Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Digoda Gairah Masa Lalu

Digoda Gairah Masa Lalu

Dinda sukmadewi

5.0
Komentar
509
Penayangan
36
Bab

Alicia berubah menjadi seorang Annisa yang berbeda. Namun disaat Annisa berhasil melupakan masa lalunya. Tiba-tiba Palma pria tampan dari masa lalunya yang juga ayah dari putra pertamanya kembali datang tanpa disengaja. Namun pertemuan itu mengundang kemarahan Dewi istrinya Palma. Annisa memutuskan untuk menerima Radit sebagai suaminya. Cerita ini mengambil lokasi di Bandung, Jakarta Korea dan Mesir, tanah suci Mekah dan Singapura. Menceritakan tentang besarnya Cinta Radit pada Annisa juga Cinta Palma pada Alicia. Gairah masa lalu yang terus menggoda apa bisa dihindari?

Bab 1 Aku Annisa bukan lagi Alicia

POV Annisa

Aku Annisa arsanatha, usiaku sekarang tiga puluh satu tahun, risih dengan nasehat atau pertanyaan seputar pacar, calon suami ,pernikahan.

Aku selalu menghindari kumpul keluarga,reuni atau apapun itu yang berbau kumpul - kumpul. Apalagi kalau sampai bertemu teman saat SMP atau SMA, mereka pasti nanya gimana kabar Palma?

Aku juga hanya bermain medsos hanya mengunggah puisi curahan hati dan menghindari pertemanan dengan orang - orang di masa lalu.

Tak jarang aku merujuk kebodohanku di masa lalu, tapi saat kusadari itu sudah terjadi hanya bisa berusaha menutup lembar hitam itu.

Aku hanya mengisi hari ku dengan bekerja kadang melukis di balkon kamarku.

Hari ini kenangan yang aku coba lupakan tiba - tiba hadir dihadapan ku dengan segala keindahannya.

Cincin putih dijari kanannya sangat menusuk hatiku. Pupus harapanku.

Masih lekat panggilan nya..

"Alice" ingin rasanya aku menjawab panggilan nya, dan menanyakan kabarnya.

Yups, Palma mengenalku dengan nama Alicia namaku sebelum aku berpindah keyakinan menjadi seorang muslim.

Aku besar di keluarga yang sangat membebaskan kepercayaan agama, bukan hanya agama yang tertera di KTP, bagi keluarga ku agama adalah ikatan antara diri kita dengan pemilik alam semesta, bukan dengan manusia.

Ibuku bernama Buru Van Halen lahir dari Oma menado dan oppa Belanda, jadilah aku menjadi wanita dengan tinggi 169 cm berkulit putih dan berambut pirang.

Sedangkan ayahku Lee Jong geum asli orang Korea, alhasil mataku sipit. Seperti orang Korea lainya yang tidak memiliki agama, aku pun seperti itu, kadang aku ikut mama ke gereja, dan setelah mama meninggal aku ikut dengan kakaknya mama yang aku panggil ibu itupun karena aku tak ada pilihan, dan kakanya mama, bernama ibu muri Kemala Dewi perempuan yang sangat lembut, ibu muri hanya mempunyai seorang putra bernama Benny arsanatha yang sudah menikah dengan mbak Andini Kumala Ningrum yang biasa dipanggil dini.

Dan ayahku menikah lagi dengan orang Korea setelah mama meninggal dunia. Aku memilih kembali ke Indonesia walaupun masih sering ayah datang berkunjung atau aku ke Korea, aku cucu kesayangan haramoni dan harabogi, cucu tunggal mereka.

Kisah cintaku dengan Palma dimulai dari persahabatan kami dibangku SMP, Palma saat itu dua tingkat diatasku. Aku yang anak baru masuk kelas satu SMP sering di bully karena tinggi badanku dan warna rambutku. Selalu di ejek bule nyasar.

Palma yang rumahnya beda blok sering mengantarku pulang atau sekedar menghiburku. Sampai saat SMA Palma menyatakan cintanya, awalnya hubungan kami tidak ada rintangan dari keluarga Palma, sampai saat Palma wisuda dan meminta orang tuanya melamar ku, dan memberitahukan kehamilan ku Om Prasetyo ayah Palma keberatan dengan perbedaan agama kami, Palma berusaha meyakin kan aku untuk belajar agama Islam saat itu, namun aku yang terbiasa melihat perbedaan dikeluarga menganggap penolakan itu hanya dalih dari ketidak sukaan keluarga Palma padaku.

Aku dan Palma mengontrak sebuah flat dirumah susun masih didaerah Tebet, perutku tambah besar, aku tak berani pulang. Saat usia kandunganku lima bulan mama mengalami kecelakaan di tol Cipularang, mama meninggal ditempat. Saat berduka itu aku ditemani mbak dini dan mas Benny satu - satunya keluarga mama yang dekat dengan ku. Mbak dini yang curiga dengan perut ku, mulai khawatir dan mengajak ku ke dokter. Kebetulan adiknya mbak dini seorang dokter kandungan. Aku ceritakan semuanya. Palma sangat ingin menikahi ku. Usiaku baru tujuh belas tahun saat itu.

Sampai suatu hari saat aku sendirian dirumah susun, Tante Irma ibu nya Palma datang, membawa peralatan sholat dan Qur'an,

" Alice kalau kamu mau Tantu restui menjadi istri Palma, belajar lah agama Islam. Kalau sekarang kamu hamil tetap tidak akan Syah saat kalian menikah." Tante Irma memeluk ku.

" Perjalanan kalian masih panjang," begitu katanya.

Aku tidak berusaha mengerti ucapannya. Yang aku tahu aku ditolak.

Setelah kepergian Tante Irma aku menghubungi mbak dini, karena tiba - tiba perutku kontraksi. Saat itu mbak dini juga hamil tujuh bulan.

Aku dibawa oleh mbak dini dan mas Benny, aku tidak sempat berpamitan sama Palma.

Tiga hari aku dirawat dirumah sakit kasih ibu, mbak dini dengan telaten menjagaku.

Setelah keluar dari rumah sakit aku tinggal dengan mbak dini dan mas Benny dikediaman mereka di apartemen Casablanca.

Tiba - tiba mbak dini pendarahan dan dilarikan ke rumahsakit. Entah penyebab nya apa mbak dini harus kehilangan bayinya dan juga harus diangkat rahimnya.

Akhirnya atas kesepakatan kami bertiga, bayi dalam kandungan ku akan dirawat mbak dini dan mas Benny itu menjadi rahasia besar kami.

Lalu mas Benny dan mbak dini mengajak ku sementara tinggal di Singapura sampai aku melahirkan.

Setelah aku melahirkan putraku yang ku beri nama Bumi, aku kembali ke Jakarta dan melanjutkan kuliah dijakarta.

Namun karena aku merasa tidak nyaman aku minta ayahku untuk sekolah dikorea ayahku sangat senang dengan keinginan ku kembali ke korea, hampir empat tahun aku dikorea aku memutuskan kembali ke Bandung kota kelahiranku. Hanya beberapa bulan di Bandung, aku diterima kerja diperusahan oil company dan ditempatkan di negara Jordan.

Yang kebetulan ibunya mas Benny bekerja di KBRI Jordan sebagai kocak staff dan suaminya orang Indonesia keturunan Syria. Akhirnya aku kembali berkumpul dengan ibu muri dan ayah Natha. Aku kembali merasakan hangatnya sebuah keluarga. Ibu muri dana ayah Natha sama sekali tidak tahu kalau aku pernah hamil dan melahirkan.

Selama aku dijordan, awalnya tidak ada sedikitpun terpikir berpindah keyakinan, ibu dan ayah tidak pernah memaksakan ataupun mengajak. Namun setiap hari aku melihat betapa damai hidup ayah dan ibu. Walaupun mereka sibuk bekerja tapi tetap menjaga hangatnya keluarga.

Saat aku di Jordan aku sering berinteraksi dengan mahasiswa Indonesia disana, perlahan aku mulai jatuh cinta pada Islam, aku sering ikut acara mereka dari mulai yang paling mudah seperti buka bersama saat Ramadan, mulai lah aku belajar tentang islam Sampai akhirnya aku mengambil cuti hanya untuk belajar agama Islam di Mesir.

Saat aku akan membacakan syahadat, aku diberi nama oleh istri syehk Umar, umi khadizah memberiku nama Annisa Khumairah , sejak saat itu aku merubah panggilan ku menjadi Annisa, dan mengurus semua perubahan nama dari Alicia ke Annisa Khumairah namun dikantor aku memakai nama keluarga Annisa arsanatha.

Aku menjadi muslim bukan karena pernikahan,tapi menjadi muslim adalah panggilan hatiku keyakinan akan Alloh Subhana wa taala, dan nabi Muhammad Saw adalah rasul nya.

Banyak yang berpendapat kalau aku masuk Islam karena aku menunggu Palma.

Harapan untuk kembali bersatu memang ada, tapi bukan lantas itu yang menjadi dasar aku pindah kepercayaan.

Pertemuan ku dengan palma yang paling aku takuti adalah menjawab pertanyaan Palma tentang kehamilanku dulu. Dimana hubungan kami dulu karena kebodohanmu yang percaya saja ide Palma kalau hamil pasti akan dinikahkan.

Entah bagaimana reaksi Palma kalau dia tau ,dia mempunya seorang putra laki - laki.

Sampai akhirnya aku menerima dijodohkan dengan radit putra Sahabat ibu muri.

Diantara keraguan akan masa lalu, dan keinginan memulai hidup baru, ketakutan akan terbongkarnya rahasia selalu menghantuiku.

Walaupun Mbak Dini selalu meyakinkanku untuk percaya diri menyongsong masa depan. Tapi ketakutan ku tak pernah bisa membuatku tenang.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dinda sukmadewi

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku