Senja
hat sosok Senja di sana. Kemudian Alex merasa sedikit bodoh, karena bertindak begitu impulsif kepada perempuan itu, apa lagi ia melakukannya di kantor, di jam di mana para karyawannya past
gi di kantor ini begitu banyak penggosip, di mana banyak orang bisa menyebarkan gosip yang tidak
an Alex menarik napas dalam-dalam, dan berusaha menghilangkan getaran di tubuhnya. Saat ini yang Alex perdulikan adalah pengalaman menariknya, setelah ia m*nc*um Senja tadi
dirinya tersentuh dan terbawa perasaan bukanlah gayanya, karena biasanya para perempuanlah yang justru tergila-gila kepadanya, sementara Alex sendiri tak sedikitpun memiliki perasaan kepada setiap perempuan yang pernah ia sentu
am-malam, kenapa dia semarah itu? Apa lagi waktu pertama kali mereka berkenalan, Senja sudah bersikap sok akrab dengannya jika buka karena pergaulannya yang bebas, mana mungkin seorang perempuan kelayapan malam-malam dan bersikap welcome dengan lelaki yang baru di kenalnya? Ji
aksi sebaliknya? Apakah aku telah meny
sama saja? Alex yakin Senja hanya sedang bermain trik dengannya, dan dugaan yang dalam menilai perempuan tidak pernah
mbahkan akomodasi penuh kepada perempuan itu, misalkan mengajaknya jalan-jalan keliling eropa, dan membelikannya barang-barang branded. Dengan begitu Senja past
ajah lelaki itu seketika menggelap, mengingat kata hinaan Senja beberapa saat lalu, Kata-kata menjijikkan yang di ucapkannya, membuat Alex memiliki s
, kau akan datang merangkak padaku dan aku yang akan mempermalukanmu! Sampai kau
*
benar sangat marah, ia merasa terhina oleh perbuatan Alex, dan kebencian bahkan kesedihannya karena dia begitu t
Senja hanya bisa bersembunyi, dan dia masih menahan tangis di ruang sempit itu. Dengan gemet
seorang di sebr
malkan suaranya, agar Sasa t
soal Mbak, katanya kali mbak sudah selesai dar
bisa gak minta t
tolon
tas mbak ya, taruh di laci mbak. Kuncinya nanti tolong kasih ke Pak Sam, nanti
, apa lagi Sasa tahu ayah Senja sedang di rumah s
afael Alexander. Tadi beliau memintanya, dan ingin memeriksanya." Ucap Senja berbohong, padahal sejujurnya senja tadi lupa membawa berkas itu dengan berkas-berkas
ia ya Mbak." Ucap Sasa centil, menilai dari gelagatnya, Senja yakin gadis itu pasti begitu penasaran dengan CEO yang misterius seperti
iri dan keluar dari toilet dengan mengendap-endap memperhatikan suasana. Untung saja saat itu toilet sepi, karena memang saat ini sudah jam kerja dan semuanya pasti sedang sibuk dengan pekerjaan me