icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Marriage and Dessert Brief

Marriage and Dessert Brief

Penulis: Media Lely
icon

Bab 1 IDE GILA

Jumlah Kata:2240    |    Dirilis Pada: 20/11/2022

RR

fé, Pukul

mengumpatiku tanpa ampun. Reza, sepupuku yang begundal pasti langsung menyengir mesum dan terus meledekku bahkan hingga ribuan tahun lagi. Apalagi Mama, sudah dipastikan

negak bir kedua yang dipesannya dalam waktu satu jam ini. Selain pemabuk berat, teman SMA-ku ini juga terkenal brengsek, terlebih rekam jejaknya dengan tindakan amburad

"Ya mau gimana lagi, toh aku terlan

mengiyakan ajakan Bram untuk nongkrong di café semi klub malam yang sudah melegenda di kota kecil ini. Di banding tepat lain, mungkin ini tak se-ekstrim bar karaoke remang-remang, tapi jelas bukan tempat yang pantas untuk mengundan

nganku yang kukira Dewi keajaiban namun berubah menjelma menjadi Dewi kematianku. Selama ini aku berlagak tak terlalu terpengaruh dengan kegagalan pernikahanku yang bisa dibilang dramatis dibanding tragis berkat terpaan pemberitaan media. Seolah aku tak boleh menyerap memar yang menghantam

r-besarkan ini, melainkan tatapan Mama terutama Mas Aga teramat mengangguku. Raut wajah keluargaku yang saling bergantian memamerkan kecemasan dari hari ke hari. Jelas, ini sangat menyiksaku. Maka, tak heran dengan gegaba

melihat sesosok perempuan ramping dan jangkung berjalan cepat ke arah meja kami. Jelas, dia tak mampu menutupi langkah kikuknya menembus kepadatan pengunjung klub yang berjubel heboh di ruang tengah lantai dansa. Mendadak aku meringis dan berkerut

ah datang Dav? Duduklah,"

jawabnya sinis, menegaskan

yang ada di depan kami dan atmosfer tegang di antara kam

ar nyalang mengingatkanku bara amarahnya jelas masih menyala.

nempatkan Davinka pada situasi yang mengharuskannya membentengi wajahnya dengan masker bahkan kepala juga rambutnya kini

gkat dulu telepon dari hottest langgananku kayaknya dia udah stay di pintu belakang. Biar kusamperin staff yang ngurus d

rdiri menegang. Tatapan tajam Davinka masih terasa seperti menusuk-nusuk perutku. "Sorry,

buat kongkow sama temenmu t

sendiri!" balasku terdengar

eras saat berjalan menyerupai benteng bagi Davinka sebisaku, tapi nyatanya beberapa tangan menemukan celah untuk memuaskan rasa penasaran mereka mencoba meraih penutup masker di wajah Davinka juga tudung yang di tempat atraktif ini jelas teras

lagi" sentak Davinka sambil melangkah mendekati pintu masuk yang mulai berjubela

buruk lagi seperti beberapa detik lalu. Sesampainya kami berada di parkiran luar, aku hampir m

parkiran basement setelah kita udah di lu

ungi dulu Pak Anwar biar

balik dengan kondisi teler, kamu nyuruh P

ran seperti apa? Aku akui m

ahu itu!" Nada suar

berdua mengulur waktu di parkiran luar seperti ini. Davinka bisa saja meledakkan amarahnya dan selanjutnya kami menjadi tonto

gka kamu mengajakku ke tempat

elasin habis ini.

k pernah salah. Kamu lebih

rapa oktaf, membuat beberapa pasang

berpendidikan. Kita nggak seharusnya bertengkar di

rpendidikan jelas takkan men

ara klakson dan lampu mengedip dari mobil yang

eperti pria brengsek. Tapi, lakukan setelah kita masuk ke dalam mobil. Aku akan menyuruh Pak Anwar memesan taksi online, kita perlu bicara bany

suatu tempat lebih dulu. Mendapati jam kerjanya hari ini resmi berakhir, Pak Anwar dengan sumringah menerima beberapa

lam belum?" tanyaku sete

dah makan atau belum?

alau sekarang kamu mau mara

empat kayak tadi. Ketiga, aku setuju kita bakal berteman, dan sebagai informasi jenis pertemanan bebas seperti mengunjungi tepat klub atau tempat nyeleneh dan kelam seperti

ecewakan" lebih halus dibanding tingkah kon

bodoh berjalan di tempat yang terlarang dalam kamusku, tapi setelah kupikir lagi kenapa aku harus membuang energi dan

da getirnya, "Kamu berhak

mbuatnya salah paham. Selan

r, ya," Segera aku menepikan

pon Davinka m

aat ini. Peduli setan dengan egoku untuk menutupi keadaan kacauku sekarang. Aku harus mengungkapkannya kepa

waran Bram dan interogasinya yang menganggu soal rasa penasarannya terhadap berita hubunganku di media akhir-akhir ini. Lalu, kupikir saat kamu memberitahuku sedang di toko buku tak jauh dari tempat kl

gelisah. Suara kesahan Davinka yang keras membuatku mendongak. Davinka beralih mena

enarnya aku cukup risih melihatmu menghabiskan waktu bersama temanmu di tempat seperti itu. Dipikir lagi, memang

ku, aku janji kejadian i

berusaha kita kunci jauh dalam diri kita, seolah mereka berhak membuka

h, mungkin bagi mereka itu me

bagi mereka dan jelas

di antara kami mencair, le

a mencengkeram kuat lengan kiriku. "Kita mau ke mana sekarang

ebanyakan resto juga tutup. Ada yang perlu aku obrol

begitu,"

an berani nyulik kamu, D

puas menggoda Davinka, kami sudah duduk di salah satu sudut meja warung tenda. Aroma gurih dari beberapa pengorengan menu khas lalapan cukup menerbitkan selera makan kami berdua. Usai memesankan Davika menu ayam panggang dan ayam goreng

an, Dav,"

ngobrol soal apa?"

am gelasnya hingga berdenting pelan, "Dari tadi kamu n

mata Davinka lekat memand

ta menik

letupan api yang mendadak di mata Davinka. Aku menelan ludahku yang terasa pahit, gugup menunggu reaks

bilang kamu tipe cowok ant

ka justru terlihat lebih pad

an konvesional bukanl

lis eksotiknya

an pernikahan kontrak."

inka terlihat mengerikan, kedua matanya bergerak gelisah dan mulutnya sempurna melongo lebar. Jelas, ini reaksi yang seharusnya kulihat sejak aku mulai me

gak waras, Ren." sem

i yang kutaksir bakal kudap

a dan apatis skeptis soal

ya jalan meyakinkan Davi

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka