Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Patung itu istriku

Patung itu istriku

biru_laut

5.0
Komentar
159
Penayangan
3
Bab

Seorang seniman yang terkenal tampan dan kaya raya jatuh hati kepada seseorang wanita cuek dan sederhana. Ketertarikan pada wanita itu membuat laki-laki itu menganggap wanita itu adalah dunianya. Cinta yang sangat besar serta rasa memiliki yang sangat kuat membuatnya tak ingin berpisah dengan wanita itu.

Bab 1 Patung istriku

Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari Devan masih berkutat dengan alat-alat seninya, ia membawa beberapa cairan kimia, alat suntik dan juga pengawet untuk mayat.

Devan menyiapkan pengawet mayat dan merendam tubuh seorang wanita yang tak berbusana di sebuah bathtub yang telah terisi cairan kimia.

Devan juga sudah membuat adonan yang akan di jadikanya untuk bahan pembuatan patungnya.

Devan melakukan semua itu sambil meneteskan air mata hatinya terasa teriris dan sangat terluka melihat kekasih yang di cintainya meninggalkan nya untuk selama-lamanya.

"Lexy, kenapa begitu singkat kamu menemani ku, Aku belum sempat membuat mu bahagia, aku belum sempat mewujudkan impianmu memiliki rumah di pedesaan yang dekat dengan pegunungan, kau yang selalu menyukai tentang pemandangan indah dan suasana pedesaan yang tenang. Lexy,

aku tak sanggup melakukan ini semua sayang,aku benar-benar tak sanggup..!!!!"hati Devan berkecamuk antara sedih dan tak tega namun semua ini harus ia lakukan, mengingat semua ini adalah permintaan terahir istrinya.

Semua emosi telah di luapkan di studio kerja miliknya, ia marah dan menumpahkan semua cat warna dan merobek semua lukisan yang telah di buat nya.

ia terlihat kacau dan frustasi dengan meninggalnya sang kekasih hatinya.

Ruangan itu Terlihat kacau balau, cat tumpah dimana-mana dan tubuhnya pun juga sudah terpenuhi oleh cat . Ia melemparkan semua botol-botol alkoholnya hingga kacanya berserakan ke segala sisi. dari pecahan kaca tersebut kemudian ia ambil dan di genggamnya semua kaca itu, darah pun mulai mengalir dari telapak tangannya.

"Alexy.....!!" Teriak Devan tak berdaya meratapi kepergian kekasih tercintanya.

"Lexy kembalilah...kembalilah Lexy, aku sangat membutuhkan mu kembalilah sayang ku...!!"teriak Devan kembali.

Teriakan Devan memenuhi Ruangan kerjanya, emosi yang ia luapkan membuat Devan tertidur di sisi bathtub yang terisi Oleh mayat Lexy.

Bayangan indah bersama Lexy memenuhi otak dan ruang alam bawah sadarnya.

Walau dalam keadaan yang mabuk pun didalam otak Devan hanya terisi bayangan Lexy.

Devan pun mulai terlelap kemudian ia bermimpi tentang kata-kata terahir yang di inginkan oleh kekasih nya itu.

"Van...jika aku meninggal, izinkan aku selalu tetap di sampingmu. Karena aku tak ingin jauh apa lagi pergi dari pandanganmu," Lontar Lexy.

"Sayang... Kau tak akan pergi kemana-mana kau akan terus selalu bersama ku disini, menemaniku selalu saat aku sedang bekerja," Sahut Devan yang mentap kekasih nya itu.

Devan membelai rambut Lexy, yang tiduran di paha Devan.

Devan juga memandangi Tubuh Lexy, yang polos tanpa sehelai benang di badanya.

"Kau sangat cantik sayang..!!"Puji Devan.

"Van, dengarkan aku, aku mohon kabulkan permintaan ku tadi. jika aku tak mampu hidup di dunia ini, maka jadikan aku sebuah Patung yang selalu ada di sisi mu, kapanpun itu," Pinta Lexy mengada-ada.

"Aku, tak tahan melihat mu jika kau marah seperti ini, jangan salahkan aku jikalau aku akan menerkammu lagi," Ujar Devan yang menatap tajam ke arah Lexy.

"Van dengarkan aku dulu..!! kabulkan dulu permintaan ku yang tadi, setelah itu aku akan mengikuti semua yang kau ingin kan," Ucap Lexy mencoba untuk bernegosiasi.

"Iya sayang aku akan melakukan semua yang kamu ingin kan, aku akan menjadikan kau patung special untukku, yang akan ku letakkan di sisiku disini," Jawab Devan mengiyakan permintaan konyol Lexy.

"Aku akan pegang janji mu Van, dan Terimakasih Van. Kini aku telah lega dan bisa tenang.

Emmmmuah..!!

Kecupan mesra mendarat di pipi Devan. Devan sebenernya belum menyadari perubahan kondisi dari kekasih nya itu, Devan hanya mengiyakan permintaan konyol kekasihnya agar kekasihnya senang menerima pernyataan ya itu.

"Aku sudah mengiyakan permintaanan mu, kini aku akan minta sesuatu dari mu," Tagih Devan pada kekasihnya itu.

"Iya sayang, kau ingin minta apa dari ku..?" Tanya Lexy.

"Emmm.. Aku minta ini,"Tangan Devan berjalan perlahan dari perut hingga ke lembah milik Lexy.

"Van.. Tadikan sudah 5 kali, apa itu kurang," Lontar Lexy yang mengerutkan dahinya menatap Devan heran.

"Tapi aku masih kurang sayang, dan aku tak akan pernah puas dengan mu. Aku ingin selalu dan terus selalu menginginkannya," Ungkap Devan yang menggoda Lexy kembali.

Lexy bangkit dari tidur nya dan berlari untuk menghindari Devan.

"Sayang, jangan main-main dengan ku ya..!! kalau kau ketangkap tak akan ku biarkan kau tidur malam ini," Ancam Devan.

"Aku pastikan kau akan kelelahan dan takan ku biarkan kau istirahat...!!

Ayo sayang kemarilah, Jangan lari dari Ku," Teriak Devan.

Lexy pun berlari dan masuk ke studio milik Devan dan bersembunyi di balik lukisan yang ukurannya cukup besar.

Lexy tak menyadari jikalau ada cermin di belakangnya.

Dengan berpura-pura tak tahu, Devan mengendap-endap dan memeluk Lexy dari belakang.

"Kena kau sayang..! Sekarang tubuhmu telah ku tangkap, sekarang kau tak kan bisa pergi dari pelukan ku," Ucap Devan lirih di dekat telinga Lexy.

"Ahhh Van, perut ku sakit..!!" Ucap Lexy berpura-pura.

"Apa,..? yang mana yang sakit sayang..?" Tanya Devan cemas.

Dengan trik licik dari Lexy, ahirnya dekapan Devan bisa ia lepaskan.

"Maaf Van, tak semudah itu kau mendapatkan ya..!!"Lexy berlari sambil menggoda Devan.

"Alexy..!!!!"

Dengan suara lantang Devan memanggil kekasihnya dan berlari sambil tanganya menggapai sebuah cat yang khusus untuk melukis tubuh.

Devan melemparkan cat itu ke tubuh kekasihnya itu sampai mengenai perut hingga dada polos Lexy.

Kini Tubuh Lexy, di penuhi oleh cairan cat.

Lalu Devan meraih pinggang ramping Lexy dan di peluknya dengan erat.

Bibir tipis Lexy, kini menjadi target utama Devan. Mereka saling berpanggut dan bertukar lidah di dalam rongga mulut mereka. Devan mendekati telinga Lexy dan berbisik. "Sexy sekali kau sayang jika tubuhmu dipenuhi oleh cat ini, jangan salahkan aku kalau kau saat ini akan aku hukum atas sikap mu yang menolak ajakan Ku tadi," Lontar Devan, yang membuat Tubuh Lexy merinding membayangkan hukuman yang akan Devan berikan pada nya.

"Hukum lah aku Van, Semampu dan sekuat mu Van, Aku akan menerimanya dengan senang hati," Ucap Lexy yang menatap lekat kearah wajah Tampan Devan.

"Terimalah hukuman mu sayang..!!" Lontar Devan tanpa basabasi.

Mereka pun saling berpelukan dan saling bertukar keringat detik itu Juga. Hujaman demi hujaman di Terima oleh Lexy dengan penuh gairah dan berglora.

Lenguhan dan rintihan suara dari bibir Lexy,terdengar jelas dari studio milik Devan.

Dengan berbagai gaya dan dengan penuh semangat, ahirnya mereka terjatuh di lantai dan menumpahkan cairan cat ke tubuh mereka berdua.

Bukannya berhenti mereka malah semakin bersemangat melakukan olahraga panas di siang hari itu.

Dengan tubuh yang penuh dengan noda cat, Devan mengangkat dan menggendong tubuh Lexy yang masih tertancap senjata perkasa milik Devan di dalam lembah hangat milik Lexy.

Lexy, Di gendong dan di bawanya ke kamar mandi.

Mereka pun menikmati permainan itu bersama. di bawah siraman Air yang keluar dari shower, tubuh Lexy mengeliat bagaikan ulat yang di goda dengan ijuk sapu.

"Ah....Van, aku sebentar lagi sampai," Rintihan Lexy, terdengar lembut dan manja di telinga Devan.

"Ayo sayang keluarkan semua yang kau punya, kita akan sampai bersama-sama," Sahut Devan yang berada di bawah hasratnya yang memuncah.

Lenguhan dan teriakan terdengar dari Bibir Lexy.

"Ohhh..Van...!!! Lebih cepat Van,Oh yes... Benar di situ Van," Ucap Lexy penuh gairah.

Devan pun menambah ritme gerakan memompa maju mundur di lembah milik Lexy.

"Ahhhhh...Aku sampai Van ohhhh...!"rintihan Lexy terdengar sangat sexy di telinga Devan. Devan merasa tubuh Lexy bergetar dengan hebat merasakan Klimaks yang baru saja Lexy rasakan.

"Ohhhh sayang, aku juga keluar sayang ahhh," Sahut Devan yang memeluk tubuh Lexy dengan sangat erat.

Cairan cinta mereka bersatu didalam rahim milik Lexy.

Devan mengecup kening Lexy dan mengangkat tubuh Lexy kembali ranjang mereka. Mereka beristirahat sekitar 15 menit, lalu mereka mengulangi kegiatan panas mereka lagi sampai malam hari.

_______

Tiba-tiba Devan terbangun dari mimpi indah nya itu. mimpi yang mengingatkanya tentang permintaan kekasih nya yaitu jika Lexy meninggal Lexy ingin tubuhnya di jadikan patung yang akan menemani Devan menjalani hari-harinya.

Dengan keterpaksaan Devan pun mulai mengambil adonan patung untuk di balurkan ke tubuh mulus nan polos milik Lexy, centi demi centi kini tubuh Lexy sudah terbalut oleh adonan patung itu.

Dengan semua keahlian yang di miliki Devan, patung Lexy kini menjadi patung yang sangat menawan dan Cantik. Secara kasat mata tak kan ada orang yang menyadari bahwa di dalam patung itu bersembunyi jasad istrinya yang di cintainya.

beberapa hari pun berlalu, Devan kehilangan semangat dalam hidupnya, beberapa tawaran pameran dan permintaan melukis dari Kliennya di tolak mentah-mentah oleh nya.

Devan masih sangat berduka, dan masih belum bisa mengikhlaskan kepergian kekasihnya itu.

Saat ini yang bisa Devan lakukan hanya menenggak wine dan membelai patung Lexy yang selalu berada di sisiNya.

Entah sudah beberapa hari Devan mengunci dirinya di dalam studio nya, para Asisten dan pembantunya pun tak bisa berbuat apa-apa jika Tuan nya sudah berada di dalam ruangan yang itu.

Yang bisa mereka lakukan hanyalah menawarkan makanan dari balik pintu siapa tahu Devan mau memakan sesuatu karena memang sudah beberapa hari ini, Devan tak ada makan apapun.

"Tuan.. Ini Merry tuan, ayo tuan buka pintu ini ada makanan kesukaan tuan, tuan makan ya, walaupun sedikit saja," Ucap Merry sang asisten rumah tangganya.

"Pergi kalian dari situ, pergii..!!!" Teriak Devan.

Teriakan devan mengagetkan seluruh pembantu dan asisten nya, mereka benar-benar tak berani menentang perintah yang di berikan oleh Tuanya yaitu Robertus Southwell Devan Ramon.

To be continued

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku