PESONA CEO TUAN MUDA JIGAR
alnya untuk datang ke perusahaan Gio Chocolat
n itu. Tak tahu kenapa, dia merasa sangat bersemangat dan berharap jika
nusia dengan segala kesibukannya masing-masing. Mereka tampak antusias melakukan pekerja
g. Sesekali Tera mengusap keringatnya tatkala keadaan tubuhnya benar-benar gerah. Saat menunggu lampu
elah berganti warna, dia segera memacu motornya lumayan
gajukan lamaran ke berbagai tempat, agaknya ada sedikit kekhawatiran tentang bagaimana d
kali ini tak memberikan jawaban yang menyenangkan untuknya. Meski sebelum itu dia tak berniat dan tak ingin meninggalkan keluarga kecilnya, n
pas pulang dari dengan hasil yang kosong, Tera merebahkan dirinya di atas kasur
ngan baik meski ada kecil kemungkinan bagi dirinya untuk tetap
n pos satpam perusahaan Gio Chocolate. Nampaknya, perusahaan itu tel
khas pelamar kerja, salah seorang satpam
lam
ngajuan itu. Sejujurnya, ada keringat dingin yang tiba-tiba menyerang wanita itu dengan cepatpenduduk milik wanita itu. Dengan cepat, Tera mengangguk sambil tersenyum mendengarnya. Seb
mari," satpam itu membukaka
tentu Tera
nterview se
. Ma
m tadi mengatakan beberapa hal kepada temannya sambil menunjukan sesuatu di dalam ponsel. Meski Tera tak tahu apa yang mereka
aiannya agar terlihat rapi. Dia juga sedikit gugup tatkala melihat ada beberapa
ng lumayan membanjiri pelipisnya perlahan mengering saat dia menginjakan kaki masuk ke dalam
ti akan ada yang memanggilmu unt
alanya. Dia juga turut menyilakan saat sat
a setiap waktu. Apalagi jika ada waktu istirahat, dia yakin ruangan ini akan lebih nyaman untuk dijadikan sebagai tempat menyendiri karena suasananya yang menyenangkan. Mungkin, dia juga akan tertidur karena ke
itu, perhatian Tera terpecahkan saat ponselnya
tang, Tera bergegas membuka tas
al
" seru suara itu
a. Kenapa
di
sedang siap-s
emoga ada ka
senyum. "Kenapa,
. Tera memeriksa ponsel dan mendap
kan depan pintu, takut jika ada seseorang yang mas
iy
a ke
Mama baik-
Kenapa
Sekarang, kau persiapkan saja dirimu untuk bertemu p
ap
ka pintu itu dan menyapa w
a," Tera
itu menyilakan Tera untuk
m tas. Tanpa lama, Tera akhirnya mengikuti wanita itu berjalan dari belakang. Dia tak tahu akan dibawa kemana lagi. Namun saa
epada Tuhan agar semuanya bisa b
as mengetuk pintu dengan sedikit ragu dan hati-hati. Tera masih terus berusaha t
kemudian menyautnya