Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Husband Ex-GIGOLO

My Husband Ex-GIGOLO

Dinda sukmadewi

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
42
Bab

Fadly yang terusir dari rumah memilih jadi pengamen dari cafe ke cafe. Sampai bertemu dengan Sandra wanita kaya yang sangat mencintai nya dan menjadikannya Gigolo. Saat bersama Sandra Fadly bertemu dengan Saraswati dan menghamilinya. Sampai Fadly jatuh cinta pada Soraya gadis muda yang masih kuliah. Gadis muda yang melanjutkan kuliahnya di Jakarta yang ditemuinya disebuah Tempat dugem. Dan Soraya ternyata anak dari Dahlia wanita cinta pertamanya yang membuatnya patah hati. Sampai akhirnya Ayah Fadly Tuan Surya Adjie meninggal dunia dan memberikanya saham 90%. Pilihannya jelas untuk Fadly,berjuang menjalankan amanah ayahnya atu mundur sebagai pecundang.

Bab 1 My Gigolo

Fadly mengangkat gelas bir-nya dan mereka melakukan toast sebagai ungkapan selamat untuk

Jeremi Asisten pribadinya, dengan sigap mengabadikan momen kebersamaan itu dengan kamera ponsel di tangannya.

"Selamat dan sukses untuk Bu Tania!" ucap salah seorang dari mereka sambil mengangkat gelas minuman tinggi-tinggi.

Ini malam Minggu, dan ia mendampingi Boss nya itu.

Sedangkan Fadly dengan senang hati memenuhi undangan Tania .

Wanita yang sudah merengkuh nya dari pengamen cafe menjadi vice president direktur.

Tidak banyak orang diundang, hanya beberapa kawan dekat dan masih berhubungan baik saja.

Tentu saja ia menikmati mengambil foto dan video Sandra yang masih tampak seperti gadis di akhir dua puluhan. Kulit kencang, tubuh prima, dan juga seksi. Namun sepanjang mengambil foto dan video, Tommy menyadari bahwa perhatian Sandra lebih banyak ditujukan kepada Fadly .

Tommy menangkap percikan dalam tatapan Tania tiap kali wanita itu melihat Fadly . Setiap sentuhan kecil dari wanita itu seperti tepukan di bahu, pelukan di lengan, juga cubitan gemas, semuanya terbaca sebagai isyarat cinta.

Kenapa Fadly sang Gigolo yang tidak menyadari hal itu sama sekali? Tommy menatap gemas bos-nya yang kini terpantau sedang mojok berdua dengan Fadly.

Sepertinya semua orang di tempat ini juga menyadari Tania memiliki perasaan khusus terhadap Fadly . Mereka terkesan memberikan ruang dan waktu sejenak kepada wanita itu untuk menikmati waktu berdua saja dengan Fadly .

Sejak awal tiba di vila pribadi Sandra Tommy melihat mereka seperti menciptakan tempat untuk Sandra agar bisa senantiasa berdekatan dengan Fadly . Saat mereka makan siang tadi, tidak ada satu pun manusia yang duduk di sebelah Fadly kecuali Tania. Saat berfoto bersama, Tania selalu mengambil tempat di sebelah Fadly . Perhatian Tania, juga lebih banyak terpusat pada Fadly .

Berarti perasaan itu sudah tumbuh terlampau lama, tanpa pernah bersambut.

Mendadak, Tommy merasa nasib Sandra tak ubahnya bagai pungguk yang merindukan bulan.

"Alfons juga datang rupanya dan ngucapin selamat Lho Fad.." ucap Sandra yang sedang asyik melihat-lihat foto di galeri ponselnya, ketika membaca pesan masuk dari salah seorang lelaki yang masih menunggu jawaban cintanya.

"Alfons yang CEO itu ?" Fadly mengangkat kedua alis.

"Hmm.. " Sandra mengangguk dengan senyuman di wajah. "Menurut lo, dia gimana?" ia sengaja meminta pendapat Fadly , yang bahkan tidak pernah becus dalam urusan asmara.

"Lo nanya gue?" Fadly menatap heran.

"Ya kan lo sahabat gue dari lama. Lo tahu lah gimana cerita gue, kayak gue tahu gimana cerita lo sama deretan pacar-pacar lo itu. Gue sekarang udah empat puluh tahun Fadly . Mungkin udah waktunya gue mikirin hubungan yang serius. Menurut lo Alfons gimana?" Tania kembali mengulangi pertanyaannya.

"Kalo dia baik, why not?" jawab Fadly dengan mimik polos yang tanpa ia sadari kembali menorehkan kekecewaan di hati Sandra "Dari cerita lo, kayaknya dia baik. Mungkin lo perlu kasih dia kesempatan."

"Hmm gitu ya?" Sandra menekan bibirnya, berusaha menyembunyikan gurat kekecewaan yang mungkin saja akan terbaca oleh Fadly . Lelaki yang diam-diam ia puja setengah mati itu, bahkan tidak merasa cemburu.

"Lo udah punya segalanya Tan... " Fadly menatap kedua mata Sandra sambil menyandarkan punggung di bantalan sofa. "Lo sukses, mapan, cantiikk... Bohay.." Fadly memberi penekanan pada kata cantik dan bohay sembari menaikkan alis dan membentuk garis lucu pada bibirnya, membuat tawa Tania lepas begitu saja.

"Menurut lo gue cantik?" Sandra berlagak tidak percaya. Padahal hatinya luar biasa tersanjung hingga kedua pipinya terasa panas. Ini bukan pertama kalinya Fadly memujinya cantik atau mengakui keindahan parasnya. Namun tiap kali lelaki itu melakukannya, selalu terasa seperti baru kali pertama.

"Gue bohong," jawab Fadly kemudian dengan lirikan malas.

"Lanjut, lanjut.... " Sandra menggelayut manja di lengan Fadly . Ia bebas melakukannya kapan saja dan Fadly tidak akan merasa canggung. Jalinan persahabatan mereka memang telah terbentuk seperti ini bertahun-tahun lamanya.

Ia bebas mencubit pucuk hidung bangir Fadly saat lelaki itu menggemaskan. Ia bahkan bebas menggandeng tangan Fadly kapan pun ia mau dan Fadly akan menggenggam balik tangannya. Fadly adalah lelaki yang selalu menyediakan bahu jika ia butuh tempat untuk menangis. Mereka bertukar cerita suka duka seputar urusan pekerjaan juga asmara, saling bertukar peluh, namun tak pernah ada kata cinta .

"Apa tadi... lo sukses, mapan, menarik... " Fadly menatap dalam kedua matanya. "Lo cari laki yang kayak gimana lagi? Lo cari apa lagi? Hidup lo udah sempurna. Tapi kayaknya lo nggak butuh laki deh. Gue kok jadi kasihan sama Alfons... " Fadly kembali meledek.

"Gue juga bingung. Kenapa ya gue nggak pernah bener-bener tertarik sama mereka semua?" Sandra menghela napas panjang kemudian menatap langit-langit ruang tamu. Berharap Fadly menyadari isyarat halus darinya, meski itu terasa mustahil.

Mereka kini sedang berada di vila pribadi-nya yang berada di kawasan Puncak. Hari sudah menjelang larut malam. Masing-masing dari mereka sudah mulai mengantuk dan pergi ke kamar masing-masing. Namun, ia masih setia menemani Fadly duduk di sofa ruang tamu.

"Mereka semua menarik, mapan, oke lah. Tapi perasaan gue nggak bisa lebih Fad. Nggak tahu kenapa...? " Tania kembali menatap Fadly .

"Berkali-kali gue coba sama laki-laki yang berbeda dan berkali-kali gue gagal. Gue coba supaya rasa cinta itu tumbuh tapi tetep nggak... " Sandra tersenyum getir. Ia tahu, Fadly tidak akan pernah menyadari perasaannya yang terlanjur dalam pada lelaki itu.

"Setahu gue, mantan-mantan pacar lo baik. Sori, lo ada trauma?" Fadly mendekatkan wajahnya dan meneliti reaksi Tania.

Tania hanya bisa menelan ludah. Jarak mereka begitu dekat, sedikit lagi ia bisa merasakan bibir menawan yang selalu menjadi puncak imajinasinya menjelang tidur.

Pekerjaannya berat dan melelahkan, tetapi ia memilih bertahan demi tetap melihat Fadly meski ia tahu tidak akan jatuh miskin jika berhenti kapan saja. Fadly begitu dekat, tetapi juga terasa begitu sulit digapai.

Sandra mendekati wajah Fadly merekapun berciuman lembut dengan pinggul Samudra yang mulai bergoyang dengan lobang hangatnya penuh oleh daging tumpul Fadly sng Gigolo.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dinda sukmadewi

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku