Istri yang Direndahkan
juta sudah cair dan masuk ke dalam ATM pria itu. Cicilan sebesar satu ju
i taman, seorang wanita
tu. Haidar yang dipanggil, langsung menoleh ke atas
elihat sosok wanita yang dulu pernah menja
apain di sini
at lebih cantik dari sebelumnya. Rambut yang terurai panjang dan pakaian
gumu di rumah!" batin Haidar yang
duduk di taman, Indri malah duduk di sebelah Haid
enapa aku nggak bisa lupain kamu setelah itu," t
ar kembali mengingat, betapa sakitnya ket
at bahwa pria di hadapanku adalah pria yang baik! Kamu mau memaafkan
sudah beristri, tidak seharusnya aku melakukan ini, bukan?" Haidar berusaha u
pan?" Wanita itu mendongak
u akan menjadi ayah. Maka dari itu, kebetulan sekali kita bertemu di s
sama kamu." Ia mengerucutkan bibirn
e
Ia tidak menyangka bahwa wanita cantik di hadapannya itu m
aidar yang hanya
?" Indri menyodorkan ponseln
dar selalu di rumah terus dan terkadang merasa bosan, mungkin bisa s
p lama, hingga Haidar melihat In
ngkap wanita yang akan t
u kambuh, panas ini juga sangat menye
tanya Haidar kepada Indri
atan?" Indri bert
ng denganku, siapa lagi yang akan a
leh Haidar. Pria itu meminta Indri untuk
ampai di sebuah hotel. Hal itu jelas
i hotel?" tanya Ha
malas pulang ke rumah." Indri membuat a
Haidar hanya menoleh ke kanan dan ke kiri saja. Ia tidak percaya bahwa ia akan masuk ke hot
artu, Haidar membawa wanita itu masuk ke dalam kama
enarik tangan pria itu. Haidar jelas kini berada di atas Indri. Matanya tid
ian Indri yang begitu ketat dan terbuka. Sebagai seorang
ini?" bisik Indri di dekat telinga H
at bibir merah merona wanita itu. Ia berusah
n merasa bersalah jika aku melakukan ini kepada wanita l
perangkap Indri yang
nmu. Aku mau melakukan dan memberikan apa saja u
inta uang kepada Indri. Namun, akal sehatnya jelas tidak m
lik celana Haidar yang sudah mengeras. Indri tertawa kecil, k
agi, aku tahu kau
ngan kanan Haidar dan melet
dak benar, langsung melepaskan
Aku tidak bisa!" Haidar
mu berapapun kamu mau. Kam
elalakkan matanya dan bertanya-tanya, b
online. Benar, bukan?" Indri tersenyum kecil
lagi dan hanya bisa pasrah. "Maaf! Aku harus
hubungi ya!" teriak Indri yang melihat Haidar keluar dari ka
otel dan berusaha untuk pergi dar
itu sih!" gumam Haidar yang sudah ada
r, terbesit jawaban "Iya" dari a