" Jika saja kau tidak terus memaksakan dirimu, mungkin kau tidak harus meregang nyawa di tanganku. " Kehidupan rumah tangga yang dijalani seorang wanita bernama Rhea, pernikahan yang tampak harmonis dimata semua orang nyatanya menyimpan kisah kelam. Siapa sangka jika peristiwa naas itu akan menimpa pasangan yang tampak serasi, terlebih tidak ada gosip miring mengenai pasangan itu sebelumnya. Bukan perkara mudah untuk pihak kepolisian mengungkap motif dari pembunuhan itu, meskipun sudah menetapkan sang istri sebagai pelaku.
Jakarta, 28 oktober 2013.
Suara riuh dan teriakan penuh amarah terdengar di salah satu ruangan yang dipadati oleh begitu banyak orang.
Suasana semakin bertambah gaduh, begitu beberapa orang polisi membawa seorang wanita cantik yang menggunakan pakaian tahanan.
Itu adalah salah satu ruangan yang digunakan oleh pihak kepolisian untuk melakukan sebuah konferensi pers mengenai sebuah tindak kriminal oleh seorang wanita muda, wanita yang saat ini tengah menerima cacian dan makian dari orang-orang yang tersulut emosi.
" Wanita tidak tau diri!! Pembunuh!!! "
Teriak seorang wanita paruh baya berusia sekitar lima puluh tahunan mengalihkan perhatian banyak orang, tampak wanita itu masih terlihat bugar di usianya yang sudah tidak lagi muda.
Tidak hanya kalimat yang disuarakan, perhatian orang-orang juga teralihkan oleh tampilan wanita paruh baya itu yang sangat menonjol.
Diantara banyaknya orang, wanita tua itu memiliki warna kulit, rambut dan postur tubuh yang berbeda.
Wanita itu adalah nyonya Nyxi Lyncol, seorang wanita paruh baya yang sengaja datang jauh-jauh dari Austria ke Indonesia untuk tragedi berdarah itu dan mengikuti proses hukum terkait kematian sang putra.
" Rhea kau pembunuh!!! "
Sekali lagi wanita paruh baya itu berteriak meluapkan rasa sakit yang ditanggung atas kematian tidak wajar putra yang begitu cintai.
Melihat situasi semakin kurang kondusif, beberapa anggota polisi mencoba untuk mengamankan wanita itu agar acara bisa segera dimulai.
Kasus hukum yang melibatkan Rhea, seorang gadis cantik asal Indonesia dengan korban seorang pria blasteran yang juga berkewarganegaraan sama.
Kasus ini menyita banyak perhatian publik lantaran korbannya adalah seorang Dokter di salah satu rumah sakit ternama di ibu kota.
Tidak hanya berprofesi sebagai tenaga medis, korban juga dikenal memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.
Kematian tidak wajar hingga penetapan tersangka atas penghilangan nyawa sang Dokter belakangan sudah menjadi konsumsi publik, terlebih setelah mengetahui jika itu melibatkan orang dekat yang tidak lain merupakan istri dari si korban.
Itulah mengapa acara itu diadakan, untuk menjawab pertanyaan publik tentang sejauh mana kasus pembunuhan itu ditangani.
Riuh pikuk dan kilatan cahaya kamera menunjukkan bagaimana kasus itu sangat menarik perhatian publik, karena disana juga ada beberapa wartawan dari media cetak maupun media elektronik tampak memenuhi ruangan.
Sebagian besar dari mereka berada di pihak wanita paruh baya yang terus saja merintih pilu.
Sebagai manusia yang memiliki hati nurani, tentu mereka bisa merasakan apa yang dirasakan nyonya Nyxi.
Tidak mudah untuk menerima kematian seorang anak dengan cara yang tragis terlebih itu dilakukan oleh orang terdekat.
Belum lagi desas desus tentang perselingkuhan juga mulai berhembus, itulah yang membuatnya terus berteriak dan memaki wanita yang pernah menjadi menantunya.
" Kau tidak perlu membunuhnya jika kau ingin bersama orang lain, kau tidak perlu membunuh putraku! " Nyonya Nyxi kembali menyuarakan kalimatnya.
Meskipun kalimat yang disuarakan tidak terlalu jelas karena aksen yang terdengar berbeda, tetapi semua orang yang ada di tempat itu dapat mengerti apa yang wanita paruh baya itu ucapkan.
" Abraaa!! Ohh Abra my son... " Nyonya Nyxi tertunduk lemah.
Sebagian orang mengenal korban dengan sebutan Dokter Jo, sedangkan beberapa kerabat mengenal pria itu dengan panggilan Abra, atau Abraham.
Jordan Abraham Lyncol, menghembuskan nafas terakhirnya di usia yang masih terbilang muda yaitu dua puluh sembilan tahun.
Pria itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan belasan luka tusukan di sekujur tubuhnya.
Suasana bertambah kisruh, ketika pihak kepolisian mengeluarkan barang bukti dan beberapa foto yang di dapat di tempat kejadian perkara.
Hal itu kembali mengundang teriakan dan makian memenuhi ruangan, tetapi situasi itu perlahan membuat wanita cantik yang sejak tadi tertunduk diam mengangkat wajahnya.
Dengan kedua mata yang tampak berkaca-kaca, wanita itu berteriak dengan lantang menatap semua orang.
" Mengapa kalian terus saja menyalahkan diriku!! "
" Dia juga seorang pembunuh!! Dia juga pembunuh!!! "
Rhea bergumam lirih, itu adalah kalimat pertama yang mampu disuarakan sejak dirinya ditahan beberapa hari yang lalu.
** Selamat Membaca **