Terjerat Gairah Semu
lah tanpa sekat. Suara ranjang yang berderit terdengar cukup kencang saat Guntur mendorong dan menarik pinggulnya secara teratur. T
g meledak-ledak dalam dada tanpa merasa lelah, seakan berlomba sal
wanitaan Dara dengan pola teratur, Guntur tampak mulai mempercepat gerakannya. Sesuatu d
ntur, semakin lama hentakannya semakin kencang, hingga akhirnya tubuhnya menegang untuk sesaat,
gil nama Farhat dengan cukup kencang, "Sssssshhh ... Aaaaahhhh ... Farhaaat! a-aakuu mau ke-keluaaar!" Teriak Dara tanpa sadar. Alam
iba-tiba mendidih penuh amarah. Dengan tergesa-gesa Guntur segera mencabut
an yang sangat memuncak itu, meluap hingga membunca
adi!" Teriak Guntur tidak bisa menahan amarahnya. Tiba-tiba ia meledak dengan sempurna. Kedua tangan Guntur kini sudah dilet
di atas dada menutupi kedua bukit kembarnya, sedangkan kepalanya
a ga- gak ber-bermaksud be-begitu, Pa," ucap Dara terbata-bata, ia nampak terkes
persis dengan suara mendesahmu barusan! Sebenarnya aku sudah curiga ... dasar wanita jalang gatal!" Maki Guntur. Suaran
gi, semuanya sudah terbongkar akibat kebodohannya, sepertinya ia terlalu mengkhayati alam imajinya sendir
likasi berbagi pesan miliknya. Guntur dengan mudah menemukan ruang chat antara istrinya dengan Farhat. Betapa rasa sakit itu begitu mengiris hati Guntur.
mata Guntur tampak semakin merah menyala menahan rasa benci dan amarah, hatinya kini benar-benar kusut, sekusut rambut dan raut
ata, Dara akhirnya meng
harus berkata apa. Dara sudah pasrah, apapun keputusan suaminya harus ia hadapi sebaga
ng tidak menentu. Perlahan, ia menarik napasnya, berusaha mer
ini, besok aku akan segera urus perceraian kita," ucap Gun
rasa sudah gagal membangun rumah tangganya. Kini ia akan melepa
u hanya bisa membawa mobil pemberian orang tuamu saja, aku
yang te
sangat menipis. Tidak mungkin ia kembali ke rumah orangtuanya yang sudah berpisa
ran tangan yang akan ia terima, tetapi gamparan kerasa dan makian amarah yang meledak-
t menuju tepian ranjang dan
erlena dengan alam imaji dan dunia khlayal yang ia ciptakan sendiri. Dan ketika khayalannya menjadi nyata, Dara semakin
bibir Dara saat ia bangkit dan berdiri, b
, dari kedua matanya nampak beberapa
la kemarahan dan kekecewaan dalam diri. Ia sama sekali tidak menyangka Dara akan berbuat senekat itu.
jangan khawatir, secepatnya aku akan urus perceraian kita. Aku tidak dapat menerima pengkhiantan yang t
h menjamah tubuh istrinya dengan brutal dan membabi-buta. Tetapi hal itu tidak akan pernah bisa meng
, menyusuri ruang tengah hingga ke depan rumah y
ency, menemui Farhat dan menceritakan semuanya. Dara berharap Farhat dapat m