I love u more, Mas Zaky!
-orang yang sibuk hendak menjemput rutinitas pagi m
ka pergi ke sekolah, berlarian membelah hujan dengan bekal payun
tepi jalan untuk berteduh, merapatkan kendaraan, dan berdiri menunggu hujan sedikit mered
nga-bunga dan pot dengan berbagai ukuran. Toko ini berada dileret ketiga dari kiri jika lewat simpang besar ara
ang kelabu, bisa dibilang seperti itu. Awan gelap yang berat karena mengandung air di
ang Penguasa Langit. Asalkan syaratnya terpenuhi, yakni sabar dan ikhlas menerima apa yang kelak akan terjadi.Satu pengajaran penting yang didapat dari ibunya, bahwa hujan yang turun membasahi bumi membawa rahmat Tuhan
sedikit terasa hangat disaat hujan sedang turun. Matanya tetap tajam menatap keluar jende
g plastik transparan ditangan kanannya. Kantong plastik biru itu sepertinya berisi bahan makanan, sepintas ada sayuran yang teramati oleh mata Tiara berada d
dak ada lagi anak sekolahan memburu pagi dengan mengayun langkah-langkah besar mereka berharap bisa cepat sampai ke sekolah. Sebagiannya
n apabila mereka melihat lampu jalan tetap menyala. Itu sebabnya belasan lampu jalan yang berdiri kokoh di seberang toko Tiara juga tidak dimatikan.Cuaca masih kelabu, tak ada lampu jalan yang dimatikan, hal ini sengaja dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan. Meski lampu jalan tak banyak
kemeja katun bermotif bunga-bunga kecil yang dipadukan dengan rok bahan bewarna hitam nampaknya sedikit tak tenang. Sudah jam delapan lewat d
un bekerja dengannya, bagaimana mungkin mereka lupa dengan prinsip kerja yang telah jelas Tiara paparkan? Tidak boleh terlambat, pen
a, dia juga tidak marah jika dua karyawannya tidak masuk kerja asalkan mereka memberi tahu apa al
sit niat dalam hatinya untuk menanyakan keberadaan Siska dan Dava saat ini, namun tidak mungkinlah dia nekad melakukan itu. Sekali saja dia melakukan
ir mineral, dan enam kursi tunggu yang menghadap ke dalam toko, untuk pelanggan yang sedang antri atau sekedar menemani teman mereka memilih bunga, jika penat, mereka bi
emari tersebut terlihat indah pancaran cahaya dari bunga mawar, lili, carnation, gerbera dan daffodil yang ditimpa kemilau kuning sin
enanam banyak tanaman hias di depan rumah. Lagian ayahnya juga tak keberatan dan merasa senang saat rumah kecil mereka dihiasi semerbak wangi bunga
epakat untuk tak masuk kerja dihari yang sama. Tak sabar rasanya menanti hari esok, untuk mengg
i itu di rumah sakit 26 tahun lalu. Sayangnya, si pemberi nama tak lagi bisa membersamai langk
ibunya tak lagi bisa memiliki anak. Dokter mengatakan keadaan ibu yang menderita hemofilia akan berisiko untuk melahirkan kembali. Melihat
a toko bunganya sendiri, Tiara berubah menjadi orang yang sedikit keras pada
a senada terlihat begitu sendu pagi ini. Kesalnya pada dua karyawan
lanan aspal yang basah menyapa hidung pejala
enatap kosong ke arah jalan raya. Tak tahu harus mengapa, malas u
ea putih yang masih berantakan, belum disusun menjadi buket. Tapi Tiara, yang suasana hati
merincing. Seorang pria memasuki toko, Tiara dapat melihat jelas siapa
enangkan, membuat Tiara sedikit terhenyak. Jarang-jarang ada pelanggan yang d
Si pria yang memasuk
wab patah-patah dan bergegas b
terlihat melipat payungnya dan menyandarkannya di t
Tuan." Tiara menatap ramah calon p
tu, ia sedikit memalingkan wajahnya ke arah kiri, seolah-olah melihat-lihat bunga y
a dengan kualitas terbaik." Tiara menyambut ramah, dia mendapat pem
ang mana, Tuan?" Ti
hanya mengeluarkan suara beratnya sambil
atnya dulu, atau izinkan saya menjelaskannya sedikit jika
Si pria me
t-lihat bunga atau..." Tia
nya." Si pria m
ar? Ayolaaaah, itu kesukaannya. "Kami saat ini menyediakan jenis Mawar Putri, Mawar Thalita, dan Mawar Mega Putih. Ketig
eorang." Si pria
ya dengan Tuan? Apakah orang yang san
hat Tiara dengan alis bertaut, membatin dala
nta maaf dan menjelaskan, "Maaf Tuan, saya tidak bermaksud untuk mengetahui tentang urusan pribadi anda.
ngkat, "Aku mau memberikann
ternyata orang yang romantis, sambil tersenyum, Naya kembali bersuara, "Kalau begitu saya sarankan anda untuk memberi
sedikit mematung. Ia tak menyangka, bahkan warna pun m
kan yang itu." Si p
atkan buketnya Tu
ungkusnya dengan kertas bermotif hati, lalu mengatur beberapa arah bunga agar menjadi buket yang sempurna indah. Tiara bekerja sangat cekatan, mengambil dua puluh tangkai Mawar Putri dan merangkainya menjadi buket. Ia mondar
as Tiara sambil berdiri. Ia menyampirkan satu tan
g. Hatinya gembira dengan kehadi
nnya pada si pembeli, "Ini pilihan yang tepat Tuan, karena mawar ini lebih wan
rimanya dengan tangan ka
menggunakan kartu, Tuan?" Tia
gsung mengeluarkan dompetnya
luh ribu," Tiar
tnya, mencari sejumlah uang
yambut rezkinya pagi ini sam
annya malah meletakkan uang yang diambil
annya malah meletakkan uang yang diambil
melipat senyumnya
alkan toko bunga itu, berterima kasih sekal
balik, hatinya terasa sejuk entah mengapa. Sudah la
e meja tempat menata bunganya, membereska
a ditempatnya semula, telepon pintar
dan membaca nama di layar telepon pintar i
Tiara menjawab sambil terus menyus
g bunda berkata singkat "Tutup
ibu sakit mendadak lagi?"
h dulu." Sang
mua baik-baik saja, sang bunda telah menutup sambungan tele
pulang mendadak? Kenapa hari ini perasaannya berub
cemas. Satu-satunya di kota ini keluarga yang dia punya hanya ibunya. Mana m
iap pulang, mengambil
t di tatakan payung di dekat pintu. Pembelinya tadi meninggalkan payu
berpikir hendak melakuka
hwa si pria pembeli itu meminta buket mawar untuk seorang wanita, maka Tiara langsung meletakkan payung itu seketika. Sepertin