Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
29
Penayangan
1
Bab

Menceritakan seorang wanita berhijab yang membasmi sekte yang ada di desanya di bantu dengan tiga temannya ahli dalam agama dan apakah mereka bisa membasmi sekte itu atau tidak.

Bab 1 Mencari tau kejanggalan

Kami berlima terdiam atas kematian sahabat kami yang tiba-tiba meninggal secara misterius dan menatap tajam orang tua mereka. Semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing, kami menatap lirih makam dan aku merasa hawa sangat tidak baik.

"Merabela, lebih baik kita pergi dan ada yang harus ku omongkan dengan kalian," ujar perempuan temanku yang bertubuh tinggi.

Kami mengangguk lalu pergi dan mandi. Langsung berkumpul di camps sambil menatap Sena perempuan bertubuh tinggi itu.

"Aku mendengar suara dia yang meminta tolong dengan nada lirih seakan dia bukan di siksa dari neraka tapi ..." ucapan Sena terhenti dan menatap kami berempat.

"Jangan bilang dia di tumbalkan?" jawab Radit.

"Kemungkinan, Arwah dia di bawa dan dia meminta tolong kepada kita berlima. Apakah orang tuanya dalangnya atau ada orang lain?" tanya Sena namun kami terdiam.

"Dia tidak ada musuh tapi, lebih baik kita selidiki terlebih dahulu jangan memfitnah seseorang," ujar Via yang memberi tau resiko jika gegabah.

"Benar, apa yang di katakan, Via. Kita cari tau dan membagi kelompok untuk mencari informasi," saut Bahri dan kami mengangguk.

"Aku tetangganya jadi aku akan langsung ke orang tua mereka dan kalian cari informasi tentang kejanggalan kematian Murti," ujarku dan di anggukki oleh mereka.

Kami langsung pergi untuk mencari tau, aku ada di depan rumah Murti namun aku urungkan niatku karena hawa di sana sangat tidak bagus dan aku mengucapkan salam kepada orang tuaku yang sedang menonton tv.

"Berhati-hatilah jika ingin mencari tau hal itu, Nak," ujar ayahku yang menatapku.

"Murti menjadi tumbal untuk seseorang, Nak. Jadi, kau harus berhati-hati jangan sampai kau juga dan bersama temanmu itu," tegas ibuku.

"Perbanyak ibadah dan kuatkan imanmu, Nak. Karena kita juga bisa menjadi incaran keluarga itu dan pakai selalu tasbih itu di lengan kananmu, Nak," ujar ayahku dengan nada sangat tegas.

"Baik, Ibu dan Ayah. Aku akan berhati-hati dan terimakasih informasinya," ujarku yang langsung masuk ke kamarku.

"Untuk ... Seseorang?" gumamku dan memberikan informasi lewat grup.

Aku merasa frustasi saat tidak mendapatkan jawaban yang tepat dan perlahan mataku mengantuk. Langsung tertidur pulas dan terbangun karena terkejut.

"Astaghfirullah, apaan tadi?" ujarku yang terkejut dari mimpi itu dan melihat jam tiga sore.

Langsung mandi dan sholat saat adzan ashar berkumandang. Setelahnya memberi pesan untuk berkumpul di camps dan aku menunggu mereka datang. Menceritakan tentang mimpi anehku yang bermimpi tentang bunga mawar hitam terbakar di iringi asap dan perkataan lirih dari Murti. Mereka terdiam dan aku terkejut atas perkataan mereka.

"Kami pun sama," ujar mereka bersamaan.

"Aku mimpi hal yang lain juga yaitu gambar pemuja iblis di tanah dan bunga mawar hitam yang terbakar di tengahnya," ujar Sena.

"Kau indigo, coba lacak dia dimana dengan bantuan teman ghaib mu," ujar Radit.

"Huh, dia tidak mau dan berkata itu sangat berbahaya. Aku sudah bilang apakah itu masalah serius lalu siapa dalangnya dan jawaban dia hanya terdiam," ujar Sena dengan nada lesu.

"Merabella, hijabmu kenapa selalu hitam?" tanya Via yang penasaran.

"Aku menyukainya tapi, kenapa kau bertanya seperti itu dan seperti bukan dirimu," heranku dan benar saja Sena menepuk pundaknya Via.

"Nyaneh naha nempel ka babaturan urang, awas bae nyaneh sekali deui nempel ke babaturan urang, ku aing di piceun ka kebon! ( Kenapa kau menempel kepada temanku, awas saja sekali lagi kamu menempel kepada temanku, ku buang ke kebun!) " kesal Sena dan kami terdiam karena tau.

"Merabella, ada yang ingin kau sampaikan?" ujar Sena yang menatapku dan aku mengangguk.

Aku hendak menanyakan sesuatu kepada Sena tentang hijab tadi tapi dia seakan mengalihkan sesuatu dan aku menceritakan yang orang tuaku ucapkan tadi. Mereka terdiam membisu bahkan Via merasa hawa amarah yang sangat besar.

"CING CICING ATUH NYANEH TEH! URANG GE SEWOT SARUA WAE JEUNG NYANEH,( Diam bisa tidak kamu itu, aku juga sama emosi sepertimu)" teriak Sena dan kami hanya tertawa dikit.

"Wajar dia marah Sena, aku punya informasi dari ayahku," ujar Bahri si anak ustadz.

Kami terdiam atas pembicaraan Bahri dan menetap Bahri seakan semuanya itu sangat di luar nalar. Sena menanggapi pembicaraan Bahri hingga dimana Sena memukul sofa dengan kesal.

"Iblis apa sih?" ujar Sena yang lumayan penasaran.

"Aku tidak tau tapi yang justru roh dia di tahan sama dia dan bisa jadi orang tuanya dalang dari ini," ujar Bahri.

"Ayahku bilang, jangan gegabah dalam hal seperti ini dan dia memberikanku gelang dari pengajian di sunan Ampel," ujar Bahri menunjukkan gelang tahbih.

"Orang tuaku juga sama," ujarku.

"Kita cari di infomasi ibu-ibu tapi ingat jangan ikut ghibah, DOSA!" tekanku di akhir kalimat dan kami pulang saat adzan Maghrib tiba.

Kami sholat setelah sholat kami langsung ngaji di masjid yang telah di isi oleh beberapa anak kecil yang mengaji ke ustadz dan kami membaca ke kiai. Jam berlalu hingga sholat isya tiba dan kami masih berbicara dengan kiai saat kiai selesai dzikir.

"Kiai, kami boleh bertanya sesuatu?" tanyaku dan Kiai mengangguk.

"Bagaimana cara memusnahkan iblis?" ujarku dengan tegas dan kiai tersenyum.

"Dengan niat yang sangat tekad dan baca ayat kursi bernama An- Nass, Al- Falaq dan Al-Ikhlas." Kami mengangguk dan pamit.

"Kiai harap kalian jangan terlalu gegabah dan Merabela kau pasti bisa," ujar Kiai yang membuat kau terdiam.

"Kenapa dia hanya menyebut namamu?" ujar Radit yang heran.

Aku geleng-geleng kepala dan kami masuk ke ruang masing-masing. Mereka mencari tau lewat orang tua mereka bahkan tetangga sekitar dan aku menatap bulan sabit.

Menatap terus hingga aku duduk sambil membaca buku misteri dan terdiam. Aku rasa ada orang kuat di balik kematian Murti dan tidak mungkin orang tua Murti. Tidak mungkin orang tua menjadi anaknya tumbah, itu sangat tidak bagus dalam kehidupan dan tidak sengaja aku membaca perkataan yang membuatku terdiam namun tersenyum penuh arti.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku