Cinta Pertama CEO Tampan
i dari sana. Dengan terburu-buru, wanita itu segera mengunci pintu dan be
. Dia meminta izin untuk duduk di pos sambil meng
merasa kepana
menghidupkan kipas angin. Tak lupa dia jug
g hati. Keringnya tenggorokan seketika basah ke
kasih kepada Pak Dahlan karen
pa direktur itu selalu datang s
i hitam lantas menggelengkan kepala, "Tidak, Bu. Ini baru kali pertama direktu
ambil sesekal
udah ibu bers
res pokoknya,"
dikunci
awab Lyn d
Tentang hal ini sudah saya ajukan ke bu Laras. Mungkin
alak, "Ser
an sebagai tempat istirahat direktur. Biasanya jika dia ingin sendiri, dia masuk ke ruangan itu untuk menenangkan diri. Kami sama sekali tak menyangk
an cerita itu
ibu sudah benar-benar diterima di sini. Namun sepertinya bukan
yang mana?" tanya Lyn
Pak Di
engan
ng pakai
"Perasaan semua orang yang
tapi, selama ibu membersihkan ruanga
A
rapi tiba-tiba mendatangi mereka
lam kepadanya. Mereka tampak akrab satu sama lain dan sesekali
ng tampak sunyi dan sepi. Sesekali dia juga memeriksa ponsel untuk
Dahlan kemudian, "
erdua. Tak lupa, dia juga memberi senyum kepa
ibu dipanggil
embulat dan jantungnya sek
isa? Saya buat
u saja, bu. Ada tahap akhir y
akang. Kali ini, mereka berjalan menuju pintu depan hingga membuat Lyn merasa gugu
senang jika dijadikan sebagai pusat perhatian seperti itu. Lututnya
w lagi pak?" tanya Lyn ke
ya
n dire
gangguk tanp
n kirinya yang terlihat sepi. Dia masih tak tahu akan dibawa kemana karena pria it
itu membuka pintu da
nt
an ruangan tadi. Agak sedikit ragu, Lyn masuk sambil mengucap salam. Dia j
tu kemudian pergi meningga
tuk seluruh proses ini. Dia selalu yakin jika Tuhan a
seru seseorang d
arah suara itu. Dia masih terus menundukkan kepala kare
cap pria itu
kutinya,
n. Ketika wanita itu mengangkat kepala, alangkah terkejutnya dia
lihat name tag yang tersimpan di depan me
ngan hati-hati. Saliva seakan berat ia telan ketika sadar bahwa pria
pria beruban dengan postur tubuh kekar, berisi dan tinggi semampai. Lyn kira,
, apa yang Lyn
n tubuh ideal. Kulitnya putih bersih men
, jadi
nya, "Selamat datang, Bu Lynaf Arits
terlihat grogi, "Maafkan saya jika saya menghiraukan bapak tadi. Sa
aya justru senang melihat cara
lega, "Teri
ia membacanya satu persatu kemudian mengangguk, "Beso
?" Lyn terl
bukan clean
tiba-tiba mengen
delapan. Saya akan me
.