Alma: Tahanan Tuan Muda Yang Sakit
ari sembari membawa tas gendong yang cukup besar. Perempuan
Kali ini dirinya datang terlambat, beberapa menit lagi busnya aka
e Jakarta udah bera
dagang itu kepada bus yang s
kasih. Alma berlari sambil berteriak menyusul bus yang sudah mul
m, ia melihat sekeliling dan menemukan bangku yang
ng dan selamat datang
. Namun bagaimana lagi, tekat nya sudah bulat. Dirinya ingin mengubah
satu-satunya yang mereka miliki. Jika hanya didesa kehidupannya hanya itu-itu saja, te
mbungkam mulut orang-orang yang menghinanya juga dengan
Pnya pun HP kecil, namun ia bersyukur masih bisa dibuat untuk
arta, perempuan itu turun dan keluar dari area stasiun. Alma berjalan di p
angit yang berjejer. Jika di desa Alma hanya bisa melihat potret gedung dari TV atau koran saja, sekarang dirinya
ahutan dan juga kendaraan yang berlalu lalang, udaranya tak sesejuk dides
Perempuan itu berhenti di pinggir dan melihat kearah kanan kiri,
ring mengagetkan dirinya. Alma kaget dia menoleh ke samping te
*
bernama Rosalina Bramana, diusianya yang sudah menginjak kepala 4 tak membuat wajahnya kelihatan
irinya sudah berumur 46 tahun. Rosa mengendarai mobilnya dengan
brang jalan, dirinya langsung menginjak rem. Seketika mobilnya
Wanita itu melepaskan sabuk pengaman dan keluar. Pemandangan pertama
apa?" ta
h Rosa. Perempuan itu tak ada luka sama sekali, h
wa perempuan itu kepinggir jalan tak lup
ma," ujar perempuan itu
a. Dan maaf hampir menabrak
ga nyebrang tak lihat
saya tante, umur saya s
gaanya salah beliau sudah berumur empat 48 tahun. Jika dilihat-lihat wajahnya sanga
dirinya yang akan disalahkan namun ternyata duga
" tanya Rosa setelah melihat Alma me
kontrakan," balas Alma jujur, tanganny
ntan maaf saya," ujar Rosa, sebenarnya ia ka
warannya," balas Alma, ia tak mau merepotkan
ah ngak papa. Sekarang saya y
aat ia baru duduk dikursi penumpang. Rosa mengambil air mineral dan memberikan kepada Alma, Alma me
siap ia melihat kebelakang. Namun saat dirinya ingin menanca
t Alma lihat jika raut wajah Rosa berubah
kamu cari kontrakan. Anak tante lagi sakit dan tante h
un?" tanyanya, ia berfikir Rosa buru-buru untuk pulan
t tante pulang saja," balasnya,
tak tau dimana ada kontrakan yang pas, jadi lebih baik dirinya menunggu Rosa saja. Ketimbang terses
memfitnah, ia hanya waspada saja. Apalagi banyak sekali