Harapan yang Pupus
masuk SMA. Belum tahu kemana Bibi akan memasukkan ku ke sekolah mana. Aku tidak ada permintaan. Semua sekolah sama saja bagiku. Aku menyerahkan seluruhnya keputusan
cerah? Memangnya aku punya masa depan yang cerah? Membuatku ingin tertawa lagi. Dari umurku sepuluh tahun, aku merasa masa depanku akan semakin cerah.
ku sempurna, seperti gambar pada album ini. Penuh tawa dan juga kebahagiaan. Mu
u sangat pandai memasak, meski ia jarang memasak untuk kami karena sibuknya. Dalam seminggu aku rasa ia tiga atau empat kali dalam seminggu akan memasak untuk kami, sedangkan hari yang
Kamera, jaring layang-layang, mikroskop adalah hal keharusan yang harus ada. Kami ha
slinya. Mungkin itu hanyalah inisial saja. Aku tidak pernah bertemu dengannya. Mereka hanya mengirimkan kupu-kupu yang me
umatera dan masih banyak lagi. Kami juga pernah keluar negeri. Tapi, hanya beberapa bagian negara Amerik
ak membuatku homeschooling saja? Apa mungkin karena internet yang tidak ada sinyal di beberapa daerah peda
t umur lima tahun, aku tidak merasakan adanya kesulitan. Tapi, enam tahun ke atas, itu terasa berat karena banyaknya teman-temanku yang mengejek. Ibu berkata kepadaku se
gan benar. Aku dilatih oleh ayah untuk mengucapkannya dengan baik. Ia berkata bahwa namaku adalah nama terindah di Bumi. Karena itu, nama itu harus diucapkan dengan benar. Jadi, saat aku berumur lima tahun, aku sudah bisa mengatakan 'r' dengan baik
memanggil dengan nama Cithaerias. Tapi, semua itu berujung pada kekecewaan. Anak sekolah dasar pasti sulit mengatakan. Akhirnya mereka memanggilku dengan nama panggilan ora
atau mengejek. Aku adalah salah satu korbannya. Sebenarnya, aku tidak ingin membuat masalah. Aku diam saja meski mereka membuat n
perti mereka. Aku menatap mereka saja, tanpa mengatakan apa-apa. Tak ada tangisan untuk hal-hal seperti itu. Tak ada pukulan atau membalas den
hku berkata bahwa aku tidak akan bertemu mereka lagi karena kami akan berpindah-pin
a pertama. Aku selalu juara satu saat sekolah dasar. Aku memamerkan senyumanku saat menerima piala di depan seluruh murid yang sedang berbaris. Ayah dan Ibu m
ak selalu ada taman bermain di desa yang terpencil. Jadi ayah menyiapkan video yang menunjukkan seorang anak kecil yang sedang bermain ditaman bermain. Aku tidak ada pilihan lain. Aku menontonnya bersama dengan ayah. Ini hanya terjadi seka
da di sana. Keluargaku lengkap. Mereka tidak pernah meninggalkanku. Mereka tidak perna
itu. Apa ayah dan ibu tidak memiliki keluarga? M