Sejatinya sebuah pernikahan memang untuk menciptakan kebahagiaan yang akan datang di setiap hari-hari yang di lewati dengan pasangan sendiri. Tapi bagaimana jika sebuah pernikahan di paksa untuk berpisah karna pihak keluarga menginginkan seorang penerus perusahaan, yang bahkan belum bisa di berikan secepatnya? Seperti Devano Arhan yang harus merelakan istrinya menikah dengan pria pilihan mertuanya. Karna dianggap tidak bisa memberikan keturunan. Uuuhhh ngeri gak tuh, ngebayangin seorang istri nikah lagi? Bagaimana mungkin seorang istri bisa menikah lagi? Simak kelanjutannya hanya di sini👇
Hari ini Devano di undang ke acara pesta ulang tahun mertuanya yang di gelar di gedung pribadi milik keluarga Nicolas.
Ia di beri undangan spesial yang bertuliskan nama Devano Arhan di bagian paling atas dari setiap nama keluarga yang tercantum di buku undangan.
Bukannya merasa bahagia bisa menjadi tamu undangan spesial di malam ini. Hatinya merasakan ada hal aneh antara tidak enak hati dan juga rasa cemas yang tiba-tiba menyeruak di dada.
Melihat pantulan dirinya pada cermin, ia menyentuh bagian dada di mana letak jantungnya berada. Berdebar dengan kencang seperti akan terjadi sesuatu pada dirinya.
Semilir angin malam menembus jendela kamar yang masih terbuka menyapu rambut hitamnya yang sudah di tata sedemikian rupa. Ia lantas merapikan kembali rambut nya yang sedikit acak-acakan karena terkena hembusan angin. Memakai kemeja hitam yang sudah tersedia di atas kasur. Namun dirinya seakan enggan untuk menghadiri pesta itu.
Alina Nicolas sang istri tercinta pun, tampak tidak terlihat. Biasanya Alina yang selalu memakaikan kemeja dan juga dasi setiap Devano akan berangkat ke kantor.
Mobil mewah berwarna dark blue telah menjemput istrinya sewaktu sore.
Ia hidup sebatang kara di negri sendiri. Sedangkan kedua orang tuanya berada di luar negri. Mendirikan perusahaan raksasa yang paling terkenal di negara Jerman. Ia akan menjadi pewaris tunggal untuk kelangsungan masa depan perusahaan orang tuanya itu. Namun,
Hal itu tidak di ketahui oleh kedua orang tua alina. Bahkan Alina sendiri belum mengetahui bahwa Devano adalah keturunan orang kaya.
Sepengetahuan mereka, Devano hanya bekerja sebagai staf kantor biasa di perusahaan milik keluarga Nicolas saja. Namun hal itu tidak membuat Alina merasa malu telah dipersunting Devano dua tahun yang lalu.
Dengan hati kalut, ia memaksakan untuk tetap berangkat ke pesta ulang tahun kellyn Nicolas yang sekarang menjadi sang mertua tercinta.
"Halo! Kamu lagi di mana? Kenapa belum datang juga?"
Seseorang di ujung sana menanyakan posisi dirinya saat ini.
"Sekitar lima belas menit lagi, saya akan segera sampai."
Ia lantas mempercepat laju kendaraannya, menembus kegelapan malam berhias gemerlap lampu di setiap pinggiran jalan.
*****
Setelah kurang lebih lima belas menit. Mobil Devano telah sampai di Basement khusus parkir mobil.
Kedatangannya di sambut oleh beberapa pelayan yang menawarkan aneka varian rasa minuman yang di bawa menggunakan nampan kecil.
Ia memilih jus apel segar untuk menghormati kerja keras mereka.
Pesta di gelar di halaman luas di depan gedung. Di ujung sana terlihat keluarga Nicolas sudah tampak lengkap dengan semua para tamu undangan yang menggulung di depan mereka. Menyaksikan MC si pembawa acara menyampaikan daftar acara malam ini.
Alina terlihat begitu anggun dengan balutan gaun putih bermahkota kan sanggul yang menyembul berhiaskan pernak-pernik berlian mengeliling sisi rambut.
Ia menangkap raut wajah Alina yang murung seperti tidak merasakan kebahagiaan atas perayaan umur panjang sang mami tercinta.
Pertanyaan aneh kembali muncul di dalam banaknya.
"Mari kita mulai acara ini dengan menyanyikan lagu Happy birthday untuk tuan direktur utama kita, Nyonya Kellyn Nicolas....!"
Sambutan dari MC mendapat gebrakan tepuk tangan dari semua tamu undangan yang tentu saja berasal dari kalangan atas.
Devano di persilahkan duduk di barisan paling depan.
Acara demi acara telah berlalu dengan lancar. Sampai kepada penghujung acara, dimana kellyn Nicolas memberikan pidato yang cukup panjang.
"Dan saya ingin memberitahukan kepada kalian semua, bahwa putri tunggal saya ini akan melangsungkan pernikahan dengan Andreas Agatha. Seorang CEO yang menjadi colega bisnis kami."
Ucap Kellyn dengan jelas seraya menatap mata Devano dengan sinis.
Mendengar ucapan terakhir sang mertua. Devano bak di lempar sebuah granat yang meledak tepat di tengah-tengah hatinya.
Iya terbelalak melihat senyum bahagia yang terukir di bibir sang mertua dan keluarganya yang lain. Tapi tidak dengan alina yang bahkan hanya tertunduk seperti menahan isakan.
Setelah penyampaian mencengangkan itu, Alina melengos meninggalkan keramaian pesta. Sedikit mengangkat ujung gaun yang merumbai agar mempermudah lari kecilnya.
******
Setelah pesta ulang tahun itu selesai. Semua keluarga Nicolas masih berkumpul di tempat yang tadi.
Sedangkan Devano menyusul Alina ke dalam gedung untuk menanyakan alasan atas pernikahannya dengan Andreas yang di umumkan oleh maminya tadi.
Di ruangan luas yang selalu di jadikan kumpul sanak saudara dari keluarga Nicolas, Devano menatap teduh Alina yang terduduk di sampingnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Alina?"
Devano bertanya pada Alina yang tampak menangis.
Alina hanya terisak mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut pria di hadapannya yang masih sah menyandang status sebagai suami.
Devano mendekap sang istri untuk menenangkannya.
"Aku akan menunggu kamu, sampai kamu mau menjelaskan semuanya." Ucap Devano.
Penuh kelembutan dari belaian lembut yang berselancar di punggung Alina. Seakan tidak terjadi apa-apa pada kelangsungan rumah tangganya saat ini.
Perlahan dekapan itu melerai dari masing-masing tubuh seiring tangis Alina yang sudah mereda.
Alina menatap netra suaminya dengan tatapan penuh penyesalan dari apa yang telah terjadi malam ini. Menyeka air mata yang masih tersisa di pipi mulusnya.
"Maafkan aku, Mas!" Ucapnya lirih di penuhi rasa keliru.
Menciptakan tanda tanya besar dari raut wajah sang lawan bicara.
"Untuk apa kamu meminta maaf Alina?"
Devano meraup wajah cantik sang istri yang masih di banjiri air mata.
Bibir Alina bergetar, tak kuasa untuk menjelaskan semuanya pada Devano.
Di sela Isak tangisnya, sebuah benturan keras yang berasal dari pintu yang di buka dengan keras mengejutkan keduanya.
"Biar mami yang menjelaskan semuanya!"
Ucap nyonya Kellyn dengan lantang. Ia baru saja datang dari arah luar dan tidak sengaja mendengar pembicaraan keduanya.
"Saya menjodohkan Alina dengan Andreas, karena kamu tidak becus memberi anak untuk putri saya ini!" Ucap nyonya Kellyn arogan.
"Bahkan kamu tidak akan bisa memberi keturunan pada Alina! Lihat sendiri kecacatan mu ini...?"
Kellyn memberikan sebuah amplop berwarna coklat yang berisi berkas-berkas hasil tes laboratorium antara Alina dan juga Devano.
Yang menyatakan bahwa, Devano Arhan tidak bisa memberikan keturunan pada sang istri(Mandul).
Devano mendengkus, ia bahkan tidak mengetahui asal-usul tes laboratorium ini.
"Jadi, semua sudah jelas kan? Bahwa kamu itu, cacat sperma... Alias MANDUL."
Kellyn mempertegas ujung kalimatnya.
Tidak memperdulikan perasaan sang menantu yang begitu tergores hati atas perlakuannya malam ini.
"Tapi, aku tidak mau menikah dengan Andreas mi! Aku cinta sama mas Devano. Bahkan mas Devano masih sah sebagai suamiku, mi!"
Alina mencoba menentang keputusan anti-mainstream maminya itu.
"Mami jangan mencoba mengganggu ketenteraman rumahtangga aku dengan mas...."
"Cukup Alina!... Ini sudah menjadi keputusan mami! Keluarga Nicolas membutuhkan pewaris untuk kelangsungan masa depan perusahaan. Yang bahkan tidak akan bisa di berikan oleh suami cacat mu ini!"
Kellyn menunjuk tepat di depan mata Devano.
Sebisa mungkin Devano tidak memperlihatkan kemarahannya di depan Alina, yang begitu menyayangi maminya.
"Aku akan menerima keputusan mami, jika Alina menyetujui semuanya." Sergah Devano mantap tanpa ragu. Meskipun hati Devano begitu perih menyatakan hal itu, namun ia harus tegar menghadapi badai di dalam rumah tangganya ini.
Membuat Alina dengan cepat menoleh ke arahnya.
"Mas, apa mas sudah tidak mencintaiku? Kenapa mas mengizinkanku menikah lagi?"
Alina sangat terkejut dengan penjelasan singkat dari suaminya.
Sedangkan Kellyn hanya tersenyum arogan, kemudian dengan cepat menyeret Alina masuk ke dalam kamar.
Buku lain oleh Nhie
Selebihnya