Mirror of The Witcher
ik taplak meja bermotif bunga, sela-sela daun pintu, atau mungkin di bawah k
ah. Pasalnya, mereka tak bisa memberi tahu pada Tuan dan Puan bahwa
ri rumah sang pria. Tampaknya bisikan Fred lah yang membuat semua orang membisu-k
n pasti ada jalan lain," lirih Daisy, memecah k
rlalu mengada-ngada. Lagipula, Sarah hanyalah gadis biasa yang tidak terliha
ingat darimana dia berasal, lalu bagaimana caraku membantunya pulang?" t
bukan awalan yang bagus bagi gadis bersurai hitam. Ia mungkin sudah bisa merasakan fir
i pondokku hingga ingatannya kembali," ucap wanita tua dengan penuh ke
di sana. Si kepala desa belum ingin menjawab. Pria paruh baya
mengabaikan dua orang yang sedang beradu mulut itu. Ia menuntun a
rumah kayu milik Daisy juga rumah-rumah penduduk Desa Nereis di bawah tadi. Sama sepe
sy mengejutkan gadis bermata amber itu. Atensinya pada penjuru ruang terhenti, lantas beralih
elesaikan dengan kepala desa, aku akan menyusulmu sebentar la
ntas membawa kaki jenjangnya untuk keluar dari rumah berukuran besar itu. Jika su
itu di undakan terakhir yang berbatasan langsung dengan rumah-rumah penduduk. Tanpa m
ang itu agar mereka berhenti bersikap mengintimidasi, walaupun yang t
ebalkan seperti ini," gumam Sarah pada dirinya sendiri. Lagi
rlu mengabaikan mereka," ucap seseora
mata amber miliknya langsung bertemu dengan netra hitam legam
sang laki-laki sekali lagi pada Sarah yang masih saja membisu. Tampaknya ia
eolah yakin sekali bahwa sang gadis bersurai hitam akan men
g sang laki-laki tanpa ada keraguan. Barangkali kemuakannya
bukit kecil yang berbatasan dengan hutan belantara. Sarah masih setia mengekor di belakangnya semb
a yang membuat Sarah terkesiap. Hei, b
n di depannya kembali membuka mulut. "Aku tahu karena menguping pembicaraa
, Sarah sempat berpikiran bahwa laki-laki itu mung
," ucapnya
igel itu berhenti, lantas memutar tubuhnya untuk kemudian be
ntaran Rigel lagi-lagi bisa membaca pikiran
ah. Gadis itu berusaha mengusir pikiran tid
dukan dirinya di antara rumput basah, lantas menepuk ruang di seb
wahnya dari bukit kecil yang dipijaknya. Suhu udara kala itu tak sedingin kemarin malam. Kendati mentari sudah b
orang-orang itu?" ucap Rigel sebagai j
i menatap langit yang menaunginya. Jingga, merah, dan kuning ta
lalu seperti itu?" tanya
pan matanya. Bagi sebagian orang, itu mungkin sesuatu yang menyenangkan, tetapi tidak bagi seorang Sara
ereka jika ingin selamat," sahut Rigel tanpa menoleh sedikit pun. I
dapatkan jawaban itu dari laki-laki di sampingny
dak pernah mengerti apa yang sedang mereka pikirkan tentang kita," ucap Rig
lebih dulu membuka mulut. Jika mereka menatapmu tajam, kau hanya perlu tersenyum lembut. Percayalah, itu mampu membuat hati mereka melunak dan dengan senang hati akan menerima kehadiranmu," tungkas
a. Namun, gadis bersurai hitam itu terlihat mengelak. Ia tak mau menang
mau kemana
AMBU