Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Soulmates?
5.0
Komentar
1
Penayangan
1
Bab

''Definisi soulmate menurut lu apa Lif?" Pertanyaan itu akhirnya berhasil diucapkan oleh Biru, Sontak membuat Alisha Nadhifa dan Sabiru Devantara saling menatap satu sama lain seolah mencari suatu jawaban yang tersimpan didalam mata mereka. Mungkinkah mereka menemukan soulmate mereka? Keep an update kisah mereka<3

Bab 1 Aku, Biru, Dan Kita

Ruang kelas yang hening pertanda bahwa dimulainya ujian tengah semester pada hari ini, Para murid saat ini terlihat khusyuk mengerjakan soalan yang ada dikertas mereka, Sedangkan seorang guru yang tengah berjalan mengelilingi ruangan untuk memantau kondisi para murid. Beberapa diantaranya terlihat tenang mengerjakan sedangkan beberapa murid yang gelisah menunggu contekan dari teman terpercayanya, Atau lebih dari teman? Tapi siapa peduli, Mungkin itu yang sedang dipikirkan Alisha Nadhifa yang sedang menunggu contekan dari teman masa kecilnya Sabiru Devantara.

"Biru,bagi 37 dong" Lifa menoleh kebelakang, pandangannya dengan cepat mencari sosok yang tengah melihat ke arahnya juga, Biru kemudian menggerakan mulutnya seolah berbicara tanpa suara, "A".

Alisha Nadhifa atau akrab di sapa Lifa, Lebih singkatnya Lif. Termasuk golongan manusia yang malas untuk bersosialisasi, Mungkin faktor itu yang membuatnya hanya memiliki Biru sebagai Sahabatnya. Entah Kebetulan atau tidak, Lifa dan Biru selalu berada dikelas yang sama contohnya sekarang mereka berada di kelas 10 IPA 4. Usianya menginjak 16 tahun dibulan Juni tepatnya ditanggal 11.

Sabiru Devantara atau biasanya dikenal Biru, Untuk orang-orang yang baru mengenalnya mungkin akan memberi sebutan'Pacar Lifa' atau 'Abang Lifa' kepadanya namun ia tidak keberatan, Karena memang salahkan Biru untuk tidak pernah perduli dengan omongan orang yang dianggap hanya angin lalu baginya. Biru 3 bulan lebih tua dari Lifa mungkin karena itu Biru menolak untuk dipanggil 'Abang' atau 'Mas' oleh Lifa, 3 Bulan itu tepatnya pada tanggal 31 Maret.

Pengawas yang sadar akan interaksi antara Lifa dan Biru kemudian menegur Lifa "Lehernya kenapa Alisha Nadhifa?", "Biru kalau sudah selesai langsung dikumpulkan ke meja saya ya" Ucap pengawas itu yang langsung mendapat gelengan dari Biru dan Lifa.

Keduanya masih belum jera untuk terus mencari celah agar bisa berinteraksi satu sama lain, Sebenarnya Biru sudah selesai mengerjakan namun melihat gerak-gerik Lifa yang masih gelisah membuat Biru enggan untuk mengumpulkan terlebih dulu. Waktu yang terus berjalan ditambah lagi dengan suasana yang sedikit demi sedikit menjadi terasa menegangkan bagi beberapa siswa yang dapat dipastikan masih memiliki jawaban kosong dilembaran jawabannya membuat Biru menolak untuk diam saja.

Biru berusaha untuk memberikan jawaban kepada Lifa namun selalu gagal karena pengawas selalu berkeliling dan tidak memberikan celah kepada murid untuk mencontek.

"Buset dah guru ni engga duduk duduk, kaya ga pernah jadi murid aja dah...duduk dong bu" Batin Biru yang masih mengawasi gerak-gerik pengawas itu.

Biru dengan idenya kemudian mengangkat tangan kanannya sontak membuat pengawas itu menoleh kepadanya dan bertanya "Kenapa Biru? Udah selesai?", "Eh engga Bu, Saya mau ijin ke WC, boleh?" Jawab Biru sontak membuat beberapa siswa tertawa karena ucapan Biru. "Oh ke WC, Iya silahkan" Ucap pengawas itu dengan datar kemudian kembali berjalan pelan untuk mengawasi gerak-gerik siswa.

Sedetik kemudian Biru langsung berjalan menuju pintu keluar kelas namun sebelum keluar dari kelas, Biru sempat menoleh ke arah Lifa dan menaikkan salah satu alisnya untuk memberi kode kepada Lifa. Lifa yang mengerti dengan tatapan Biru langsung mengerti dengan maksudnya, Tak lama setelah Biru keluar untuk ke WC, 10 Menit kemudian Biru kembali dari WC dengan wajah khas cengengesannya.

Melihat ekspresi dari Biru membuat tangan kanan milik Lifa reflek menjunjung keatas membuat pengawas itu menoleh kepadanya lalu bertanya, "Sudah selesai Alisha?" Tanya pengawas itu. "Eh...Anu...Belum Bu, Saya mau ijin buang sampah diluar, Boleh Bu?" Ucap Lifa dengan mukanya yang cengengesan, "Oh iya silahkan" Ucap pengawas itu. Setelah mendapat ijin, Lifa langsung bergegas keluar kelas untuk membuang sampah yang ada di genggamannya.

Tiba di luar kelas, Tepatnya disebelah pintu masuk kelasnya terdapat tong sampah kelas. Lifa kemudian melihat ke lingkungan kelasnya untuk melihat kondisi apakah ada yang melihatnya atau tidak. Setelah dirasa aman, Lifa bergegas melihat sejarik kertas yang ditempelkan dibalik tong sampah itu.

"WOI LIF INI JAWABAN GUE, BEDAIN 2 AJA DARI GUE BIAR NILAI LO GA JAUH!!! 2A,3D,4E,8E,12A,14A,17D,19C,21B,24A,28C,29A,30B,37E,32A,40C,42A,43B,45D,48C,50A. CEPETAN NYALINNYA!!!!"

Begitulah isi dari kertas yang ditempelkan oleh Biru, Trik ini memang cukup sering digunakan oleh anak kelas mereka yaitu kelas 10 IPA 4.

Arkan yang saat ini sedang dihukum hormat di depan tiang bendera tengah melihat kelakuan Lifa kemeudian tersenyum kecil, "Lucu!" Batinnya.

Alexandrio Arkan benjolan IPS angkatan kakak kelas Biru dan Lifa, kelas 11 IPS 6 tapi udah megang pangkat Perwira. Menurut rumor dari beberapa benjolan, Arkan bakal naik pangkat jadi Jendral ngegantiin Jendral sebelumnya yang bakalan lulus sebentar lagi. Arkan lebih suka 'bela sekolah' daripada mainin cewe makanya Arkan cukup terkenal digolongan cewe-cewe, Entah itu didalam sekolahnya atau bahkan diluar sekolah.

"Oh...Oke A D E E A A D C B A C A B E A C A B D C A...Beres." Batin Lifa setelah menulis ulang jawaban yang ada dikertas tadi ke telapak tangan kirinya, Setelah itu ia langsung bergegas kembali ke dalam kelas.

Kembalinya kekelas, Lifa langsung menuju ke mejanya dan mulai berakting agar tidak terlihat mencurigakan saat menulis jawaban dari telapak ke kertas jawabannya.

"Gue udah Bi" Ucap Lifa memeragakan mulutnya namun tidak bersuara kepada Biru, Biru hanya membalas dengan senyuman.

Sedetik setelah Lifa memberitahunya jika ia sudah selesai, Biru langsung mengangkat tangan kanannya.

"Bu...ini kalau sudah selesai boleh langsung dikumpulin?" Ucap Biru setelah mengangkat tangannya, "Iya, Silahkan dikumpulkan kedepan" Ucap pengawas itu sembari tersenyum tipis kepada Biru.

Setelah mendengar jawaban dari pengawas itu, Biru langsung berjalan ke meja pengawas yang ada didepan dengan membawa lembar jawabannya. Saat Biru berjalan ia bahkan sempat untuk menoleh ke arah Lifa dengan senyumnya yang tengil membuat beberapa teman kelasnya langsung saja mengolok tindakan Biru ke Lifa.

"Ini yang liat Biru nyengir ke Lifa gue doang kah?" Ucap Dani ke Bima, "Lah anjir iya ya, lu pada pacaran kah gila akhirnya....nambah juga couple dikelas kita HAHAHA" Balas Bima lalu tertawa diikuti dengan teman-teman kelas Biru yang juga tertawa karena ucapan Bima.

"Udah pada selesai? Kalau sudah, Langsung kumpulkan disini!" Ucap pengawas itu dengan datar karena tidak suka dengan kondisi kelas yang tiba-tiba menjadi tidak kondusif, Setelah mendengar ucapan dari pengawas itu suasana kelas tiba-tiba menjadi hening.

"Makasih Bu" Ucap Biru sembari meletakan lembar jawabannya dimeja pengawas yang ada di depan, "Iya...Kembali ke kursinya ya" Ucap pengawas itu dengan datar kemudian lanjut mengawasi kegiatan para murid.

Kembalinya Biru ke kursinya membuat Lifa mulai menghitung mundur selama kurang lebih 10 menit untuk dirinya mengumpulkan lembar jawaban miliknya yang sudah selesai ia salin, Setelah menyalinnya ia tidak lupa untuk menghapus coretan yang ada ditangannya.

Bell berbunyi pertanda waktu istirahat bagi SMA mereka, Yang juga berarti sudah waktunya mengumpulkan lembar jawaban bagi para murid. Beberapa murid terlihat masih belum puas dengan jawaban mereka, namun tidak dengan golongan siswa seperti Lifa yang memiliki motto 'yang penting ngumpulin dan yang penting diatas kkm aja dah'.

"Lif...Kantin dah, makan apa ya enaknya?" Ucap Biru setelah itu menepuk bahu Lifa yang langsung mendapatkan tatapan kagetnya, "Kaget gue ege, gue pengen batagor dah..tapi gue mager kekantin, gendong dong Bi" Ucap Lifa dengan nada bicaranya yang terkesan santai kepada Biru, Mungkin untuk beberapa orang akan memberikan persepsi yang berbeda kepada Biru dan Lifa tapi itu semua kembali ke mereka dengan prinsip 'who cares?'.

"Dih anjir manja banget dah, ayo cepetan tar lama ngantri lagi" Ucap Biru setelah itu menarik tangan Lifa untuk mulai berjalan disampingnya menuju kantin.

"Buset dah, Lifa jangan ampe lolos ya Bir" Ucap Bima lalu tertawa dengan beberapa temannya yang saat ini tengah nongkrong didepan kelas mereka.

"Sianjir Bima" Balas Biru sembari berjalan bersampingan dengan Lifa.

Tanpa menghiraukan pandangan-pandangan dari orang lain, Mereka tetap berjalan dengan percaya diri menuju kantin. Sesampainya dikantin, Mereka langsung menuju outlet batagor yang ada disebelah outlet minuman.

"Lif, Gue yang mesen, Lo duduk disini bae jagain meja yak...batagornya kaya biasa kan?" Ucap Biru setibanya di salah satu meja yang ada didekat outlet batagor.

"Okeiii kaya biasa yak, Nih uangnya" Ucap Lifa namun hanya dihiraukan oleh Biru, Biru bahkan langsung pergi menuju mamang batagor.

"Bang Batagor 1, Siomay 1 yak, Tar saya ambil Bang...Saya ke sebelah dulu yak" Ucap Biru

"Oh iya Bir, Tar mamang anter ke Lifa" Balas Mamang batagor yang langsung menyiapkan pesanan Biru, Setelah mendengar ucapan Mamang lalu Biru berterima kasih lalu berjalan menuju outlet minuman yang ada disebelah outlet batagor.

"Mbak es poci 2 yak" Ucap Biru dengan nada tengilnya, "Eh iya Bir, Bentaran ya" Balas Mbak itu kemudian tersenyum dengan ramah lalu membuatkan pesanan Biru.

Setelah es poci nya jadi, Biru langsung meluncur ke meja tempat ia meninggalkan Lifa.

"Nih uangnya" Ucap Lifa setelah Biru duduk dikursi seberangnya sembari menyodorkan uang miliknya, "Ga usah bebih HAHAHA" Ucap Biru sembari meminum es pocinya lalu tertawa kemudian secara tiba-tiba mengusak rambut Lifa.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku