Truth, Faith, and Love
adapanku!" ucap Ruby yang mulai kesal dengan modelan pria-pria seperti i
di dinding yang ada di sebelah kanannya sejenak. 'Please By, jangan mabuk dulu ... kamu harus mengantar Millene
satunya menarik Millene. Ruby berusaha menarik Millene kembali, tapi rasanya tubuhn
alian ke tempat tidur yang nyaman." ucap pria berjenggot tipis sambil menyudutkan Ruby ke dinding. Mendenga
rot Ruby sambil sempoyongan dan berpegangan pada sebuah lemari kaca yang ada di dekat sana. Ruby yang tadinya
t tidak terima, lalu hendak melayangkan tamparannya ke wajah Ruby. Ruby yang sudah terlalu pusing dan sudah tidak bis
rasakan adanya pukulan di wajahnya, bahkan wajahnya tidak tersentuh sama sekal
ggunakan kaos putih dengan cardigan navy, dan sepatu sneakers putih bercorak tosca. Pria tersebut menolongnya dengan memuku
ya itu sambil memegangi kepalanya yang sudah terasa sangat berat. Ruby melihat Millene terdu
tubuhnya sudah ambruk. Sebelum benar-benar jatuh pingsan, Ruby merasa ada seseorang
sa kekhawatiran di dalamnya. Ruby tadinya ingin merespon panggilan itu,
nyorot ke matanya. Dia mengulet lalu membuka matanya perlahan. Di lihatnya langit-langit kamar ter
kasurnya ... aroma ruangan yang di penuhi bau lavend
amar hotel. Dan dia juga menggunakan piyama tidur, bukan telanjang. Dalam pikirannya, dia p
h bingkai foto yang di dalamnya ada foto dirinya dan kedua orang tuanya. Ruby langsung t
itu." gumamnya jadi bingung sendiri. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu di ketuk dan
ngan suara khasnya yang sedikit melengking kalau sedang khawati
ah?" tanya Ruby dengan w
m itu? Saya harus bilang apa ke nyonya dan tuan, bisa-bisa saya langsung di pecat. Jantung saya aja rasanya se
inumnya. Aku janji gak akan bikin posisi Bi Ai terancam lagi. Jantungnya udah bisa di ambil kalau
mabuk setidaknya teman nona harus ada yang sadar jadi bisa mengantar nona pulang dengan selamat. Unt
enerka-nerka meskipun sebenarnya tidak yakin. Karena menurutn
ang. Habis menidurkan nona di
m di bar. 'Apa iya itu Jose yang menolongku? Kok rasanya agak beda ya?' batin Ruby penasara
gak kencang. Dan masuklah Jose dengan tegesa-gesa dan wajah khawa
ik-baik aja. Jangan kayak o
ya bercanda. Tapi syukurla
i merepotkanmu." ucapan Ruby justru membuat Jose memasang wajah sedikit bingung. Padahal
anpa banyak protes. "Iya, aku melihatmu mabuk. Kebetulan aku ada disana dengan temanku, w
kamu udah repot-repot men
u demam By." ucap Jose sambil menempelkan punggung tangannya
ia pasti akan langsung demam." sahut Bi Ai memberitahuka
sa begini. Istirahat sehar
u. Toh, gak ada jadwal yang urgent kan? Kamu
ada kuliah? Jadwal kuliah mah
rajin-rajin ikut kelas. Apa
tapi
erawat kamu ... seharian!" Ruby hanya bisa diam tertegun mendengar pria di depannya itu. Bi Ai
*