
"Nama mu siapa?"
Gadis Kecil itu tampak mengusap air mata nya lalu mendonggakkan kepala menatap asha "Dira"
"Dira kenapa berkeliling sendiri disini hmm? orang tua mu mana?"
"Aku sedang menunggu daddy tapi aku bosan kalau hanya menunggu di ruangan nya jadi aku berjalan-jalan keluar dan tak sengaja menabrak lian"
"Lian? Ahh anak kecil yang tadi itu ya" gumamnya pelan "Apa dia teman mu?"
Dira menggelengkan kepala "kami satu sekolah tapi tidak berteman. Lian di larang berteman denganku"
Zeela tampak mengernyit "Kenapa?"
"Karena kita berbeda, lian anak yang pintar jauh berbeda denganku. Dan lian hanya diperbolehkan berteman dengan murid-murid yang pintar sepertinya"
Zeela menggelengkan kepalanya tak habis pikir "Keluarga gadis kecil itu pasti teramat sangat sombong, melihat bagaimana perangai ibu tadi sepertinya memang demikian" monolognya sambil mengingat wajah wanita paruh baya yang memarahi dira beberapa menit yang lalu
"Sudah jangan sedih, dira bisa seperti lian jika daisy mau berusaha dengan belajar yang giat" Ucapnya sembari mengusap kepala dira
Gadis kecil itu tampak menggelengkan kepalanya dengan kuat "Aku sudah belajar semampu ku tapi tetap saja tidak membuahkan hasil bukan kah itu berarti aku bodoh kak" ucapnya dengan mata berkaca-kaca
"Tidak! Bukan seperti itu. Setiap orang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami sesuatu! Ada yang cepat paham ada juga yang tidak, anak yang lambat dalam memahami sesuatu bukan berarti dia bodoh hanya saja harus diajarkan dengan cara yang sangat-sangat mudah agar ia dapat paham, namun jika si anak tidak bisa juga berarti pelajaran itu bukanlah bidangnya. Contohnya, dira tidak bisa pelajaran matematika tetapi dira lebih unggul di pelajaran bahasa Inggris"
"Dira bisa meminta pada ayah dira untuk mencari guru privat, agar dira lebih bisa fokus dan bisa mencerna pelajarannya dengan baik"
Gadis kecil itu kembali menunduk sedih "Aku punya guru privat tapi tidak berpengaruh apapun" gumamnya lirih
Dira kembali mendongak menatap azeela, ia memperhatikan wajah wanita dewasa dihadapannya itu dengan intens "Kakak, jika seandainya kakak adalah guruku apa kakak akan memukuli ku jika aku tidak bisa memahami pelajaran atau apakah kakak akan mengataiku?"
Azeela tampak tertegun mendengar pertanyaan gadis kecil itu, ia terdiam cukup lama sembari menatap dira lalu menghela nafas panjang "Seorang guru tidak pantas melakukan hal-hal itu, guru adalah seorang pendidik dan dia adalah orang yang berpendidikan namun memang ada beberapa yang tidak memiliki kode etika dan tak mampu mengendalikan emosi. Tetapi apapun alasannya guru tidak pantas memukuli apa lagi mengatai murid"
"Dira, jika ada seorang guru yang melakukan hal itu padamu, jangan hanya diam saja! Laporkan pada orang tua mu, oke?"
"Bagaimana jika kakak yang jadi guru privat ku" Ucap dira tiba-tiba membuat azeela tersentak
"Hah? Aku?" Zeela tampak cengo sambil menunjuk dirinya sendiri
Gadis kecil itu mengangguk sambil menatap azeela penuh harap "Daddy memiliki banyak uang jadi kakak tidak perlu khawatir, daddy akan membayar kakak! Mau ya?!"
"Dira, tentunya kakak tidak akan menolak tetapi masalahnya adalah kakak memiliki kesibukan. Kakak tidak memiliki waktu untuk mengajari mu" ucapnya tak enak hati
Gadis kecil itu dengan jelas menunjukkan kekecewaannya membuat zeela semakin tidak tega
"Emmm begini saja, bagaimana kalau kita bertemu di setiap hari minggu? Kakak hanya punya waktu luang di hari itu, kakak bisa mengajari mu apa yang kau belum pahami. Bagaimana?"
Gadis kecil itu tampak berpikir lalu tak lama kemudian ia mengangguk "Terimakasih kak, aku akan memberitahu daddy agar nanti daddy membayar kakak"
"Tidak perlu, kakak akan mengajarimu tanpa bayaran. Toh hanya 1 hari saja dalam seminggu, kakak sama sekali tidak masalah" Mengusap rambut dira "Kita bertemu 3 hari lagi disini, tepatnya pukul 4 sore. Oke?"
"Okee" Ucapnya girang
•••
3 hari kemudian zeela mendapatkan email dari ZM Group jika ia di terima bekerja sebagai staff keuangan dan besoknya sudah bisa langsung masuk kerja, tentu saja asha begitu senang.
Hari ini adalah hari minggu dan seperti yang ia sudah katakan pada gadis kecil itu jika mereka akan bertemu 3 hari kedepan. Namun zeela tidak mendapati dira dimanapun hampir 1 jam ia menunggu dan ia pun memutuskan untuk pulang
Sesampainya di rumah ia mendapati para maid yang sedang sibuk mengatur beberapa camilan di meja ruang tamu
"Ada yang mau bertamu ya bi?"
Wanita paruh baya itu menoleh dan tersenyum kearah asha "Ahh itu temen bisnis nya tuan non" Azeela hanya mengangguk dan hendak beranjak pergi namun kehadiran sang ibu membuatnya menghentikan langkahnya
"Siap-siap lah dan pakai pakaian yang bagus, tamu papa mu akan segera tiba, jangan telat"
"Iya" jawab zeela singkat
Setelah siap-siap semuanya pun berkumpul di ruang tamu, dan tidak berlangsung lama teman bisnis ayah zeela pun tiba
"Jadi ini putri-putri anda tuan tama? mereka sama-sama cantik" ucap tuan bayu aditama yang merupakan teman bisnis ayah zeela
"Iya tuan aditama. Ini putri pertama saya azeela wijaya dan ini putri bungsu saya asyila wijaya" tutur nya
"Asyila sudah lulus kuliah ya?" Celetuk istri tuan aditama bernama anggun
"Iya nyonya, saya baru lulus bulan lalu" ucap syila lembut
"Oh ya? Syila sudah punya pacar belum?" Tanya nya penasaran
"b-belum nyonya" Jawabnya menunduk malu
Nyonya anggun terkekeh "Mau tidak sama anak saya? anak saya tampan loh walaupun dia seorang duda anak satu dan jarak usianya cukup jauh dengan mu tapi kalian tetap terlihat cocok jika bersama"
"Walaupun dia seorang duda anak satu siapa yang bisa menolak pria setampan zian, sudah pasti anak gadis ku ini tidak akan menolak" ucap nyonya ayana sambil menyenggol lengan putri bungsu nya itu
"Benarkah? kalau begitu syila mau tidak saya aturkan jadwal pertemuan kamu dengan anak saya?"
Mereka tertawa gemas melihat syila yang hanya diam sambil menundukkan kepalanya malu-malu
Semua orang tampak bahagia namun hanya satu orang saja yang tampak nya tidak demikian
Orang itu adalah putri pertama di keluarga aditama yaitu azeela wijaya
Walaupun situasi seperti ini bukan pertama kali nya ia hadapi tapi tetap saja rasanya sangat canggung. Situasi dimana kehadiran nya tidak di anggap ada
"Saya akan menghubungi kamu jika semuanya sudah siap, ah kalau begitu kami permisi dulu. Kami sudah memiliki janji dengan cucu kami" ucap nyonya anggun
"Ahh cepat sekali pulang nya padahal baru beberapa menit. Kalau begitu hati-hati dijalan" ucap tuan wijaya ramah
Tuan aditama dan istrinya hanya mengangguk kan kepala sambil tersenyum dan berlalu pergi
"Duhh anak gadis mama ga lama lagi di pingit pria tampan nih" menyenggol lengan syila
"Iiihh apaan sih ma" Ucapnya malu-malu pipi
"Sudahlah. Syila besok ikut papa ke kantor ya, papa akan memperkenalkan mu pada kolega bisnis papa dan kebetulan juga besok ada zian"
"Oke pa. kalau begitu syila ke kamar dulu" Ucapnya lalu berlari masuk kamar
"Aku pamit ke kamar juga" ucap zeela hendak beranjak
"Zeela" panggil tuan wijaya, kedua orang tua nya tampak terkejut melihat zeela disana. Tidak, lebih tepatnya mereka lupa jika ternyata ada asha juga disana
"Astaga zee. Kenapa tidak menyapa tuan aditama dan nyonya aditama tadi, kamu ini bagaimana sih makanya kalau lagi kumpul itu ikut berbaur juga, jika kamu diam-diam saja orang mana tau kehadiran mu" ucap nyonya ayana kesal
"Jikapun aku sapa apa mereka akan menerima sapaan ku dengan baik mereka bahkan melihat ku tapi tidak menyapa ku" batin zeela
"Maaf ma aku di ajarkan untuk tidak menyelah jika orang tua sedang asik berbincang" ucapnya datar lalu beranjak pergi
"Astagah anak itu makin hari makin kurang ajar saja" ucap sang ibu geram
•••
Azeela Wijaya gadis berusia 22 tahun, putri pertama di keluarga wijaya. Ia memiliki adik yang 2 tahun lebih muda dari nya, ia dan adik nya cukup akrab sejak kecil keduanya tumbuh dengan penuh kasih sayang dari orang tua mereka
Tuan wijaya dan nyonya wijaya tidak pernah membeda-bedakan azeela dengan adiknya. Keduanya selalu di berikan kasih sayang yang sama rata
Namun entah mengapa semua berubah sejak azeela sudah masuk di bangku sekolah menengah pertama. Azeela mulai merasakan ada perbedaan yang sangat terlihat jelas akan cara kedua orangtuanya memberi kasih sayang padanya dan pada adiknya
Itu di mulai saat hari ibu di sekolah, nyonya ayana lebih dulu menemani asyila di sekolah dasar mengikuti lomba menggambar, dan setelahnya mereka malah langsung pulang dan melewatkan lomba baca puisi yang diikuti oleh zeela. Azeela tentunya sedih dan menunjukkan aksi protesnya, ia bertanya pada sang ibu mengapa ibu nya tidak ada saat ia baca puisi, nyonya ayana hanya menjawab bahwa ia lupa jika ternyata azeela juga ikut lomba
Hari terus berlalu, perbedaan itu semakin terlihat jelas. Orang tua nya mulai membanding-bandingkan ia dan adiknya, jika adiknya mencapai suatu prestasi maka ia akan di omeli kenapa dia tidak seperti adiknya juga. Bukan hanya itu saja, saat sudah beranjak remaja bahkan dalam urusan fashion, perawatan diri dan kehidupan asmara pun asha selalu dibandingkan dengan adiknya
"Cobalah merawat dirimu dengan baik seperti adikmu"
"Pakaian apa yang kau pakai itu? Lihatlah cara berpakaian nya adikmu, dia mengikuti trend sedangkan kamu?"
"Pakailah riasan jika kau ingin berpergian jangan buluk-buluk seperti itu, bagaimana kau bisa dapat pacar jika penampilan mu saja seperti ini"
Hanya sebuah saran yang terlontar tapi terdengar sangat menyakitkan untuk wanita cantik nan manis itu
Bukan hanya dalam lingkungan keluarga bahkan di lingkungan luar pun azeela selalu dibandingkan dengan adiknya
Pertanyaan yang selalu muncul di benak asha "Apa yang salah dari ku? Kenapa semua orang memperlakukan ku seperti ini"
Bab 1 Tak di anggap
10/01/2025